7. Infeksi pada rahim dan vagina
Infeksi pada rahim, termasuk pada cairan ketuban, dan vagina, seperti infeksi bacterial vaginosis (BV), dapat menyebabkan kelahiran prematur. Bahkan infeksi ini pada umumnya menjadi penyebab setengah kasus dari semua kasus kelahiran prematur.
Para ahli menduga bahwa infeksi dapat menyebabkan peradangan vagina sehingga terjadi pelepasan hormon prostaglandin di mana hormon inilah yang memicu proses kelahiran.
Teori lain menyebutkan bahwa senyawa yang dihasilkan bakteri pada saluran kelamin yang terkena infeksi dapat membuat membran di sekitar cairan ketuban melemah dan menyebabkan peluruhan lebih awal.
Bakteri juga dapat menyebabkan infeksi dan peradangan pada rahim sehingga memicu kelahiran bayi secara prematur.
Infeksi yang terjadi pada bagian tubuh lainnya juga dapat memicu kelahiran prematur, seperti infeksi pada ginjal, pneumonia, apendisitis (radang usus buntu), dan infeksi pada saluran kemih.
8. Kelainan pada struktur rahim atau leher rahim
Kelainan pada rahim atau leher rahim dapat membuat bayi jadi lebih sulit untuk keluar dari kandungan. Maka dari itu hal ini juga bisa menjadi penyebab bayi lahir prematur.
Lalu, kelainan pada rahim atau leher rahim ini di antaranya:
- Leher rahim pendek (kurang dari 25 mm)
- Leher rahim tidak tertutup seperti seharusnya selama kehamilan
- Leher rahim menipis
- Leher rahim membuka (dilatasi) tetapi tidak disertai dengan kontraksi.
Risiko kelahiran bayi prematur meningkat secara signifikan pada wanita yang memiliki leher rahim pendek setelah menjalani operasi rahim,
Hal ini terutama biopsi kerucut atau prosedur loop electrosurgical excision procedure (LEEP) -— yang menguji sel pra-kanker atau sel abnormal.
9. Stres
Stres berat yang disebabkan oleh pengalaman traumatis dapat menyebabkan pelepasan hormon yang memicu kelahiran sehingga bayi harus dilahirkan secara prematur. Stres dari pekerjaan juga dapat menjadi penyebab bayi lahir prematur.
Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang berdiri lebih dari lima jam dalam sehari atau yang memiliki pekerjaan melelahkan secara fisik juga lebih mungkin untuk melahirkan secara prematur.
Kelola perasaan Anda agar stres tidak berkembang menjadi depresi. Ibu hamil yang mengidap (terdiagnosis maupun tidak) depresi baru maupun depresi kambuhan memiliki peningkatan risiko 30-40% mengalami kelahiran prematur yang terjadi di periode usia kehamilan 32-36 minggu.
10. Kondisi lainnya
Hal lainnya yang bisa menjadi penyebab bayi lahir secara prematur adalah gangguan autoimun, anemia, infeksi, ketuban pecah dini serta penyakit kronis berupa diabetes dan tekanan darah tinggi. Ada kemungkinan pula terjadi karena faktor genetik.
Apakah Anda mempunyai kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, minum alkohol sampai mengonsumsi obat terlarang? Perilaku ini tidak hanya meningkatkan risiko keguguran.
Akan tetapi juga dapat menjadi penyebab bayi lahir prematur atau membuat bayi memiliki berat badan lahir rendah. Zat kimia yang terkandung dalam rokok, minuman alkohol, dan obat-obatan dapat menembus plasenta.
Pencegahan yang bisa dilakukan
Setelah mengetahui beberapa penyebab terjadinya bayi lahir secara prematur, Anda juga bisa melakukan tindakan pencegahan.
Hal ini dilakukan untuk membantu apabila Anda mempunyai masalah atau risiko yang cukup tinggi mengalami kelahiran bayi prematur.
Cara mencegah bayi lahir prematur yang bisa dilakukan adalah:
1. Mengonsumsi suplemen progesteron
Apabila Anda mempunyai riwayat melahirkan bayi prematur sebelumnya atau memiliki leher rahim yang tergolong pendek ada kemungkinan Anda diberikan suplemen progesteron.
Suplemen ini digunakan untuk mencegah bayi keluar secara prematur serta mencegah terjadinya keguguran. Namun, suplemen ini hanya boleh dikonsumsi jika diresepkan oleh dokter.
2. Cervical cerclage
Apabila seseorang mempunyai kondisi yang bisa menjadi penyebab bayi lahir secara prematur seperti serviks yang pendek, Anda perlu melakukan prosedur bedah.
Prosedur ini dilakukan dengan cara menjahit serviks agar dapat menyokong rahim. Jahitan ini nantinya akan dilepas ketika sudah tiba waktunya melahirkan.
Lagi-lagi, prosedur ini hanya dilakukan jika dokter Anda merekomendasikannya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar