Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tetanus atau lockjaw adalah salah satu penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri berbahaya. Bakteri tersebut bernama Clostridium tetani. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf.
Seseorang dapat terinfeksi bakteri C. tetani melalui luka terbuka, dan gejala biasanya akan muncul sekitar 3-21 hari setelah terinfeksi. Penyakit ini umumnya tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Penderita penyakit ini akan menunjukkan tanda-tanda seperti kejang otot hingga kesulitan bernapas. Hal ini menyebabkan penyakit tetanus sangat mematikan dan dapat mengancam nyawa apabila tidak segera ditangani lebih lanjut.
Hingga saat ini, belum ditemukan obat atau penanganan medis yang dapat menyembuhkan tetanus. Pengobatan yang ada berfokus pada pencegahan komplikasi.
Tetanus adalah penyakit yang cukup langka. Namun, angka kejadiannya di negara-negara berkembang masih cukup tinggi. Hal ini dikarenakan kurang tersedianya program vaksinasi di negara-negara tersebut.
Bakteri C. tetani sangat mudah berkembang biak di daerah beriklim hangat, terutama di bulan-bulan musim panas. Namun, berkat ditemukannya vaksinasi, angka kejadian penyakit ini mengalami penurunan yang signifikan.
Pada tahun 2015, sekitar 34.000 bayi yang baru lahir meninggal akibat penyakit ini. Angka ini menurun sebanyak 96% apabila dibandingkan dengan tahun 1988, di mana terdapat 787.000 kematian pada bayi baru lahir.
Insiden penyakit ini cukup banyak terjadi pada bayi baru lahir dan ibu yang tidak pernah mendapatkan vaksinasi sebelumnya. Namun, angka kejadian pada orang-orang berusia lanjut pun relatif tinggi apabila dibandingkan dengan pasien berusia 20 tahun ke bawah.
Tetanus adalah penyakit yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing jenisnya:
Jenis ini adalah termasuk yang paling umum terjadi, dengan angka kejadian sekitar 85-90% dari seluruh kasus infeksi C. tetani yang ada. Baik luka kecil maupun luka berat dapat memicu terjadinya penyakit ini.
Periode inkubasi atau waktu yang dibutuhkan untuk munculnya gejala-gejala adalah 7-21 hari setelah terinfeksi pertama kali. Hal ini tergantung pada seberapa jauh lokasi luka dengan sistem saraf pusat.
Gejala yang paling umum terlihat pada jenis ini adalah rasa kaku pada rahang (lockjaw). Sekitar 75% penderita merasakan gejala tersebut.
Infeksi jenis lokal cukup jarang terjadi. Tanda-tanda dan gejala yang muncul biasanya berupa kejang otot pada bagian tubuh yang terluka.
Tingkat keparahannya pada masing-masing penderita umumnya bervariasi. Selain itu, kesempatan untuk bertahan hidup dari infeksi jenis lokal relatif besar.
Tetanus jenis ini merupakan yang paling jarang ditemukan. Biasanya, kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami cedera kepala atau infeksi telinga bagian tengah (otitis media).
Masa inkubasi dari jenis sefalik relatif singkat, yaitu hanya memakan waktu sekitar 1-2 hari.
Jenis ini merupakan bagian dari tetanus umum. Infeksi neonatal lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang dan menyebabkan hampir setengah dari seluruh kasus kematian bayi baru lahir.
Penyebab utamanya adalah proses bersalin yang kurang bersih, serta terlahir dari ibu yang belum pernah menerima imunisasi. Proses inkubasi tetanus neonatal terjadi selama kurang lebih 3-10 hari. Kemungkinan penyakit ini berujung pada kematian cukup besar, yaitu sekitar 70%.
Tanda-tanda dan gejala tetanus muncul kapan pun setelah beberapa minggu Anda terinfeksi bakteri tetanus melalui luka. Masa inkubasi rata-rata tetanus adalah tujuh hingga 10 hari.
Dikutip dari Mayo Clinic, tanda dan gejala umum tetanus adalah:
Selain itu, tanda dan gejala yang mungkin muncul adalah:
Ketika Anda terluka dan luka tersebut terkena tanah atau kotoran binatang, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter. Untuk tindakan pencegahan, ada baiknya Anda meminta vaksinasi tetanus secepatnya.
Apabila Anda mengalami tanda-tanda dan gejala di atas, atau Anda memiliki pertanyaan lain seputar penyakit ini, selalu konsultasikan dengan dokter Anda.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Agar Anda mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan, periksakan apapun gejala yang Anda alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Penyebab utama dari tetanus adalah infeksi bakteri Clostridium tetani. Spora dari bakteri tersebut dapat berkembang biak hampir di mana saja, terutama di tanah, debu, dan kotoran binatang.
Apabila seseorang memiliki luka terbuka, spora bakteri berpotensi masuk ke dalam luka tersebut. Setelah masuk, spora tersebut dapat berkembang menjadi bakteri yang memproduksi racun berbahaya, yaitu tetanospasmin.
Racun tersebut dapat merusak sistem saraf yang mengontrol otot (neuron motorik). Racun inilah yang mengakibatkan terjadinya kekakuan dan kejang otot.
Spora bakteri C. tetani dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa kondisi yang meliputi:
Masa inkubasi dari penyakit ini biasanya memakan waktu 3 hingga 21 hari. Rata-rata waktu yang diperlukan hingga gejala pertama kali muncul adalah 7 hingga 10 hari hari. Hal ini tergantung pada jenis dan lokasi luka di tubuh Anda.
Tetanus adalah penyakit yang dapat terjadi pada hampir semua orang, tidak terbatas pada kelompok usia atau golongan ras tertentu. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terjangkit bakteri C. tetani.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan Anda terkena penyakit ini:
Tetanus yang tidak segera mendapatkan penanganan medis dapat mengakibatkan terjadinya beberapa komplikasi kesehatan:
Kejang otot yang parah juga dapat memengaruhi otot saluran pernapasan bagian atas. Hal ini berpotensi mengganggu pernapasan penderita.
Selain terganggunya pernapasan, kejang otot yang terjadi dalam jangka waktu lama berpotensi menyebabkan tulang retak atau patah.
Infeksi nosokomial adalah salah satu bentuk infeksi yang terjadi ketika seseorang dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama. Infeksi yang mungkin terjadi adalah ulkus dekubitus (salah satu jenis luka kronis), pneumonia, emboli paru, dan infeksi akibat pemasangan alat-alat medis yang kurang steril.
Kondisi gangguan pernapasan adalah penyebab utama dari tetanus yang berujung pada kematian. Sistem pernapasan yang gagal berfungsi dengan normal menyebabkan terjadinya kondisi henti jantung (cardiac arrest).
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Dokter akan mendiagnosis tetanus dari pemeriksaan medis, terutama pemeriksaan pada otot dan sistem saraf Anda. Salah satu metode yang dilakukan adalah pengambilan sampel dari luka yang Anda miliki.
Sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui apakah terdapat bakteri di dalamnya. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan darah.
Pertolongan pertama yang dilakukan ketika Anda terluka adalah membersihkan area luka. Hal ini penting untuk mencegah pertumbuhan spora bakteri di dalam tubuh.
Namun, jika Anda tidak menyadari bahwa tubuh Anda telah terinfeksi dan Anda mulai menunjukkan gejala-gejala tertentu, dokter akan memberikan pengobatan yang berfokus pada detoksifikasi serta penanganan kejang otot. Beberapa pilihan pengobatan tetanus yang direkomendasikan adalah:
Dokter akan memberikan Anda obat antitoksin yang bernama tetanus immune globulin (TIG). Namun, obat TIG hanya dapat menetralkan racun yang belum menyerang sistem saraf tubuh.
Selain antitoksin, pemberian antibiotik seperti penicillin juga penting untuk melawan infeksi bakteri C. tetani. Antibiotik dapat diberikan dengan cara diminum atau disuntik.
Bersamaan dengan pemberian antitoksin dan antibiotik, dokter akan memberikan vaksinasi tetanus.
Untuk mengontrol dan meredakan kondisi kejang otot, dokter akan menggunakan obat sedatif atau penenang dengan dosis yang cukup tinggi.
Obat-obatan seperti magnesium sulfat dan beta blockers juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah pernapasan dan detak jantung.
Hal terpenting yang harus Anda lakukan untuk mencegah penyakit ini adalah vaksinasi tetanus. Biasanya, anak akan diberikan suntik vaksin diphtheria and tetanus toxoids and acellular pertussis (DTaP). Vaksin ini membantu melindungi anak dari tiga penyakit, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), serta tetanus.
Vaksin DTaP diberikan sebanyak lima kali, yaitu ketika anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan,18 bulan, dan 5 tahun. Namun, perlu Anda ketahui bahwa vaksin tersebut tidak bertahan seumur hidup.
Anak perlu mendapatkan suntikan booster ketika berusia 12 tahun. Selain itu, orang dewasa juga memerlukan vaksinasi booster setiap 10 tahun setelahnya. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terkait dengan pemberian booster tersebut.
Tidak hanya memberikan vaksinasi saja, Anda juga dapat melakukan beberapa langkah mudah untuk mengatasi luka terbuka agar tetanus dapat dicegah:
Apabila Anda terluka dan terjadi pendarahan, segera bersihkan dengan air mengalir yang bersih. Setelah itu, keringkan dengan handuk. Bila perlu, gunakan sabun antiseptik saat membersihkan luka.
Setelah mengeringkan area yang terluka, oleskan sedikit krim atau salep antibiotik. Hal ini penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri serta infeksi.
Luka terbuka mungkin akan lebih cepat sembuh jika terpapar langsung dengan udara. Namun, menutup luka dengan plester atau perban dapat menjaga agar luka tetap bersih dan mencegah bakteri masuk.
Jangan menggunakan plester atau perban terlalu lama, terlebih lagi jika plester sudah basah atau kotor. Pastikan Anda menggantinya setiap hari.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar