backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gondongan pada Anak, Ketahui Gejala hingga Cara Mengobatinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 24/06/2024

Gondongan pada Anak, Ketahui Gejala hingga Cara Mengobatinya

Gondongan merupakan salah satu penyakit menular yang sering menyerang si Kecil. Untuk mencegah penyakit ini, anak perlu mendapatkan vaksin saat ia masih bayi. Berikut penjelasan lengkap seputar gondongan, mulai dari gejala pada anak dan bayi sampai pengobatannya.

Apa itu gondongan?

Gondongan adalah salah satu penyakit menular yang menyebabkan demam serta bengkak pada kelenjar ludah di mulut dan dekat telinga. 

Kondisi ini berbeda dengan gondok. Gondongan atau parotitis atau mumps adalah penyakit karena virus. Sementara penyebab penyakit gondok pada anak adalah kekurangan zat gizi yodium.

Mengingat penyebab gondongan adalah virus, maka penyakit ini bisa menular yaitu melalui air liur (ludah).

Namun, gondongan tidak lebih menular daripada campak atau cacar air. Orang yang memiliki gondongan bisa menular pada dua hari sebelum gejala muncul sampai enam hari setelah gejala berakhir.

Gondongan biasanya menyerang anak usia 2—14 tahun. Anak usia kurang dari 2 tahun, terutama kurang dari 1 tahun biasanya sangat jarang menderita penyakit ini. 

Hal ini mungkin karena anak usia kurang dari 2 tahun masih memiliki antibodi yang baik dari ibunya.

Tanda dan gejala gondongan pada anak

obat gondongan pada anak

Gejala penyakit ini bisa berbeda-beda pada setiap anak. Kemungkinan gejala akan terlihat 16—18 hari setelah si Kecil terpapar virus penyebab gondongan. 

Gejala gondongan pada anak yang umum terjadi, yaitu

  • demam pada anak lebih dari 38 derajat celcius,
  • sakit kepala,
  • penurunan nafsu makan
  • anak merasa tidak enak badan,
  • rasa sakit pada telinga atau wajah,
  • sakit semakin parah saat mengunyah, 
  • nyeri parah ketika makan makanan asam yang meningkatkan produksi liur,
  • pembengkakan pada salah satu kelenjar ludah dekat telinga, dan
  • terkadang anak bisa mengalami pembengkakan pada kedua kelenjar ludah di pipi kiri dan kanan.
  • Bila melihat rangkaian gejala gondongan, pipi si Kecil mulai bengkak ketika 2 hari setelah gejala pertama. 

    Tidak ada perbedaan antara gejala gondongan pada anak dan bayi. Bila ibu menemukan tanda-tanda tersebut pada si Kecil, sebaiknya segera hubungi dokter.

    Penyebab gondongan pada anak

    Penyebab penyakit gondongan adalah virus bernama paramyxovirus yang menyebar dari satu anak ke anak lain.

    Penyebaran virus paramyxovirus terjadi melalui kontak langsung dengan cairan dari hidung dan tenggorokan. Ambil contoh, teman yang terinfeksi bersin lalu memegang tangan anak.

    Virus yang terinfeksi juga bisa menyebar lewat udara, pemakaian alat makan bersamaan, dan percakapan yang sangat dekat, sehingga bisa terhirup oleh orang lain. 

    Anak bisa tertular selama 7 hari sebelum gejala muncul dan menularkan kepada anak lain selama 5—9 hari setelahnya.

    Faktor yang meningkatkan risiko anak terkena gondongan

    Mengutip dari Cedar Sinai, anak yang tidak menerima vaksin MMR dan terpapar oleh orang yang terinfeksi sangat berisiko terkena gondongan. 

    Berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),vaksin MMR sudah bisa anak terima saat ia berusia 15 bulan.

    Vaksin MMR bisa mencegah anak dari tiga penyakit menular, yaitu measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella (campak jerman).

    Komplikasi yang bisa terjadi akibat gondongan

    Jika tidak mendapat penanganan yang baik, gondongan pada anak bisa menimbulkan komplikasi, walau memang sangat jarang terjadi. 

    Virus gondongan memang menyebabkan peradangan pada kelenjar parotis, tetapi virus ini juga dapat menyebabkan peradangan pada bagian tubuh lain.

    Peradangan pada bagian tubuh lain yang dimaksud seperti otak dan organ reproduksi, sehingga gondongan bisa menjalar menjadi komplikasi.

    Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat gondongan adalah sebagai berikut. 

    • Orchitis, peradangan pada testis.
    • Meningitis, peradangan pada selaput sekitar sumsum tulang belakang dan otak.
    • Ensefalitis, peradangan pada otak.
    • Pankreatitis, peradangan pada pankreas.

    Sebelum menjadi komplikasi, ada baiknya orangtua segera membawa anak ke dokter ketika menemukan gejala.

    Diagnosis

    Sama seperti penyakit lainnya, dokter harus mengetahui dengan jelas penyebab pembengkakan pada kelenjar air liur untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. 

    Dalam pemeriksaan awal, dokter akan mengevaluasi gejala gondongan apa saja yang dirasakan. Anda mungkin akan disarankan melakukan tes darah untuk mengetahui apakah benar pembengkakan disebabkan oleh virus jenis paramyxovirus atau virus lain. 

    Pasalnya, pembengkakan kelenjar air liur juga bisa menandakan penyakit lain. Jika dari tes darah diketahui penyebab pembengkakan bukanlah infeksi virus parotitis, Anda mungkin mengalami penyakit lain seperti:

    • Tersumbatnya kelenjar air liur
    • Amandel (tonsilitis)
    • Kanker kelenjar air liur
    • Sindrom Sjögren
    • Efek samping penggunaan obat diuretik tiazid
    • Sarkoidosis
    • Penyakit kelainan atau gangguan pada IgG-4

    Pengobatan gondongan pada anak

    adenoidektomi

    Mengingat gondok dan gondongan pada anak adalah dua penyakit berbeda, maka cara mengobatinya juga tidak bisa ibu samakan.

    Perawatan dan penanganan penyakit gondongan pada anak dan bayi tergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan si Kecil. 

    Namun, hal yang pasti adalah si Kecil tidak akan menerima antibiotik karena penyebab penyakit gondongan karena virus, bukan bakteri. 

    Untuk pengobatan pertama yang membantu meringankan gejala, orangtua bisa melakukan hal ini.

    • Memperbanyak istirahat.
    • Minum banyak cairan.
    • Minum obat penurun demam (acetaminophen atau ibuprofen).

    Obat gondongan untuk anak bisa ibu sesuaikan dengan usia si Kecil. Sebaiknya tidak memberikan ibuprofen pada bayi gondongan yang berusia kurang dari 6 bulan. 

    Ibu juga bisa memberikan obat gondongan alami yang aman untuk anak.

    Namun, sebaiknya konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan obat dan penanganan yang tepat.

    Cara mencegah gondongan pada anak

    Vaksin MMR adalah cara mencegah penyakit ini. Berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin MMR bisa anak terima saat usia 15 bulan. 

    Kemudian jadwal pemberian vaksin ulang pada saat usia anak 5—6 tahun. Vaksin untuk mencegah penyakit gondongan bersamaan dengan penyakit campak dan campak jerman (rubella)

    Setelah menerima vaksin ini, kemungkinan untuk terkena gondongan sangat kecil.

    Hal ini karena dalam tubuh anak sudah terbentuk antibodi untuk melawan virus penyebab gondongan (jika virus masuk ke tubuh si Kecil). 

    Oleh karena itu, pemberian vaksin gondongan penting untuk bayi dan anak-anak agar angka penyakit gondongan di Indonesia berkurang.

    Pemberian vaksin MMR yang merata dapat memperkecil kemungkinan anak yang terkena tertular gondongan.

    Pada akhirnya, penyakit gondongan bisa sangat langka di Indonesia.

    Kesimpulan

    • Gondongan termasuk salah satu penyakit menular pada anak. Kondisi ini bisa ditandai dengan demam yang disertai bengkak pada kelenjar ludah di mulut dan dekat telinga. 
    • Penyebab gondongan adalah virus paramyxovirus yang bisa menyebar dari satu anak ke anak lain.
    • Biasanya, dokter akan memberikan obat antivirus untuk mengatasi penyakit ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 24/06/2024

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan