Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Hepatitis B adalah penyakit liver menular yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi akut dan infeksi kronis yang berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.
Penularan hepatitis B dapat berlangsung lewat kontak dengan cairan tubuh, seperti transfusi darah dan penggunaan jarum suntik. Pada beberapa kasus, virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual.
Meski begitu, cara penularan penyakit ini paling sering terjadi secara vertikal dari ibu ke bayinya, yaitu saat masa perinatal atau proses persalinan.
Gejala hepatitis B umumnya tidak langsung muncul setelah terinfeksi. Namun, gejala penyakit ini bisa berlangsung selama beberapa minggu.
Penyakit hepatitis menular ini bisa disembuhkan dengan menjalani perawatan khusus. Selain itu, Anda juga bisa mencegah kondisi ini dengan mendapatkan vaksin hepatitis B.
Hepatitis B termasuk penyakit menular yang umum diderita oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Pada 2015, World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 257 juta orang menderita hepatitis B kronis.
Angka tersebut dibarengi dengan jumlah kematian sebesar 887.000 jiwa yang umumnya disebabkan oleh komplikasi penyakit hati, seperti sirosis dan kanker hati.
Di Indonesia sendiri, infeksi HBV akut dengan gejala sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan anak-anak atau balita. Sementara itu, data Riset Kesehatan Dasar pada 2014 mencatat sekitar 95% bayi yang tertular HBV berisiko mengalami infeksi kronis.
Di sisi lain, sekitar 30% anak berumur di bawah lima tahun berpotensi menderita infeksi kronis. Penularan HBV pada orang dewasa berkembang menjadi hepatitis B kronis dengan persentase 5%.
Artinya, hampir 95% penularan penyakit hati ini terjadi secara vertikal yaitu dari ibu pada bayinya melalui proses persalinan.
Infeksi virus hepatitis B dibagi menjadi dua jenis berdasarkan lama waktu penyakit ini berlangsung.
Infeksi HBV akut adalah penyakit sementara yang terjadi selama 6 bulan pertama setelah seseorang terpapar virus. Sistem kekebalan tubuh kemungkinan besar akan membersihkan virus dari tubuh dan pulih sepenuhnya dalam beberapa bulan.
Infeksi hepatitis akut dapat berkembang menjadi kronis bila terjadi lebih dari 6 bulan, tetapi kondisi ini tidak selalu terjadi.
Bila infeksi virus hepatitis B berlangsung lebih dari 6 bulan, Anda mungkin mengalami infeksi hepatitis kronis. Hal ini mungkin dikarenakan sistem imun tidak dapat melawan infeksi.
Infeksi kronis dapat berlangsung seumur hidup dan berisiko mengembangkan komplikasi yang serius, seperti sirosis dan kanker hati.
Semakin dini usia Anda saat terkena hepatitis B, semakin tinggi risiko infeksi berkembang menjadi kronis. Infeksi kronis mungkin tidak terdiagnosis selama beberapa tahun sampai pasien merasakan gejala akibat penyakit liver.
Hepatitis B juga disebut sebagai penyakit ‘silent killer’. Pasalnya, banyak orang yang tidak bergejala, sehingga penyakit ini sering berkembang tanpa disadari selama bertahun-tahun.
Walaupun demikian, beberapa orang yang terinfeksi HBV akan mengalami sejumlah gejala. Kondisi ini mungkin terjadi akibat sistem imun tidak kuat melawan infeksi yang disebabkan oleh virus.
Gejala hepatitis B yang dialami bisa menandakan seberapa parah infeksi virus yang terjadi. Oleh sebab itu, gejala penyakit hepatitis ini akan berbeda sesuai dengan kondisinya.
Periode gejala infeksi akut dapat berlangsung selama 1 – 4 bulan. Gejala dari kondisi ini menandakan fase awal dari infeksi HBV, berupa:
Infeksi HBV akut umumnya tidak menyebabkan kerusakan hati yang parah, sehingga tidak menunjukkan gejala perdarahan.
Pasien dengan hepatitis B kronis biasanya menunjukkan gejala yang berhubungan dengan gangguan fungsi hati akibat peradangan.
Hal ini dikarenakan infeksi virus HBV kronis melemahkan fungsi hati dalam menjaga sistem kekebalan tubuh, memproduksi enzim, dan menyaring zat beracun.
Lama kelamaan, infeksi virus dapat mengarah pada tahap akhir dari penyakit liver, yaitu sirosis hati. Itu sebabnya, gejala infeksi HBV kronis mungkin tampak mirip dengan sirosis hati, antara lain:
Bila Anda mengalami gejala atau tanda-tanda, baik yang disebutkan maupun tidak, konsultasikan dengan dokter. Tubuh setiap orang berbeda, sehingga gejala yang muncul pun mungkin akan berbeda pula.
Bila Anda tahu telah terpapar hepatitis B, hubungi dokter sesegera mungkin untuk mendapatkan perawatan demi mengurangi risiko infeksi menyebar.
Infeksi melalui virus HBV dapat ditularkan dari orang ke orang melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya. Penyakit ini tidak menyebar lewat bersin atau batuk.
HBV adalah DNA virus yang tersusun atas bagian inti dan bagian luar yang terbuat dari material deoxyribonucleic acids. Bagian inti tersusun atas DNA dan antigen HBcAG dan bagian terluarnya terdiri dari antigen HBsAG.
Kedua antigen tersebut merupakan bagian virus yang dapat menjadi penanda di dalam orang yang terinfeksi virus.
Virus hepatitis B dapat bertahan di luar tubuh manusia selama kurang lebih 7 hari. Selama periode tersebut, virus bisa memperbanyak diri dan masuk ke dalam tubuh manusia yang belum memiliki antibodi atau imunitas terhadap penyakit ini.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus tidak langsung menyebabkan infeksi. Masa inkubasi HBV dalam tubuh rata-rata adalah 75 hari, tetapi dapat terjadi selama 30 hingga 180 hari.
Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi cara penularan virus hepatitis termasuk HBV.
Anda mungkin dapat tertular virus HBV bila berhubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi. Virus dapat menyerang tubuh Anda bila darah, air liur, air mani, atau cairan vagina orang tersebut masuk ke dalam tubuh.
Selain aktivitas seksual, penyebaran virus HBV dapat mudah terjadi melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah yang terinfeksi. Berbagi perlengkapan obat intravena (IV) juga membuat Anda berpotensi tinggi terkena hepatitis B.
Ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B juga dapat menularkan virus tersebut pada bayinya ketika melahirkan. Namun, bayi yang baru lahir bisa mendapatkan vaksin untuk mencegah infeksi dan hal ini biasanya cukup efektif.
Selalu bicarakan dengan dokter tentang hasil tes HBV bila Anda ingin atau sedang hamil.
Penyakit hati menular ini dapat menyebar lewat kontak dengan darah, sperma atau cairan tubuh lain dari penderita. Selain itu, di bawah ini beberapa kondisi yang membuat Anda lebih berisiko tertular penyakit ini.
Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak dapat terkena penyakit ini. Faktor ini hanyalah referensi saja. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Tes hepatitis B tidak dapat dilakukan hanya dengan mengenali gejala yang muncul. Dokter biasanya akan meminta Anda menjalani pemeriksaan lanjutan untuk memastikan ada virus di dalam tubuh dan berapa lama infeksi berlangsung.
Berikut ini beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi virus HBV.
Salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi hepatitis B adalah tes darah. Tes darah bertujuan untuk mendiagnosis ciri-ciri virus hepatitis pada dokter dan memberitahu apakah virus tersebut akut atau kronis.
Selain itu, pemeriksaan sampel darah juga dilakukan untuk mengetahui reaksi imunitas tubuh terhadap infeksi HBV atau bisa disebut tes antibodi. Tes darah ini juga bisa dikenal sebagai tes HBcAg.
Selain sampel darah, dokter mungkin juga akan mengambil sampel jaringan hati untuk melihat apakah terdapat kerusakan pada hati tersebut. Prosedur ini disebut dengan biopsi hati.
Pemeriksaan fungsi hati turut dilakukan untuk melihat apakah hati bekerja secara optimal atau tidak. Analisis dilakukan melalui sampel darah dengan melihat kadar enzim (SGOT dan SGPT) di dalamnya.
Jika kadar enzim di dalam darah cukup tinggi, ada kemungkinan organ hati mengalami peradangan atau kerusakan. Tes fungsi hati juga memeriksa kadar lainnya, seperti albumin dan bilirubin.
Seperti yang Anda ketahui bahwa cara mengobati hepatitis akan bergantung pada jenis yang dialami setiap orang. Hal ini juga berlaku pada pilihan obat dan perawatan hepatitis B.
Bila Anda merasa terinfeksi virus tersebut, segera hubungi dokter. Jika Anda belum divaksin atau tidak ingat sudah divaksin atau belum, injeksi imunoglobulin dalam 12 jam setelah paparan dapat melindungi Anda dari virus.
Sementara itu, pengobatan hepatitis B pun berdasarkan apakah infeksi tersebut akut atau kronis.
Jika dokter mendiagnosis infeksi hepatitis Anda akut, artinya penyakit ini hanya berlangsung sementara dan akan sembuh dengan sendirinya.
Anda mungkin tidak membutuhkan terapi khusus, melainkan perawatan sederhana, meliputi:
Di samping itu, orang yang berkontak dengan Anda sebaiknya diberikan imunoglobulin dan vaksin dalam 2 minggu setelah paparan.
Jika Anda didiagnosa infeksi hepatitis B kronis, Anda dapat memperoleh terapi untuk menurunkan risiko penyakit hati dan mencegah penularan ke orang lain. Terapinya berupa:
Selalu diskusikan dengan dokter terkait pilihan perawatan dan obat hepatitis B agar proses penyembuhan berjalan lancar.
Selain menjalani perawatan sederhana, Anda juga bisa mengurangi risiko hingga mencegah terkena hepatitis B dengan cara di bawah ini.
Vaksin hepatitis B adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah penyakit ini. Vaksin ini sudah terbukti aman, efektif, dan tersedia dalam jumlah yang banyak. Sejak 1982, lebih dari satu miliar dosis vaksin telah diberikan secara global.
Para ahli juga mengklaim vaksin tersebut memiliki tingkat efektivitas sekitar 98 – 100% untuk menjaga tubuh dari virus. Bayi yang baru lahir perlu mendapatkan vaksin ini agar mereka tidak rentan terhadap virus hepatitis.
Selain mendapatkan vaksin, Anda juga disarankan untuk melakukan aktivitas seksual dengan aman, seperti:
Alangkah baiknya untuk menghindari hubungan seksual tanpa kondom, kecuali Anda benar-benar yakin pasangan tidak terinfeksi hepatitis atau infeksi menular lainnya.
Penggunaan obat-obatan terlarang tentu berbahaya bagi kesehatan tubuh. Bila hal ini terjadi pada Anda, segera cari bantuan untuk menghentikannya.
Sementara itu, selalu gunakan jarum yang steril ketika menggunakan obat-obatan yang akan disuntikkan ke tubuh. Berbagi jarum dengan orang lain berisiko tertular virus hepatitis B.
Bila Anda ingin melakukan tindik atau tato, carilah toko dengan tingkat kebersihan yang tinggi. Tanyakan kepada mereka bagaimana peralatan dibersihkan dan pastikan pegawai menggunakan jarum suntik steril.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat sesuai kondisi Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar