Vaksinasi inilah yang diwajibkan oleh pemerintah Saudi Arabia sebagai suntik meningitis untuk haji dan umrah.
- Serogroup B Meningococcal B
Vaksin ini dikenal juga dengan vaksin MenB. Tidak seperti kedua vaksin di atas, vaksin ini hanya disuntikan untuk membentuk antibodi terhadap infeksi bakteri Meningokokus grup B.
Menurut Immunization Action Coalition, pemberian dosis pertama vaksin MenACWY-135 untuk remaja dan dewasa dilakukan di usia 11-12 tahun dan kemudian melakukan vaksinasi tambahan (booster) pada usia 16-18 tahun.
Remaja yang melakukan vaksinasi pertama pada usia 13-15 tahun juga perlu mendapatkan dosis booster pada umur 16 tahun.
Namun, remaja berusia lebih dari 16 tahun dan orang dewasa tidak perlu mendapatkan vaksinasi tambahan.
Siapa yang tidak dianjurkan untuk suntik meningitis?
Berikut ini beberapa orang yang tidak dianjurkan untuk mendapatkan vaksin meningitis di antaranya sebagai berikut.
- Memiliki reaksi alergi yang parah dan mengancam nyawa terhadap vaksin meningitis atau pada salah satu komponen vaksin lainnya.
- Sedang sakit atau sedang memiliki sistem imun yang lemah.
- Pernah mengalami sindrom Guillain-Barre.
- Wanita hamil bisa menerima vaksin meningitis, tapi hanya direkomendasikan untuk mereka yang memiliki masalah kekebalan tertentu atau mereka yang berisiko tinggi terkena meningitis.
Untuk lebih memastikan seberapa besar risiko dan manfaat dari suntik meningitis untuk kesehatan Anda, coba untuk berkonsultasi dengan dokter.
Memahami efek samping setelah vaksinasi meningitis
Secara umum vaksin meningitis aman diberikan dan tidak menimbulkan efek samping yang serius.
Menurut Professor James Stuart dalam Meningitis Research Foundation, vaksin ini juga tidak dapat menyebabkan meningitis karena tidak memiliki kandungan yang dapat menyebabkan infeksi.
Sama halnya dengan vaksinasi pada umumnya, efek samping suntik meningitis bersifat ringan seperti kemerahan, bengkak, nyeri pada titik suntik atau sakit kepala.
Efek samping ini dapat segera mereda tanpa perlu melakukan perawatan khusus.
Efek samping yang serius jarang terjadi. Jika terjadi, gejala yang sering muncul termasuk demam tinggi, lemah dan lesu, serta perubahan perilaku.
Selain itu, reaksi alergi yang parah bisa terjadi dalam hitungan menit atau jam setelah vaksinasi selesai dilakukan. Beberapa tanda reaksi alergi ini di antaranya:
- kesulitan bernapas,
- detak jantung cepat atau jantung berdebar-debar,
- pusing, serta
- mual dan muntah.
Beberapa orang mungkin akan memunculkan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Namun, jika Anda mengalami beberapa tanda-tanda di atas, Anda harus segera ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara pencegahan meningitis lainnya
Selain melalui vaksinasi, upaya pencegahan lain juga perlu dilakukan.
Pasalnya meningitis juga bisa disebabkan oleh virus, jamur, dan parasit yang infeksinya belum bisa dihindari melalui vaksinasi. Terapkanlah cara untuk mencegah penyakit meningitis berikut ini.
- Menghindari paparan terhadap organisme penyebab meningitis.
- Menghindari kontak dekat dengan penderita meningitis.
- Melakukan vaksinasi rabies untuk mencegah penularan organisme penyebab penyakit dari hewan kepada manusia.
- Membersihkan lingkungan tinggal secara rutin terutama dari sarang nyamuk karena nyamuk bisa membawa virus penyebab meningitis.
- Menjaga kebersihan dan kesehatan dalam lingkungan peternakan unggas dan babi yang bisa menjadi sumber munculnya jamur, parasit, dan bakteri penyebab meningitis.
- Memasak daging hewan hingga matang untuk memastikan makanan tidak terkontaminasi organisme penyebab meningitis.
Meningitis bisa memberikan dampak serius bahkan mengancam nyawa karena penyakitnya bisa datang secara tiba-tiba.
Melalui vaksinasi dan berbagai tindakan pencegahan lainnya, Anda bisa menghindari risiko berbahaya dari penyakit ini.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar