Kelas 1 SD: Imunisasi campak setiap bulan Agustus dan imunisasi diphteria tetanus (DT) setiap bulan November. Kelas 2—3 SD: Imunisasi tetanus diphteria (Td) pada bulan November. Sementara itu, menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), anak juga perlu mendapatkan jenis vaksinasi anak lain, seperti berikut.
- Influenza: anak usia 7-18 tahun yang mengalami flu setiap tahun.
- Human papillomavirus (HPV): Dimulai saat anak berusia 11-12 tahun, juga bisa diberikan saat anak usia 9-10 tahun, jika memang kondisi kesehatan anak memerlukannya
- Meningitis: Anak berusia 11-12 tahun.
- Vaksinasi dengue: Anak usia di atasi 9 tahun yang pernah terkena DBD.
- Vaksin japanese encephalitis (JE): Bila akan mendatangi daerah endemik.
Khusus untuk vaksinasi meningitis, ini termasuk dalam imunisasi khusus sehingga harus konsultasi dulu dengan dokter anak.
Apakah vaksinasi pasti membuat anak kebal?

Anak yang sudah mendapatkan imunisasi akan sangat jarang sakit karena sistem imunnya sudah kuat oleh bantuan obat ini.
Meski begitu, orangtua perlu paham bahwa setelah anak melengkapi vaksin, tetap ada kemungkinan kecil untuk terserang penyakit tersebut.
Mengutip dari laman IDAI, penelitian epidemiologi Indonesia dan negara-negara lain telah membuktikan manfaat perlindungan dari vaksinasi.
Ketika ada wabah campak, difteri atau polio, anak yang sudah mendapat imunisasi lengkap tercatat sangat jarang tertular.
Apabila memang sakit karena tertular, biasanya kondisi anak tidak akan terlalu parah sampai membahayakan nyawa.
Sebaliknya, anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi wajib sama sekali biasanya cenderung mengalami sakit yang lebih berat, komplikasi berupa kecacatan, atau bahkan kematian.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar