backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

9 Jenis Alat Kontrasepsi (KB) dan Plus-Minusnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 17/03/2023

9 Jenis Alat Kontrasepsi (KB) dan Plus-Minusnya

Saat ini, tersedia berbagai macam alat kontrasepsi (KB) untuk menunda atau mencegah kehamilan. Setiap alat KB tentunya memiliki cara kerja tersendiri.

Beberapa alat KB bekerja dengan memengaruhi hormon-hormon di dalam tubuh, sedangkan yang lainnya akan menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina.

Supaya tidak bingung atau salah pilih, berikut adalah beberapa jenis alat KB yang bisa Anda pertimbangkan.

Alat kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal umumnya mengandung kombinasi hormon progestin dan estrogen atau progestin saja.

Berikut adalah macam-macam kontrasepsi hormonal.

1. Pil KB kombinasi

pil KB kontrasepsi darurat

Sesuai dengan namanya, pil KB kombinasi terdiri atas campuran hormon progestin dan estrogen.

Supaya kerjanya optimal, pil KB ini harus dikonsumsi setiap hari. Hormon yang ada di dalamnya lantas akan mencegah pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur).

Selain itu, pil ini juga bekerja dengan mengubah lendir pada serviks (leher rahim) serta endometrium (dinding rahim) supaya sperma tidak bisa bertemu sel telur.

Di samping mencegah kehamilan, pil KB kombinasi juga bisa mengurangi risiko kanker ovarium, perdarahan menstruasi, gejala PMS, serta sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Sementara itu, efek samping penggunaan pil KB kombinasi adalah bertambahnya berat badan, hipertensi, hingga meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular.

2. Pil KB progestin

Progestin adalah hormon progesteron sintetik (buatan) yang fungsinya mirip dengan hormon progesteron alami.

Pil KB yang juga disebut dengan mini pil ini akan mencegah kehamilan dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga sperma tidak bisa bertemu sel telur.

Risiko penggunaan pil KB mini tidak sebesar pil KB kombinasi. Mini pil tidak akan meningkatkan risiko hipertensi, tetapi tetap berisiko meningkatkan berat badan dan membuat siklus menstruasi jadi tidak teratur.

Namun, aturan pakainya memang lebih ketat. Pil ini harus diminum pada waktu yang sama setiap harinya. Jika terlambat tiga jam dari jadwal minum, efektivitasnya akan jauh berkurang.

3. KB suntik

Bagi Anda yang tidak suka minum obat setiap hari, KB suntik bisa menjadi pilihan. Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon progestin ke dalam darah.

Terdapat dua jenis KB suntik yang bisa Anda pilih, yaitu KB suntik 1 bulan (Cyclofem atau Mesigyna) dan KB suntik 3 bulan (Depo-Provera).

Alat kontrasepsi ini tentunya lebih praktis daripada pil KB, sebab Anda tidak perlu khawatir jika lupa minum pil saat berhubungan intim.

Manfaat lain dari KB suntik adalah menurunkan risiko kehamilan ektopik (janin di luar rahim).

Meski demikian, KB suntik 1 bulan maupun 3 bulan juga bisa meningkatkan berat badan dan mengganggu masa subur.

4. IUD (Intra-Uterine Device) hormonal/KB spiral

hamil pakai IUD

KB IUD alias KB spiral sangat cocok bagi Anda yang pelupa, sebab alat ini bisa bekerja selama 5–10 tahun.

Alat kontrasepsi berbentuk huruf T ini terdiri dari dua jenis, yaitu IUD hormonal yang berisikan hormon progestin dan IUD nonhormonal yang terbuat dari tembaga.

IUD nonhormonal melepaskan ion tembaga untuk mengganggu lendir di dalam tuba falopi dan rahim. Dengan begitu, pertemuan sperma dan sel telur bisa dicegah.

Meski bisa bertahan lama di rahim, kekurangan IUD ada pada posisinya yang bisa bergeser. Ketika posisi IUD bergeser, Anda akan merasa tidak nyaman, termasuk saat berhubungan intim.

Efek samping penggunaan IUD lainnya yaitu kram serta meningkatnya volume darah menstruasi.

Alat kontrasepsi penghalang fisik

Selain alat kontrasepsi yang bekerja dengan cara mengganggu fungsi hormon seperti di atas, Anda juga bisa menggunakan beberapa cara berikut untuk mencegah kehamilan.

1. Kondom

Kondom merupakan alat kontrasepsi yang mudah ditemukan dan dapat digunakan kapan saja.

Tidak hanya menunda kehamilan, penggunaan kondom yang tepat juga bisa mencegah penularan infeksi menular seksual.

Namun, ingat bahwa kondom merupakan alat sekali pakai. Alat pencegah kehamilan ini juga bisa bergeser, terlepas, dan bahkan tersangkut di dalam vagina saat berhubungan intim.

Bahan lateks pada kondom mungkin juga menimbulkan alergi bagi orang-orang yang sensitif terhadapnya.

Tips memilih alat kontrasepsi

  • Pertimbangkan biaya yang dibutuhkan.
  • Sesuaikan alat kontrasepsi dengan kondisi kesehatan.
  • Konsultasikan dengan dokter.

2. Spermisida

Spermisida adalah zat kimia yang tersedia dalam bentuk krim, jeli, busa, atau supositoria. Alat ini bekerja dengan merusak sperma sehingga sperma tidak bisa membuahi sel telur.

Cara menggunakan alat kontrasepsi satu ini adalah dengan mengoleskannya ke penis atau vagina.

Pastikan Anda menggunakan spermisida sesuai petunjuk pada kemasan. Pasalnya, jika jumlahnya terlalu sedikit atau banyak, sperma mungkin tidak akan rusak.

Meski terbilang mudah digunakan, sayangnya efektivitas spermisida akan berkurang setelah digunakan lebih dari satu jam.

Oleh karena itu, spermisida lebih cocok digunakan bersama alat kontrasepsi lain, seperti kondom.

3. Diafragma

Diafragma alat kontasepsi

Jenis alat KB yang selanjutnya adalah diafragma. Alat ini terbuat dari lateks atau silikon yang berbentuk melingkar.

Cara menggunakannya adalah dengan melipatnya menjadi dua bagian, lalu pasanglah ke dalam vagina untuk mencegah masuknya sperma.

Diafragma sering dianggap sama dengan kondom wanita, padahal keduanya merupakan alat yang berbeda.

Selain ukurannya yang cenderung lebih kecil, penggunaan diafragma tidak akan sedalam kondom.

Oleh karena itu, diafragma tidak bisa memberi perlindungan terhadap infeksi menular seksual layaknya kondom.

Selain itu, diafragma merupakan alat kontrasepsi fisik yang bisa digunakan kembali atau reusable.

Metode kontrasepsi alami

masa tidak subur wanita

Selain menggunakan bantuan alat dan efek hormonal, Anda bisa menunda kehamilan menggunakan kontrasepsi alami seperti berikut.

1. Sistem KB kalender

Sesuai dengan namanya, Anda akan mencegah kehamilan dengan menghitung masa subur. Artinya, Anda harus menghindari berhubungan intim saat masa subur datang.

Meski terbilang murah karena tidak perlu mengeluarkan uang, efektivitas KB kalender terbilang rendah. Terlebih jika Anda memiliki jadwal menstruasi yang tidak teratur.

2. Menyusui

Pada 10 minggu pertama masa menyusui, peningkatan hormon prolaktin akan mencegah terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi). Secara medis, kondisi ini disebut dengan amenore laktasi.

Akan tetapi, metode KB alami ini hanya bisa menunda kehamilan selama masa awal pemberian ASI dan sebelum siklus menstruasi kembali.

Setelah masa itu selesai, Anda perlu menggunakan alat kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan.

Metode kontrasepsi permanen

Sterilisasi merupakan jenis kontrasepsi permanen yang bisa Anda pilih saat tidak ingin memiliki anak lagi, misalnya pada wanita yang ingin KB di atas usia 35 tahun.

Pada wanita, sterilisasi dilakukan dengan tubektomi, implan tuba, dan elektrokoagulasi tuba. Sementara itu, sterilisasi pada pria dilakukan dengan vasektomi.

Sesuai dengan namanya, ini merupakan cara paling efektif untuk membuat seseorang menjadi “steril” (tidak bisa hamil lagi).

Akan tetapi, untuk melakukan kontrasepsi permanen, Anda kemungkinan membutuhkan tindakan medis berupa operasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 17/03/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan