Selanjutnya, vagina Anda akan dibuka lebar dengan menggunakan alat medis bernama spekulum yang menyerupai paruh bebek. Proses ini dilanjutkan dengan membersihkan vagina pakai larutan antiseptik, menyuntikkan anestesi lokal ke leher rahim, sembari memasukkan alat steril yang disebut uterine sound atau aspirator endometrium untuk mengukur kedalaman rahim.
Baru kemudian IUD yang telah dibengkokkan bagian lengannya, dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina. Ketika sudah di dalam rahim, bagian lengan IUD yang tadinya bengkok kemudian terbentang hingga membentuk huruf T.
Anda bisa memasang KB spiral kapan saja, selama Anda tidak hamil dan tidak memiliki infeksi radang panggul. Namun, sebaiknya KB spiral digunakan bagi Anda yang sebelumnya sudah pernah hamil. Pasalnya, wanita yang belum pernah hamil lebih rentan merasakan sakit dan kram setelah pemasangan KB spiral.
4. Apakah alat kontrasepsi ini bisa lepas sendiri?
Anda pun perlu melakukan pertimbangan pada kemampuan alat ini untuk bertahan di dalam tubuh Anda sebelum memutuskan pakai KB spiral atau IUD ini. Pasalnya, ada kemungkinan IUD lepas sendiri. Hanya saja risikonya sangat rendah, sehingga kejadian ini sangat langka sekali.
Namun, kejadian ini mungkin sedikit umum pada wanita yang tidak pernah melahirkan. Terkadang seorang wanita tidak mengetahui hal ini sudah terjadi padanya. Ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan IUD keluar dengan sendirinya. Dengan kondisi ini, tentu hal ini bisa menjadi pertimbangan Anda sebelum pakai KB spiral.
Kemungkinan terbesar adalah prosedur pemasangan yang kurang tepat dan kondisi pasien yang tegang ketika dilakukan prosedur pemasangan sehingga posisi IUD tidak pada posisi yang normal. Jika hal tersebut terjadi, Anda perlu melakukan pemeriksaan kembali dengan dokter untuk memastikan KB spiral tersebut ditempatkan dengan benar.
5. Apakah alat kontrasepsi ini bisa bergeser posisi?
IUD bergeser atau terjadi pergerakan di dalam tubuh Anda juga perlu dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan untuk pakai IUD. Hal ini disebabkan IUD memang memiliki potensi untuk bergeser posisi saat berada dalam rahim.
Dalam beberapa kasus, IUD mungkin tidak langsung lepas hingga keluar dari rahim. Awalnya, posisi IUD bisa saja bergeser atau berpindah dari tempat diletakkannya semula. Selain membuat Anda dan pasangan tidak nyaman saat berhubungan seks, posisi IUD yang bergeser ini tentu akan mengurangi efektivitasnya dalam mencegah kehamilan.
Hal ini tentu menjadi pertimbangan penting untuk Anda sebelum pakai KB spiral. Tidak hanya itu saja, Anda juga akan menyadari berbagai tanda abnormal yang muncul ketika posisi KB spiral berpindah. Jika ini terjadi, segera ke dokter untuk minta mengembalikan posisi IUD ke tempat awalnya.

6. Bolehkah melepas IUD sebelum waktunya?
IUD bisa dilepas kapan saja, misalnya ketika Anda memutuskan ingin hamil atau ingin ganti metode KB dengan yang lebih temporer. Hal ini bisa menjadi salah satu pertimbangan bagi Anda sebelum memutuskan pakai KB spiral.
Perlu diingat, jika proses pelepasan IUD hanya bisa dilakukan oleh dokter. Setelah IUD dikeluarkan dari leher rahim, biasanya Anda akan mengalami kram dan perdarahan vagina ringan yang berlangsung selama 1 sampai 2 hari.
Namun, jika tidak mau hamil ataupun sudah mantap tidak ingin hamil lagi, maka baiknya KB spiral harus diperiksakan secara rutin ke dokter dan diganti dengan yang baru jika sudah lewat dari masa pakainya. Hal ini mungkin menjadi salah satu pertimbangan penting yang harus Anda pikirkan sebelum pakai KB spiral.
7. Apa saja kelebihan lainnya dari IUD?
Tentu Anda juga akan menjadikan kelebihan dari penggunaan IUD sebagai salah satu pertimbangan pakai KB spiral. Selain efektif mencegah kehamilan, penggunaan KB spiral ini juga memiliki kelebihan IUD lain, seperti:
- Penggunaan KB spiral bisa dilepas kapan saja dan tidak akan memengaruhi kesuburan.
- Setelah dilepas, kesuburan Anda bisa kembali normal dengan cepat. Artinya, Anda bisa langsung hamil lagi.
- Mengurangi risiko terkena kanker serviks dan kanker endometrium.
- Tidak membuat kegemukan seperti penggunaan pil KB.
- Pemakaian KB spiral hormon akan mengurangi nyeri, kram, perdarahan selama menstruasi, dan mampu menurunkan risiko kehamilan ektopik.
8. Apa saja risiko dari pemakaian IUD?
Tidak hanya kelebihan, tentu efek samping dari pemakaian IUD juga bisa Anda gunakan sebagai salah satu pertimbangan Anda jika ingin pakai KB spiral ini. Beberapa risiko ataupun efek samping penggunaan IUD bagi tubuh yang bisa jadi pertimbangan pakai KB spiral, antara lain:
- Jika Anda menggunakan KB spiral tembaga, Anda lebih rentan mengalami perdarahan menstruasi ataupun kram.
- Jika Anda menggunakan KB spiral hormon, biasanya akan menimbulkan efek samping layaknya PMS, seperti sakit kepala, tumbuhnya jerawat, pegal linu di beberapa area badan, dan nyeri di bagian payudara.
- Keluar bercak seperti perdarahan yang tidak teratur selama masa-masa awal pemakaian.
- Tidak semua orang bisa menggunakan IUD, khususnya bagi wanita yang merokok, memiliki penyakit radang panggul, kelainan pada rahim, kanker serviks, kanker payudara, liver, dan penyakit menular seksual.
- Terkadang posisi IUD berisiko bergeser dari tempat awal, bisa sebagian atau seluruhnya bahkan hingga keluar dari rahim.
Beberapa hal di atas memang sebaiknya menjadi pertimbangan Anda sebelum memutuskan pakai KB spiral. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter mengenai pertimbangan pakai KB spiral agar dokter bisa membantu Anda menentukan alat kontrasepsi terbaik untuk Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar