backup og meta

Sirosis Hati

Sirosis Hati

Sirosis hati merupakan kondisi serius akibat kerusakan jangka panjang pada organ hati. Proses ini mengganggu fungsi utama hati, seperti detoksifikasi racun, produksi protein penting, dan pengaturan metabolisme. Ketahui lebih lanjut seputar kondisi ini dalam artikel berikut.

Apa itu sirosis hati? 

Sirosis hati atau sirosis hepatis adalah tahap akhir dari penyakit liver.

Kondisi ini ditandai dengan jaringan hati yang sehat diganti dengan jaringan parut yang rusak secara permanen. Akibatnya, fungsi hati tidak bekerja dengan baik. 

Pada saat sirosis terjadi, cedera hati akan meninggalkan bekas luka dan membuat hati tidak bekerja secara normal.

Hal ini membuat hati tidak mampu membuat protein baru, melawan infeksi, hingga mencerna makanan dan menyimpan energi.

Kerusakan hati tentu dapat menyebabkan masalah di seluruh bagian tubuh.

Setiap kali hati terluka, entah disebabkan oleh penyakit atau konsumsi alkohol, hati akan mencoba memperbaiki dirinya sendiri. 

Pada prosesnya, jaringan parut akan terbentuk. Semakin lama sirosis dibiarkan, semakin banyak jaringan parut yang membuat hati sulit berfungsi. 

Meski penyakit liver yang sudah masuk tahap sirosis tidak dapat diobati, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah komplikasi.

Pengobatan sirosis juga bertujuan untuk meringankan gejala yang dialami. 

Selain itu, mendeteksi kerusakan hati sejak dini bisa mencegah sirosis terjadi sehingga Anda bisa menghindari risiko gagalnya fungsi hati.

Seberapa umum kondisi ini? 

Sirosis hati adalah penyakit liver yang cenderung terjadi pada peminum alkohol berat dan dilakukan dalam jangka panjang.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa orang yang tidak minum alkohol juga dapat terkena kondisi ini.

Tanda dan gejala sirosis hati 

Gejala sirosis hati umumnya tidak terasa hingga kerusakan hati meluas. Bila sudah parah, Anda mungkin mengalami gejala awal berupa: 

  • merasa lelah akibat kehilangan massa otot, 
  • lesu, 
  • nafsu makan menurun, 
  • mual, 
  • penurunan berat badan, 
  • hati membengkak (perlemakan hati), dan 
  • telapak tangan tampak memerah. 

Bila sudah memasuki tahap akhir, sirosis akan ditandai dengan beberapa kondisi yaitu seperti berikut ini.

  • Mata dan kulit menguning.
  • Perubahan warna urine menjadi cokelat atau kuning gelap.
  • Kerontokan rambut.
  • Perubahan pembuluh darah pada kulit dan di sekitar pusar.
  • Pertumbuhan payudara pada pria.
  • Mudah memar dan berdarah.
  • Muntah darah dan warna BAB hitam.
  • Sering merasa bingung.
  • Perut dan kaki membengkak.
  • Kulit gatal.
  • Koma. 

Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum. Jika Anda memiliki kekhawatiran terhadap gejalanya, silakan konsultasikan dengan dokter.

Kapan harus ke dokter karena penyakit ini? 

Bila Anda merasakan tanda atau gejala yang tercantum di atas, silakan konsultasikan dengan dokter.

Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki reaksi tubuh yang berbeda, selalu diskusikan dengan dokter apa yang terbaik untuk kondisi Anda. 

Penyebab sirosis hati 

gambar anatomi dan organ hati manusia

Penyebab utama sirosis adalah kecanduan alkohol atau konsumsi alkohol secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama. Sirosis alkoholik adalah istilah medis dari kondisi tersebut.

Selain alkohol, beberapa jenis penyakit liver dan masalah kesehatan yang mengganggu fungsi hati juga dapat menyebabkan sirosis, seperti: 

Ada beberapa faktor yang dipercaya dapat meningkatkan risiko terkena sirosis hati, antara lain: 

  • konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka waktu yang lama, 
  • infeksi virus hepatitis
  • obesitas dan diabetes, dan 
  • lemak tinggi dalam darah. 

Komplikasi sirosis hati

Bila sirosis hati tidak segera ditangani, kerusakan hati akan berkembang. Berikut ini beberapa komplikasi sirosis yang perlu Anda waspadai. 

1. Hipertensi portal

Hipertensi portal adalah komplikasi yang paling sering terjadi akibat penyakit sirosis. Kondisi yang meningkatkan tekanan pada vena ini dapat menyebabkan aliran darah melalui hati tersumbat. 

Bila pembuluh darah tersumbat, pembuluh darah pada kerongkongan, perut, atau usus akan membesar atau disebut sebagai varises.

Akibatnya, pembuluh darah bisa pecah dan mengalami perdarahan internal. 

2. Pembengkakan pada kaki (edema)

Selain hipertensi portal, peningkatan pada vena portal menyebabkan penumpukan cairan di kaki (edema) dan di perut (asites).

3. Pembesaran limpa (splenomegali)

Hipertensi portal akibat sirosis hati juga dapat mengalihkan aliran darah ke vena yang lebih kecil. 

Tekanan yang berlebih juga menyebabkan pembuluh darah kecil ini pecah dan mengalami perdarahan. Kondisi tersebut juga dapat membuat sel darah putih dan trombosit terperangkap.

4. Ensefalopati hepatik 

Ensefalopati hepatik atau penumpukan racun di otak terjadi akibat fungsi hati tidak bekerja dengan normal.

Alhasil, hati tidak mampu membersihkan racun dari darah yang menyebabkan penumpukan di otak sehingga membuat Anda bingung dan sulit berkonsentrasi. 

5. Komplikasi lainnya

Selain beberapa komplikasi di atas, sirosis yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kondisi lainnya, seperti: 

Diagnosis sirosis hati

Pasien yang mengalami sirosis hati tahap awal biasanya tidak memiliki gejala. Bahkan, penyakit sirosis juga lebih sering terdeteksi melalui tes darah atau pemeriksaan rutin. 

Setelah itu, dokter mungkin akan meminta Anda menjalani pemeriksaan untuk membantu memastikan diagnosis, meliputi:

  • tes darah untuk memeriksa fungsi hati, seperti kadar bilirubin dan enzim tertentu, 
  • tes pencitraan, seperti MRI, X-Ray, dan CT-Scan, serta
  • biopsi hati.

Pengobatan sirosis hati

Pada dasarnya, pengobatan sirosis hati itu berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan yang diderita.

Tujuan dari perawatan ini adalah memperlambat perkembangan jaringan parut pada liver dan mengobati gejala serta mencegah komplikasi.

Berikut ini beberapa cara mengobati sirosis yang kerap direkomendasikan oleh dokter.

1. Berhenti minum minuman beralkohol

Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan sirosis hati. Namun, Anda bisa mencegah komplikasi dengan berhenti minum alkohol

Bila Anda sulit menghentikan kebiasaan minum alkohol, minta dokter untuk referensi program pengobatan untuk kecanduan alkohol.

Pasalnya, pasien dengan sirosis sangat tidak dianjurkan minum alkohol karena berdampak buruk bagi hati.

2. Diet rendah garam

efek garam untuk kolesterol

Diet rendah garam (natrium) adalah pengobatan sirosis yang bertujuan untuk mencegah penumpukan cairan dalam tubuh.

Hal ini juga membantu mengontrol asites dan pembengkakan yang terjadi pada tubuh. 

Bila kondisinya sudah semakin parah, dokter mungkin akan melakukan prosedur untuk mengeluarkan cairan atau pembedahan agar tekanannya berkurang.

3. Minum obat sesuai aturan dokter

Walaupun sirosis tidak dapat disembuhkan, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat untuk mengatasinya.

Obat-obatan ini setidaknya dapat membantu mengendalikan penyebab dan mencegah komplikasi.

Obat yang diresepkan untuk meringankan gejala sirosis berupa: 

  • kortikosteroid, seperti prednisone dan azathioprine
  • obat-obatan antiviral, 
  • antibiotik, seperti ciprofloxacin dan amoxicillin,
  • diuretik, seperti amiloride dan furosemide,
  • obat pembekuan darah, serta 
  • vitamin K. 

Selain itu, obat-obatan untuk mengendalikan hepatitis untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut pada sel hati akibat virus hepatitis B dan hepatitis C. 

4. Pengobatan untuk komplikasi

Pengobatan komplikasi sirosis hati yang disebabkan oleh peningkatan tekanan di pembuluh darah pada perut tergantung pada berat badan.

Obat-obatan dan endoskopi bisa digunakan untuk pengobatan pembuluh darah yang membesar di kerongkongan (varises esofagus) untuk mencegah perdarahan. 

5. Operasi dan transplantasi hati

Jika sejumlah pengobatan di atas tidak kunjung membuahkan hasil, operasi dan transplantasi hati mungkin dapat direkomendasi oleh dokter untuk mengatasi sirosis hati.

6. Obat herbal

Hingga saat ini sejumlah pengobatan alternatif telah digunakan untuk mengatasi penyakit liver, seperti: 

  • milk thistle (silymarin),
  • merica panjang (long pepper), dan 
  • minum kopi.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada penelitian yang dapat merekomendasikan obat herbal untuk mengobati sirosis hati.

Selain itu, ada sejumlah pengobatan alternatif yang dapat merusak hati.

Intinya, pilihan penanganan dan pengobatan sirosis hati bergantung pada penyebab dan tingkat kerusakan hati.

Selalu diskusikan dengan dokter terkait pilihan perawatan yang tepat dengan kondisi Anda.

Perawatan di rumah

pola makan sehat setelah menikah

Selain mendapatkan perawatan dari dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menjalani hidup sebagai penderita sirosis hati.

Berikut ini perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah yang membantu mengatasi penyakit sirosis. 

1. Pola makan sehat

Hati yang rusak sangat membutuhkan nutrisi yang tepat agar kerusakan hati tidak berkembang.

Itu sebabnya, mengatur pola makan pasien sirosis penting untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup dan menghindari makanan yang merusak hati.

Berikut yang perlu diperhatikan.

  • Batasi atau berhenti minum alkohol.
  • Diet rendah lemak, seperti diet Mediterania
  • Hindari makanan laut mentah, seperti tiram, karena mengandung bakteri.
  • Kurangi jumlah garam.
  • Ganti garam dengan rempah lainnya untuk membumbui makanan. 

2. Gaya hidup sehat

Selain pola makan sehat, pengobatan sirosis hati di rumah tentu harus didukung dengan gaya hidup yang sehat pula. Berikut hal-hal yang dapat Anda lakukan.

  • Menjaga berat badan ideal.
  • Rutin berolahraga.
  • Berhenti merokok
  • Melakukan pemeriksaan rutin secara berkala. 
  • Menghindari berhubungan seks tanpa kondom.
  • Mendapatkan vaksin hepatitis B.
  • Menghindari penggunaan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan aspirin.

Apabila Anda mengalami gejala sirosir hati, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan sesuai kondisi Anda.

Ringkasan

  • Sirosis hati adalah kondisi kronis di mana jaringan hati rusak dan tergantikan oleh jaringan parut sehingga mengganggu fungsi hati.
  • Penyebab utama sirosis hati meliputi konsumsi alkohol berlebihan, infeksi hepatitis B atau C, dan penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD).
  • Gejala sirosis hati meliputi kelelahan, hilang nafsu makan, kulit dan mata menguning (jaundice), serta perut membesar akibat penumpukan cairan.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Liver Cirrhosis – American College of Gastroenterology. (2019). Retrieved 14 November 2024, from https://gi.org/topics/liver-cirrhosis/ 

Cirrhosis – Symptoms and causes. (2024). Retrieved 14 November 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cirrhosis/symptoms-causes/syc-20351487 

Xiong, F., & Guan, Y. (2017). Cautiously using natural medicine to treat liver problems. World Journal Of Gastroenterology, 23(19), 3388. doi: 10.3748/wjg.v23.i19.3388.

Sharma B, John S. (2020). Hepatic Cirrhosis. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Retrieved 14 November 2024, from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482419/ 

Siddiq, T., & Khan, N. (2015). Nutrition as a Part of Therapy in the Treatment of Liver Cirrhosis. Journal Of Nutrition & Food Sciences, 5(11). doi: 10.4172/2155-9600.1000S11004.

Cirrhosis of the Liver Prevention | Cleveland Clinic. (2024). Retrieved 14 November 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15572-cirrhosis-of-the-liver/prevention

Cirrhosis – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2020). Retrieved 14 November 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cirrhosis/diagnosis-treatment/drc-20351492 

Versi Terbaru

22/11/2024

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Kenali Gejala dan Tanda Sirosis, Radang Hati Kronis yang Berbahaya

Tidak Semua Penyakit Liver Menular, Ini Penjelasannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan