2. Mengurangi risiko aborsi

Kehamilan di luar rencana akibat tidak menjalani program keluarga berencana sangat berisiko meningkatkan angka aborsi ilegal yang bisa berakibat fatal.
Pada dasarnya, hukum Indonesia menyatakan aborsi adalah tindakan ilegal dengan beberapa pengecualian tertentu.
Tindak aborsi sangat diatur ketat dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.
Berdasarkan dua aturan tersebut, prosedur aborsi di Indonesia hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan tim dokter setelah didasari alasan medis yang kuat.
Sebagai contoh, karena kehamilan berisiko tinggi yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, korban perkosaan, dan kasus gawat darurat tertentu.
Di luar itu, tindakan aborsi dinyatakan ilegal dan termasuk ranah hukum pidana.
Nyatanya, kebanyakan kasus aborsi ilegal di Indonesia dilakukan diam-diam dengan prosedur yang tidak sesuai standar medis.
Alhasil, risiko kematian ibu dan janin akibat aborsi sangatlah tinggi.
3. Menurunkan angka kematian ibu

Hamil setelah program KB nyatanya menguntungkan untuk kesehatan wanita.
Sebelumnya sudah dijelaskan sedikit di atas bahwa kehamilan yang tidak direncanakan dapat memperbesar peluang risiko komplikasi, termasuk kematian ibu.
Komplikasi kehamilan dan melahirkan sebagian besar ditunjukkan oleh kelompok perempuan yang menikah di usia terlalu dini.
Data kolaborasi BPS dan UNICEF Indonesia melaporkan, anak perempuan usia 10-14 tahun berisiko 5 kali lebih besar meninggal akibat komplikasi daripada perempuan yang hamil di usia 20-24 tahun.
Beberapa risiko komplikasi yang harus dihadapi oleh anak perempuan yang hamil di usia belia adalah fistula obstetri, infeksi, perdarahan hebat, anemia, dan eklampsia.
Hal ini bisa terjadi karena tubuh anak perempuan belum “matang” secara fisik maupun biologis.
Alhasil, mereka lebih berisiko mengalami dampak dari kehamilan yang tidak direncanakan dengan matang.
Risiko berbagai komplikasi ini juga mungkin terjadi jika Anda semakin sering hamil dengan jarak yang berdekatan.
Kabar baiknya, berbagai penyebab kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan sebenarnya dapat dicegah salah satunya dengan mengikuti program keluarga berencana.
Selain menekankan pentingnya kontrasepsi, program ini juga menyediakan akses layanan untuk merencanakan waktu, jumlah, dan jarak kehamilan yang tepat bagi setiap pasangan.
4. Mengurangi angka kematian bayi

Wanita yang hamil dan melahirkan di usia dini bisa menjadi salah satu penyebab bayi lahir prematur, lahir dengan berat badan bayi rendah, dan kekurangan gizi.
Berbagai laporan mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan oleh perempuan berusia sangat belia memiliki risiko kematian dini lebih tinggi daripada ibu yang berusia lebih tua.
Hal ini terjadi karena janin bersaing untuk mendapatkan asupan gizi dengan tubuh ibunya karena sama-sama masih dalam tahap perkembangan.
Bayi yang tidak mendapatkan cukup asupan gizi dan darah bernutrisi akan terhambat atau bahkan janin gagal berkembang dalam kandungan.
5. Membantu mencegah HIV/AIDS

Salah satu metode kontrasepsi yang umum dan paling mudah ditemukan adalah kondom.
Sayangnya, banyak orang masih segan menggunakan kontrasepsi satu ini karena merasa bahwa kondom justru mengurangi kenikmatan saat berhubungan seksual.
Padahal, manfaat penggunaan kondom tak hanya sebatas untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dalam program keluarga berencana.
Kondom juga dapat mencegah penularan penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Pada wanita, kontrasepsi dapat mengurangi risiko penyebaran virus HIV dari ibu yang terinfeksi kepada bayi.
Maka dari itu, risiko bayi terinfeksi HIV setelah dilahirkan pun menurun.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar