backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada Bayi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada Bayi

Tidak semua bayi lahir dengan berat yang normal. Ada bayi yang lahir dengan kondisi berat badan lahir rendah atau disebut BBLR. Lantas, apakah kondisi ini membahayakan dan bagaimana cara mencegahnya? Berikut ulasan lengkapnya.

Apa itu BBLR?

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi ketika berat badan bayi yang baru lahir berada di bawah kisaran normalnya.

Sesaat setelah dilahirkan, panjang atau tinggi serta berat badan bayi akan diukur dan ditimbang.

Berat badan bayi dikatakan normal jika berada di kisaran 2.500 gram (gr) atau 2,5 kilogram (kg) hingga 3.500 gr atau 3,5 kg.

Bila berat badan bayi yang baru lahir lebih dari 4.000 gr atau 4 kg, tandanya bayi tergolong besar.

Sementara jika berat badan bayi saat lahir kurang dari 2.500 gram, artinya ia mengalami berat badan lahir rendah (BBLR).

Hasil pengukuran berat badan bayi tersebut berlaku untuk bayi yang lahir di usia kehamilan normal, yakni sekitar 37—42 minggu.

Namun, berat badan normal tersebut tidak berlaku bagi bayi yang lahir lebih cepat dari perkiraan lahir atau prematur.

Bayi prematur biasanya lahir sebelum usia kehamilan memasuki 37 minggu.

Itu sebabnya, berat badan bayi yang lahir prematur cenderung lebih rendah dari berat normal bayi pada umumnya atau di bawah 2,5 kg.

Pengelompokan BBLR

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa kelompok bayi berdasarkan berat lahir di bawah normalnya.
Berikut pengelompokkan BBLR.
  • Berat badan lahir rendah (BBLR): BB kurang dari 2.500 gr atau 2,5 kg.
  • Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR): BB di antara 1.000 gr atau 1 kg dan kurang dari 1.500 gr atau 1,5 kg.
  • Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR): BB kurang dari 1.000 gr atau 1 kg.

Apa tanda dan gejala BBLR pada bayi?

detak jantung bayi baru lahir

Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa bayi memiliki berat badan rendah, yakni berikut.

  • Bobot tubuhnya yang kurang dari 2,5 kg saat ditimbang
  • Fisik tubuhnya tampak jauh lebih kecil ketimbang bayi yang baru lahir dengan berat normal
  • Ukuran kepala bayi biasanya tidak proporsional dengan badannya

Tubuh bayi juga terlihat kurus karena simpanan lemak tubuh yang sedikit.

Bahkan, jika diperhatikan, bayi prematur maupun bayi cukup bukan yang lahir dengan berat badan rendah memiliki perbedaan.

Bayi yang lahir di usia kehamilan normal tapi mengalami berat badan lahir rendah biasanya sudah matang secara fisik.

Hanya saja, kondisi tubuhnya cenderung lebih lemah dan kurus ketimbang bayi lainnya.

Sementara itu, bayi prematur yang mengalami berat badan lahir rendah umumnya memang memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil dan belum terlalu matang secara fisik.

Apa penyebab BBLR?

bayi berat lahir rendah

Ada beberapa penyebab yang membuat bayi lahir dengan berat rendah (BBLR), yaitu sebagai berikut.

1. Status gizi ibu bayi sebelum hamil

Status gizi ibu hamil menentukan asupan yang diperoleh bayi dalam kandungan. Kecukupan status gizi sebelum kehamilan dinilai menggunakan indeks massa tubuh (IMT).

Ini karena status gizi sebelum dan selama kehamilan berpengaruh besar terhadap asupan dan pertumbuhan bayi di dalam kandungan.

Wanita dengan indeks massa tubuh (IMT) di bawah 18,5 atau tergolong kurus saat hamil berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Di sisi lain, asupan energi dan protein yang tidak tercukupi dengan baik pada ibu hamil juga dapat mengakibatkan kurang energi kronis (KEK).

KEK tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan sudah mulai mulai terbentuk cukup lama.

Ibu hamil atau seorang wanita yang belum hamil berisiko mengalami KEK bila ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang 23,5 sentimeter (cm).

Seorang wanita maupun ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi dengan berat rendah (BBLR).

2. Kurangnya kenaikan berat badan ibu hamil

Peningkatan asupan untuk memenuhi kebutuhan bayi pasti akan berdampak pada kenaikan berat badan ibu di masa kehamilan. 

Kenaikan berat badan ibu berkisar antara 5—18 kg yang disesuaikan dengan status gizi sebelum hamil.

Kenaikan berat badan yang terlalu sedikit meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah. 

Hal ini dibuktikan oleh penelitian dalam Journal of Maternal and Child Health bahwa kenaikan berat badan ibu hamil memiliki hubungan positif terhadap berat bayi saat dilahirkan.

Semakin besar peningkatan berat badan ibu hamil, maka akan semakin tinggi berat badan bayi saat dilahirkan.

3. Usia ibu saat sedang hamil

Bayi berat lahir rendah (BBLR) pada umumnya ditemukan pada ibu yang hamil saat usia remaja.

Tubuh seorang perempuan usia remaja belum siap untuk mengalami kehamilan, hal ini juga dapat disebabkan  kecukupan nutrisi pada usia tersebut. 

Kehamilan usia remaja yang paling sering  terjadi pada usia 15—19 tahun.

Akibatnya, risiko melahirkan berat bayi lahir rendah menjadi lebih tinggi 50% dibandingkan usia normal untuk menjalani kehamilan atau sekitar 20—29 tahun.

4. Kondisi kesehatan ibu

Kesehatan ibu saat menjalani kehamilan maupun riwayat kesehatan sebelum dapat  berkontribusi menyebabkan BBLR.

Tidak hanya masalah kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan psikologis

Berikut beberapa masalah kesehatan ibu yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

  • Anemia.
  • Riwayat keguguran dan melahirkan BBLR.
  • Penyakit Infeksi (HIV, toxoplasmosis dan listeria).
  • Komplikasi kehamilan.
  • Pregnancy blues (gangguan hormonal menyebabkan kesedihan terus-menerus selama hamil).
  • Paparan alkohol dan asap rokok saat hamil (pasif maupun aktif).

Konsumsi alkohol dan rokok menyebabkan racun masuk ke aliran darah ibu hamil dan dapat merusak plasenta.

Hal ini dapat menyebabkan rusaknya sumber nutrisi bagi bayi dalam kandungan. 

5. Kelahiran prematur

Seperti yang sempat dijelaskan sebelumnya, berat badan bayi lahir rendah (BBLR) disebabkan oleh kelahiran prematur.

Dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup umur, waktu yang dimiliki bayi prematur untuk tumbuh dan berkembang di rahim ibu lebih sedikit.

Padahal, trimester ketiga atau akhir kehamilan juga merupakan masa-masa penting bagi perkembangan tubuh bayi salah satunya untuk menambah bobot dan tinggi badannya.

Kurangnya asupan oksigen, makanan, maupun zat gizi akan membatasi tumbuh kembangnya di dalam kandungan. 

6. IUGR

Penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah lainnya yakni intrauterine growth restriction (IUGR).

IUGR adalah gangguan yang membuat perkembangan bayi di dalam kandungan terhambat.

IUGR bisa terjadi karena adanya masalah dengan plasenta maupun kondisi kesehatan ibu dan bayinya.

Bayi yang mengalami IUGR bisa lahir secara prematur atau sesuai dengan usia kehamilan normal, yakni di kisaran 37—42 minggu.

Akan tetapi, biasanya bayi prematur dan lahir cukup bulan yang mengalami IUGR memiliki kondisi fisik yang berbeda.

Berat badan rendah pada bayi yang baru lahir juga dapat disebabkan oleh adanya komplikasi selama kehamilan.

Bagaimana cara mendiagnosis bayi BBLR?

komplikasi melahirkan komplikasi persalinan

Pemeriksaan rutin selama kehamilan akan membantu dokter untuk mendiagnosis kondisi kesehatan Anda dan bayi.

Selain dengan memastikan peningkatan berat badan Anda stabil, dokter dapat memeriksa ukuran tubuh bayi dari ketinggian fundus.

Tinggi fundus adalah bagian atas rahim. Pengukuran tinggi fundus dimulai dari bagian atas tulang kemaluan atau vagina, sampai ke atas rahim dengan satuan sentimeter (cm).

Setelah masuk minggu ke-20 kehamilan, hasil pengukuran tinggi fundus idealnya ada di kisaran usia kehamilan Anda.

Contohnya begini, jika saat ini usia kehamilan Anda 25 minggu, artinya tinggi fundus seharusnya sudah berada di kisaran 25 cm.

Jika ukuran tinggi fundus kurang dari seharusnya, ada kemungkinan tumbuh kembang bayi di dalam kandungan tidak berjalan dengan baik.

Dokter juga dapat menggunakan metode ultrasonografi (USG) guna memeriksa perkembangan bayi selama berada di dalam kandungan.

Ketimbang dengan mengukur tinggi fundus, metode USG lebih akurat untuk membantu memperkirakan berat bayi.

Pengukuran dengan USG biasanya meliputi kepala, perut, serta tulang paha bayi.

Tidak berhenti sampai di sini. Setelah lahir, bayi akan langsung ditimbang untuk memastikan kemungkinan mengalami berat badan rendah.

Jika hasil penimbangan menunjukkan berat badan bayi kurang dari 2,5 kg, dokter akan mendiagnosis dengan berat badan lahir rendah.

Perlu Anda ketahui

Kebanyakan kasus berat badan lahir rendah (BBLR) dialami oleh bayi prematur. Akan tetapi, bayi yang lahir di usia kehamilan normal tapi berat badannya di bawah kisaran rata-rata juga bisa mengalami BBLR.

Bagaimana penanganan untuk bayi BBLR?

Perawatan untuk bayi BBLR berbeda-beda, tergantung dari beberapa hal.

Hal ini meliputi usia kehamilan saat lahir, kondisi kesehatan, gejala yang dialami bayi, serta toleransi tubuh bayi terhadap obat dan prosedur medis tertentu.

1. Perawatan intensif di rumah sakit

bayi dengan kondisi berat badan lahir rendah bblr

Biasanya, bayi yang lahir prematur dengan berat badan rendah membutuhkan perawatan khusus bayi prematur di neonatal intensive care unit (NICU).

Di sini, bayi yang lahir dengan berat badan rendah akan selalu diawasi dan dirawat secara intensif oleh dokter dan tim medis.

Bahkan, suhu tempat tidur dan pemberian makan bayi juga akan senantiasa diatur sedemikian rupa untuk memperbaiki kondisi kesehatannya.

Sementara untuk bayi yang lahir cukup bulan tapi mengalami BBLR, dapat dirawat di unit perawatan khusus bayi. Pemberian makan bayi bisa dilakukan secara khusus.

Jika bayi memiliki kesulitan dalam mengisap, makanan bisa diberikan dengan menggunakan selang yang dialirkan langsung ke perut.

Bayi juga bisa makan melalui selang infus atau intravena yang dialirkan ke dalam pembuluh darah.

Lama waktu perawatan tersebut tidak dapat dipastikan. Perawatan setidaknya sampai pertumbuhan bayi bertambah dan kondisinya cukup sehat untuk dibawa pulang ke rumah.

2. Pemberian ASI

berat badan lahir rendah bblr

World Health Organization (WHO), sangat menganjurkan agar bayi yang lahir dengan berat badan rendah diberikan ASI.

Khususnya bila memungkinkan bagi Anda untuk menyusui dan bayi bisa menerima pemberian ASI eksklusif sejak awal dilahirkan.

Pemberian ASI bagi bayi berat badan lahir rendah bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tubuh serta penambahan berat badannya.

Aturan pemberian ASI untuk bayi dengan berat badan lahir rendah yakni selama 6 bulan penuh alias ASI eksklusif.

Sementara untuk ibu yang tidak bisa memberikan ASI pada bayi berat badan lahir rendah karena satu dan lain hal, bayi bisa diberikan donor ASI, menurut WHO.

Pemberian susu formula bisa menjadi pilihan terakhir jika bayi dengan berat badan lahir rendah tidak bisa diberikan ASI dari ibu maupun donor ASI.

Jika berat bayi tergolong sangat rendah (BBLSR) atau amat sangat rendah (BBLASR), tentu lama waktu dan perawatan yang dibutuhkan untuk kesembuhannya akan lebih lama dan banyak.

3. Kontak antar kulit (skin to skin)

Bayi yang terlahir dengan berat lahir rendah cenderung kesulitan mempertahankan suhu tubuh sehingga tubuh mereka cenderung memiliki suhu dingin.

Hal ini disebabkan ia memiliki lapisan lemak yang tipis sehingga mudah menyebabkan hipotermia.

Agar bayi BBLR cepat gemuk, WHO menyarankan Ibu bayi melakukan kontak dengan bayi sesering mungkin dengan menggendong bayi dengan metode kangguru.

Hal ini memudahkan untuk mengawasi perubahan kesehatan bayi dan pemberian ASI.

4. Memonitor kesehatan bayi

Lakukanlah pengawasan pada bayi secara rutin dengan memperhatikan permukaan kulit, pernapasan, dan suhu tubuh bayi.

Berikut gejala yang harus diwaspadai pada bayi berat lahir rendah dan segera lakukan periksakan ke dokter.

  • Bayi kuning, terdapat perubahan warna menjadi kuning pada kulit dan mata.
  • Sesak napas atau napas tidak teratur.
  • Demam.
  • Bayi terlihat lemas dan tidak mau menyusui.

Bila si kecil mengalami hal di atas, segera hubungi dokter.

5. Menghindari penularan penyakit infeksi

Penularan penyakit seperti flu, diare, dan pneumonia merupakan infeksi yang paling sering dialami bayi dan dampaknya akan lebih parah pada bayi dengan berat lahir rendah.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri sendiri, kebersihan lingkungan rumah, dan kebersihan alat keperluan bayi.  

Khusus penyakit yang dapat ditularkan melalui droplet udara seperti tuberkulosis dan influenza, jauhkan bayi Anda dan minimalisirlah kontak dengan penderita.

Ini karena permukaan benda maupun udara yang tercemar kuman akan sangat mudah menularkan penyakit kepada  bayi.

Apa komplikasi bayi dengan BBLR?

asfiksia pada bayi baru lahir

Secara umum, bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami berbagai komplikasi kesehatan ketimbang bayi lainnya.

Berikut berbagai risiko komplikasi lainnya yang bisa terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah.

  • Gangguan pada sistem pencernaan (gastrointestinal), seperti penyakit necrotizing enterocolitis (NEC) atau infeksi sistem pencernaan.
  • Gangguan pada sistem saraf (neurologis), seperti perdarahan intreventikular atau di dalam otak.
  • Gangguan pada fungsi penglihatan dan pendengaran.
  • Sudden infant death syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Rentan terserang penyakit infeksi
  • Berisiko mengalami stunting bila tidak ditangani dengan baik

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah kerap susah makan dan mengalami kesulitan dalam menambah berat badannya.

Semakin rendah berat badan bayi Anda saat lahir, semakin besar pula risiko komplikasi yang mungkin terjadi.

Apakah BBLR pada bayi bisa dicegah?

hamil bblr

Sebelum benar-benar terjadi, pencegahan merupakan tindakan terbaik untuk menghindari bayi lahir dengan berat badan rendah.

Salah satu kuncinya yakni cukupi asupan zat gizi ibu sebelum dan selama kehamilan.

Dengan begitu, status gizi ibu juga akan tergolong baik pula. Selain itu, pemeriksaan rutin selama masa kehamilan tak kalah penting untuk mencegah berat badan lahir rendah.

Pasalnya, selama pemeriksaan berlangsung, dokter akan selalu memerhatikan kondisi kesehatan ibu dan bayi di dalam kandungan.

Hal ini termasuk memantau perkembangan berat badan ibu yang turut berpengaruh ke tumbuh kembang bayi.

Anda juga dianjurkan untuk menghindari merokok, minum alkohol, maupun mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan