backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

10 Jenis Vaksin yang Diperlukan Orang Dewasa dan Jadwal Pemberiannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 21/02/2023

    10 Jenis Vaksin yang Diperlukan Orang Dewasa dan Jadwal Pemberiannya

    Banyak orang yang beranggapan bahwa vaksin hanya dibutuhkan oleh bayi dan balita. Padahal, orang dewasa dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi, gaya hidup aktif, atau kondisi kesehatan yang membutuhkan perlindungan lebih juga perlu imunisasi. Selain untuk membangun antibodi di dalam tubuh, vaksin dewasa dapat mencegah meluasnya penyebaran penyakit.

    Sayangnya, kesadaran orang dewasa akan pentingnya vaksinasi masih rendah, terutama karena minimnya ketersediaan informasi. Ketahui jenis vaksin apa saja yang paling Anda butuhkan berikut ini.

    Apa saja jenis vaksin untuk dewasa?

    Vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin untuk membangun kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit infeksi yang menular. Pada umumnya, dosis vaksin dewasa diberikan melalui suntikan.

    Vaksin terdiri dari komponen mikroorganisme yang telah dilemahkan atau protein yang dibuat melalui rekayasa bioteknologi sehingga dapat memicu terbentuknya antibodi.

    Jadi, ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh dan siap menginfeksi, tubuh telah memiliki ke kebalan untuk menangkal infeksi tersebut.

    Kementerian Kesehatan RI mewajibkan Anda untuk memperoleh 5 jenis vaksin yang terdapat dalam program imunisasi dasar untuk anak-anak, yakni vaksin:

    Anda yang belum menerima vaksin ini saat kecil tetap perlu melakukan imunisasi sesegera mungkin. Selain kelima vaksin di atas, terdapat juga beberapa jenis vaksin lain yang sebaiknya didapatkan oleh orang dewasa.

    1. Vaksin influenza

    jenis vaksin influenza

    Influenza atau flu merupakan penyakit akibat infeksi virus influenza pada saluran pernapasan. Penyakit ini biasanya ditandai dengan batuk, demam, dan nyeri otot.

    Walaupun gejalanya bersifat ringan dan dapat pulih dengan sendirinya, influenza sangat mudah ditularkan dan infeksinya bisa berakibat fatal pada beberapa orang. Terlebih lagi pada lansia, perokok aktif, penderita gangguan jantung, pernapasan, dan ginjal.

    Maka dari itu, orang dewasa sebaiknya mendapatkan 1 dosis vaksin influenza yang diberikan satu tahun sekali.

    Untuk mencegah penyebaran penyakit flu lebih jauh, Anda bisa melakukan vaksinasi saat musim hujan atau pancaroba. Biasanya, vaksinasi influenza dilaksanakan mulai September hingga pertengahan November.

    2. Vaksin pneumokokus

    Pneumonia merupakan penyakit radang paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus pada kantung udara (alveolus) di paru-paru.

    Di samping itu, infeksi bakteri ini juga dapat menyebabkan meningitis atau radang selaput otak. Bakteri penyebab pneumonia ini menular lewat percikan liur saat batuk, bersin, atau bicara.

    Imunisasi terhadap infeksi bakteri streptococcus menggunakan vaksin PCV. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), terdapat dua vaksin PCV untuk dewasa yaitu 1–2 dosis vaksin PCV13 atau 1 dosis PPSV23.

    Orang dewasa yang paling dianjurkan untuk mengikuti imunisasi PCV adalah yang berumur kurang dari 65 tahun dan mengalami:

    • penyakit pernapasan kronis seperti asma dan PPOK,
    • pengidap penyakit autoimun atau kondisi defisiensi imun lainnya,
    • gangguan ginjal, dan
    • perokok aktif.

    Untuk semua orang dewasa yang berusia 65 tahun atau lebih, serta diiringi penyakit diabetes melitus, jantung, dan kronis lainnya, CDC merekomendasikan dua vaksin penumokokus.

    Jadi, dosis PCV13 diterima terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan dosis PPSV23 minimal satu tahun kemudian. Apabila dosis PPSV23 telah diberikan, PCV13 paling sedikit diberikan 1 tahun usai menerima dosis PPSV23 terbaru.

    3. Vaksin DPT

    Vaksin DPT berfungsi memberikan perlindungan terhadap tiga penyakit infeksi berikut.

    • Difteri yang menyebabkan masalah pernapasan, kelumpuhan, gagal jantung dan kematian.
    • Pertusis atau batuk rejan.
    • Tetanus yang menyebabkan kejang otot dan pengetatan otot rahang yang ekstrem.

    Pada dasarnya, setiap orang dewasa harus memperoleh satu set vaksin DPT lengkap. Anda bisa dapatkan vaksin ini dalam tiga dosis primer.

    Dua dosis diberikan paling tidak dengan jarak 4 minggu, lalu dilanjutkan dosis ketiga pada 6–12 bulan setelah dosis kedua.

    4. Vaksin hepatitis A

    hamil dengan hepatitis

    Hepatitis A adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini menyebar lewat feses atau kotoran penderita.

    Penularan hepatitis A biasanya terjadi melalui makanan yang terkontaminasi. Oleh karena itu, orang dewasa yang profesinya berkaitan dengan aktivitas memasak dan menyajikan makanan perlu memperoleh imunisasi hepatitis A.

    Penyakit hepatitis A bisa menyerang anak-anak sehingga pemberian vaksin umumnya diberikan saat anak berusia 2 tahun. Namun, vaksinasi ini juga perlu dilakukan ulang setiap 10 tahun sekali melalui dua dosis vaksin.

    Dosis kedua diberikan selang 6 bulan dari dosis pertama. Orang dewasa berusia 18 tahun dan lebih tua diberikan dosis tunggal.

    5. Vaksin HPV

    Kanker serviks pada wanita disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Penyakit infeksi virus ini menular lewat kontak seksual.

    Untuk efek pencegahan yang lebih optimal, Anda sangat dianjurkan untuk menerima vaksin HPV sebelum aktif berhubungan seksual. Pemberian vaksin lebih dini dapat meningkatkan keampuhan vaksin dalam mencegah kanker serviks.

    Itu sebabnya, vaksin sebaiknya diberikan pada remaja perempuan berusia 11 atau 12 tahun. Namun, orang dewasa yang belum memiliki imunisasi terhadap infeksi HPV bisa segera memperolehnya.

    Ada dua jenis vaksin HPV di Indonesia, yakni HPV (16 dan 18) dan HPV (6, 11, 16, 18). Umumnya, Anda membutuhkan tiga dosis vaksin untuk mendapatkan perlindungan maksimal.

    Vaksin HPV dosis kedua dapat diberikan 1 sampai 2 bulan setelah imunisasi pertama. Sementara itu, dosis ketiga dapat diberikan enam bulan setelah vaksin dosis pertama.

    6. Vaksin hepatitis B

    Suntikan vaksin hepatitis B

    Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun, yang pada sebagian kecil kasus dapat memicu terjadinya sirosis hati atau kanker hati.

    Vaksin ini harusnya diberikan saat Anda lahir dengan dosis tambahan setiap enam bulan sekali saat balita. Namun, orang dewasa yang berisiko tinggi tertular penyakit hepatitis B juga perlu mendapatkan imunisasi hepatitis B ketika dewasa.

    Berikut merupakan kelompok yang perlu mendapatkan vaksin hepatitis B.

    • Petugas kesehatan di rumah sakit.
    • Orang yang kerap berganti pasangan seksual.
    • Pengguna narkoba.
    • Penderita penyakit menular seksual.

    7. Vaksin campak, gondongan, dan rubela (MMR)

    Vaksin MMR diberikan untuk mencegah tiga penyakit, yaitu measles atau campak, mumps atau gondongan, dan rubela atau campak jerman.

    Adapun vaksin ini diberikan jika Anda bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan dan sering bepergian. Namun, pada dasarnya setiap orang diwajibkan untuk mendapatkan vaksin MMR paling tidak sekali seumur hidup.

    Akan tetapi, khusus orang dewasa yang berisiko terpapar memerlukan dua dosis atau lebih. Vaksinasi dilakukan dengan jarak pemberian minimal empat minggu. Pemberian vaksin dapat diulang setiap sepuluh tahun.

    8. Vaksin varisela (cacar air)

    Vaksin cacar air

    Vaksin varicella diberikan kepada orang dewasa yang belum pernah terkena cacar air, orang yang dekat dengan penderita cacar air, atau orang dewasa sehat yang tidak hamil.

    Selain mencegah penyakit cacar air, imunisasi varisela juga dapat mencegah munculnya penyakit cacar api (herpes zoster) pada orang dewasa yang pernah terinfeksi cacar air.

    Anda perlu mendapatkan dua dosis vaksin varisela, masing-masing berjarak 4–8 minggu. Pemberian vaksin dapat diulang setiap 20 tahun sekali.

    Vaksin ini dapat diberikan secara intramuskular atau subkutan. Akan tetapi, jangan berikan vaksin secara subkutan pada pasien dengan nilai trombosit rendah (trombositopenia).

    Vaksin varisela dibuat dari virus hidup. Itu sebabnya, Anda umumnya tidak direkomendasikan melakukan imunisasi ini apabila memiliki kondisi kesehatan yang melemahkan sistem imun tubuh (seperti kanker atau HIV) atau sedang menjalani perawatan medis (seperti steroid atau kemoterapi).

    9. Vaksin Meningokok

    Vaksin meningokok dianjurkan pada orang dewasa, khususnya jika hendak haji dan umrah atau bepergian ke negara di benua Afrika.

    Pada umumnya, dokter menyarankan Anda agar memperoleh vaksin setiap 2 tahun sekali. Terlebih lagi untuk orang-orang yang kekebalan tubuhnya rendah serta pasien asplenia antomik dan fungsional.

    Imunisasi untuk dewasa umumnya cukup aman dan tidak memiliki efek samping serius, kecuali jika Anda memiliki alergi atau kondisi tertentu.

    Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda dapat mengikuti vaksinasi dan risiko efek samping apa yang mungkin saja terjadi.

    10. Vaksin COVID-19

    efikasi Zifivax

    Vaksin COVID-19 diberikan kepada orang dewasa dan anak-anak untuk mencegah infeksi virus corona (SARS-CoV-2).

    Semua orang dewasa perlu mendapatkan vaksin COVID-19, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes melitus, penyakit ginjal, dan penyakit jantung.

    Saat ini, terdapat sepuluh jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia, yaitu:

    • Sinovac,
    • AstraZeneca,
    • Moderna,
    • Sinopharm,
    • Pfizer,
    • Novavax,
    • Sputnik-V,
    • Janssen,
    • Convidencia, dan
    • Zifivax.

    Pemberian vaksin COVID-19 dilakukan dalam dua dosis dengan jarak minimal enam bulan. Setelah itu, Anda perlu mendapatkan vaksin booster COVID-19 dengan dosis yang disesuaikan menurut jenis vaksin.

    Vaksinasi tidak hanya berperan penting dalam mencegah penularan penyakit pada anak-anak, tapi juga orang dewasa. Maka dari itu, pastikan Anda mengikuti vaksinasi dewasa sesuai jadwal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 21/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan