backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Imunisasi: Manfaat, Jenis, Jadwal, Bedanya dengan Vaksinasi

Ditinjau secara medis oleh dr. Reza Abdussalam, SpA · Kesehatan anak · Brawijaya Hospital Antasari


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 08/06/2023

Imunisasi: Manfaat, Jenis, Jadwal, Bedanya dengan Vaksinasi

Sudahkah Anda membawa si Kecil untuk imunisasi? Apakah sudah lengkap juga jenis vaksin yang harus si Kecil dapatkan? Pemberian imunisasi ini tidak hanya untuk bayi, tetapi juga anak balita sampai usia sekolah. Mengapa penting memberikan vaksinasi pada anak? Ini penjelasan lengkapnya.

Perbedaan imunisasi dan vaksinasi

Banyak orang menyamakan arti istilah tersebut. Padahal, keduanya memiliki arti yang berbeda. Lantas, apa bedanya?

Sebenarnya keduanya masuk ke dalam rangkaian proses pencegahan penyakit. Pemberian vaksinasi dan imunisasi terjadi secara bertahap untuk memperkuat antibodi perlahan.

Vaksin adalah ‘alat’ untuk membentuk antibodi terhadap suatu penyakit tertentu. Ini berarti vaksinasi adalah proses pemberian antibodi untuk menangkal penyakit.

Sementara imunisasi adalah proses pembuatan antibodi dalam tubuh setelah pemberian vaksin agar sistem imun semakin kuat, sehingga kebal terhadap serangan penyakit.

Meski begitu, masyarakat lebih mengenal istilah imunisasi ketimbang vaksinasi. Secara tak langsung, hal ini membuat imunisasi dan vaksinasi memiliki arti yang sama padahal berbeda.

Manfaat imunisasi bagi anak

anak diimunisasi

Kementerian Kesehatan RI menetapkan jenis imunisasi untuk anak yang wajib dilakukan beberapa kali sepanjang hidup si Kecil. Penting untuk Anda mengetahui manfaatnya, yaitu berikut.

  • Melindungi anak dari risiko penyakit dan kematian.
  • Efektif mencegah penyakit.
  • Memberi perlindungan untuk orang lain.

Bagaimana bisa melindungi orang lain? Hal ini disebut juga dengan herd immunity atau kekebalan kelompok.

Ini adalah kondisi ketika vaksin tidak hanya melindungi orang yang mendapat imunisasi, tetapi juga memiliki manfaat untuk anak yang tidak menerima vaksin. 

Ketika banyak anak mendapatkan perlindungan vaksin, mereka akan membantu melindungi sebagian anak yang kekurangan sistem kekebalan tubuh dengan mengurangi penyebaran penyakit. 

Semakin banyak anak yang mendapat vaksin, semakin sedikit penyebaran penyakit. Dengan begitu, mereka yang tidak mendapatkan imunisasi dapat ikut terlindungi.

Apa akibatnya jika anak tidak mendapatkan imunisasi?

anak vaksin

Pada dasarnya, vaksinasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sejak bayi baru lahir untuk menjaga kesehatannya.

Ada tiga alasan penting mengapa ini wajib untuk semua bayi.

  • Vaksinasi sudah terbilang aman, cepat, dan sangat efektif untuk mencegah penularan penyakit.
  • Sekali mendapatkan imunisasi, maka setidaknya tubuh anak telah terlindungi dengan baik dari ancaman penyakit.
  • Anak justru berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit dan mengalami gejala yang lebih parah jika tidak mendapatkan imunisasi.
  • Selain itu, bila bayi tidak menerima vaksin atau bayi terlambat vaksinasi, bisa berakibat fatal untuk kesehatannya di kemudian hari.

    Sebab ketika anak sudah mendapatkan vaksin, otomatis melengkapi tubuhnya dengan sistem imun yang bekerja spesifik untuk menyerang virus.

    Sebaliknya, jika anak tidak mendapatkan imunisasi, tubuh tidak memiliki sistem pertahanan khusus yang bisa mendeteksi jenis-jenis penyakit berbahaya tersebut.

    Terlebih sistem imun anak kecil juga belum sekuat dan bekerja semaksimal orang dewasa.

    Hal ini akan membuat kuman penyakit semakin mudah berkembang biak dalam tubuh anak. Efek samping imunisasi tidak sebanding dengan bayi yang tidak mendapat imunisasi.

    Jenis imunisasi dasar lengkap untuk bayi

    anak vaksin

    Berdasarkan Permenkes No. 12 Tahun 2017, ada beberapa imunisasi atau vaksin yang wajib untuk bayi baru lahir sampai sebelum berusia 1 tahun.

    Jenis imunisasi ini bisanya diberikan gratis oleh pelayanan kesehatan di bawah naungan pemerintah, seperti posyandu, puskesmas, maupun rumah sakit.

    Berikut daftar imunisasi dasar lengkap yang wajib untuk bayi beserta jadwal imunisasi bayi dan anak terbaru rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2023.

    Vaksin pentavalen merupakan vaksin kombinasi dari  vaksin HB, dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B).

    Perlu Anda ketahui

    Terdapat dua tipe imunisasi yaitu suntik dan oral atau dengan cara meneteskan ke dalam mulut.
    Vaksin oral berisi bibit penyakit yang masih hidup tetapi sudah lemah, sedangkan vaksin suntik biasanya berisi virus atau bakteri yang sudah mati.
    Pemberian vaksin suntik dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan pada bawah lapisan kulit atau langsung menuju otot, biasanya lengan atau paha.
    Vaksin suntik akan membentuk kekebalan langsung dalam darah. Sementara kandungan vaksin tetes akan langsung masuk saluran cerna untuk merangsang sistem kekebalan tubuh dalam usus.

    Jenis vaksinasi tambahan untuk bayi dan anak

    anak vaksin

    Bayi sangat perlu mendapat beberapa imunisasi tambahan. Pemberian jenis vaksin pilihan tidak hanya pada anak-anak, tetapi orang dewasa sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.

    Berikut daftar vaksin pilihan untuk anak-anak dan orang dewasa.

  • Vaksin tifoid (anak usia 24 bulan).
  • Imunisasi rotavirus (usia bayi 2, 4, dan 6 bulan).
  • Vaksin PCV ( usia bayi 2, 4, dan 6 bulan).
  • Vaksin varicella (setelah anak berusia 12 bulan).
  • Vaksinasi influenza (bayi umur 6 bulan ulang setiap satu tahun).
  • Vaksin hepatitis A (bayi usia 12 bulan, ulang 2 kali jeda 6—36 bulan).
  • Vaksin HPV (anak usia di atas 9 tahun).
  • Pemberian imunisasi HPV berfungsi untuk melindungi tubuh dari virus HPV yang dapat mengakibatkan kanker serviks, penyakit seks menular seperti kutil kelamin, hingga kanker anus dan penis.

    Jenis vaksinasi untuk usia anak sekolah

    akibat anak tidak imunisasi

    Kebanyakan pemberian vaksinasi pada anak usia sekolah adalah pengulangan atau booster dari imunisasi saat bayi. Indonesia sendiri telah ada jadwal imunisasi lanjutan bagi anak usia sekolah.

    Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan no.12 tahun 2017, jenis vaksinasi anak usia sekolah yang masuk program kesehatan Indonesia yaitu:

    • Diphtheria tetanus (DT).
    • Campak.
    • Tetanus diphteria (Td).

    Kementerian Kesehatan telah mengatur jadwal vaksinasi anak usia sekolah dasar, yaitu:

  • Kelas 1 SD: Imunisasi campak setiap bulan Agustus dan imunisasi diphteria tetanus  (DT) setiap bulan November.
  • Kelas 2—3 SD: Imunisasi tetanus diphteria (Td) pada bulan November.
  • Sementara itu, menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), anak juga perlu mendapatkan jenis vaksinasi anak lain, seperti berikut.

    • Influenza: anak usia 7-18 tahun yang mengalami flu setiap tahun.
    • Human papillomavirus (HPV): Dimulai saat anak berusia 11-12 tahun, juga bisa diberikan saat anak usia 9-10 tahun, jika memang kondisi kesehatan anak memerlukannya
    • Meningitis: Anak berusia 11-12 tahun.
    • Vaksinasi dengue: Anak usia di atasi 9 tahun yang pernah terkena DBD.
    • Vaksin japanese encephalitis (JE): Bila akan mendatangi daerah endemik.

    Khusus untuk vaksinasi meningitis, ini termasuk dalam imunisasi khusus sehingga harus konsultasi dulu dengan dokter anak.

    Apakah vaksinasi pasti membuat anak kebal?

    imunisasi bayi

    Anak yang sudah mendapatkan imunisasi akan sangat jarang sakit karena sistem imunnya sudah kuat oleh bantuan obat ini.

    Meski begitu, orangtua perlu paham bahwa setelah anak melengkapi vaksin, tetap  ada kemungkinan kecil untuk terserang penyakit tersebut.

    Mengutip dari laman IDAI, penelitian epidemiologi Indonesia dan negara-negara lain telah membuktikan manfaat perlindungan dari vaksinasi.

    Ketika ada wabah campak, difteri atau polio, anak yang sudah mendapat imunisasi lengkap tercatat sangat jarang tertular.

    Apabila memang sakit karena tertular, biasanya kondisi anak tidak akan terlalu parah sampai membahayakan nyawa.

    Sebaliknya, anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi wajib sama sekali biasanya cenderung mengalami sakit yang lebih berat, komplikasi berupa kecacatan, atau bahkan kematian.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Reza Abdussalam, SpA

    Kesehatan anak · Brawijaya Hospital Antasari


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 08/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan