Normalnya, bayi memang minum air ketuban selama berada di dalam kandungan. Namun, air ketuban tersebut bebas dari mekonium sehingga tidak dapat dikatakan keracunan.
Bayi yang mengalami stres sebelum, saat, dan setelah proses kelahiran bisa menjadi penyebab terjadinya aspirasi mekonium.
10. Perdarahan postpartum

Setelah bayi berhasil dilahirkan, ibu bisa mengalami perdarahan postpartum.
Perdarahan postpartum merupakan salah satu komplikasi persalinan yang terjadi setelah plasenta dikeluarkan, entah dalam melahirkan normal atau caesar.
Kontraksi uterus atau rahim yang lemah tersebut tidak mampu memberikan tekanan yang cukup pada pembuluh darah, khususnya tempat di mana plasenta menempel pada rahim.
Perdarahan postpartum juga bisa disebabkan oleh adanya bagian plasenta yang masih tersisa dalam rahim dan infeksi pada dinding rahim.
Kesemua hal ini dapat mengakibatkan pembuluh darah terbuka sehingga dinding rahim terus mengeluarkan darah.
Perdarahan saat melahirkan yang terlalu banyak berisiko mengancam nyawa ibu, melansir dari National Institute of Health.
Penanganan segera dari dokter dan tim medis dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan ibu sekaligus mencegahnya bertambahnya parah.
Namun, perdarahan postpartum tidak sama dengan lokia atau perdarahan masa nifas.
Berbeda dengan perdarahan postpartum yang merupakan tanda bahaya persalinan dalam tubuh ibu, perdarahan lokia justru normal terjadi setelah melahirkan.
11. Komplikasi persalinan bayi sungsang (breech birth)
Sesuai dengan namanya, bayi sungsang terjadi saat bayi di dalam kandungan tidak berada pada posisi yang seharusnya menjelang kelahiran.
Posisi kepala bayi selama kehamilan biasanya berada di atas dan kaki di bawah.
Seiring berjalannya waktu, posisi bayi akan memutar dengan kaki di atas dan kepala di bawah dekat dengan jalan lahir.
Perubahan posisi ini umumnya terjadi mendekati persalinan.
Sayangnya, dalam beberapa kasus, bayi dapat mengalami posisi sungsang alias tidak berada pada posisi yang seharusnya menjelang hari kelahiran.
Sebaliknya, posisi bayi sungsang membuat kaki atau bokong bayi yang nantinya keluar lebih dulu disusul dengan kepalanya.
Posisi ini tentu dapat menyebabkan komplikasi persalinan yang berisiko bagi bayi, khususnya bila ibu berencana melahirkan normal.
12. Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah kondisi ketika plasenta tidak kunjung keluar dari rahim setelah persalinan dalam kurun waktu lebih dari 30 menit.
Padahal, plasenta seharusnya keluar dari rahim karena tubuh ibu masih berkontraksi pascamelahirkan.
Penanganan retensio plasenta biasanya dilakukan dengan pemberian suntikan untuk merangsang rahim berkontraksi.
Bila dirasa tidak menunjukkan perubahan, dokter mungkin akan menempuh prosedur operasi dengan pemberian epidural atau anestesi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar