Jangan sampai tubuh Anda kekurangan zat besi. Kadar zat besi yang terlalu rendah pada tubuh bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Salah satunya yaitu anemia defisiensi besi.
Apa itu anemia defisiensi besi?
Anemia defisiensi besi (iron deficiency anemia) adalah jenis anemia yang terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi.
Zat besi adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan cukup sel darah merah yang sehat.
Tubuh Anda tidak dapat menghasilkan zat besi secara alami. Itu sebabnya, Anda perlu mendapatkan asupan zat besi dari makanan atau suplemen.
Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang paling umum ditemui. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak dan wanita.
Orang yang mengalami perdarahan parah, seperti akibat kecelakaan, juga rentan mengalami kondisi ini.
Apa saja tanda dan gejala anemia defisiensi besi?
Tergantung penyebabnya, berbagai jenis anemia bisa menimbulkan sejumlah gejala khusus.
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah tanda dan gejala anemia defisiensi besi yang umum timbul.
- Kelelahan ekstrem.
- Tampak lemah, lesu, dan tidak bertenaga.
- Kulit pucat.
- Nyeri dada, detak jantung cepat, atau sesak napas.
- Sakit kepala atau pusing.
- Tangan dan kaki terasa dingin.
- Peradangan atau nyeri pada lidah.
- Kuku rapuh.
- Mengidam makanan yang tak biasa, misal es batu.
- Nafsu makan yang buruk, terutama pada bayi dan anak-anak.
Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum. Jika Anda memiliki kekhawatiran terkait gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.
Perlu Anda Ketahui
Apa penyebab anemia defisiensi besi?
Beda jenisnya, beda pula penyebab anemia yang mendasarinya. Penyebab anemia defisiensi besi adalah kurangnya zat besi dalam tubuh untuk memproduksi hemoglobin.
Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin juga yang membawa oksigen ke seluruh tubuh agar Anda bisa beraktivitas dengan baik.
Zat besi berperan dalam pembentukan hemoglobin. Jika zat besi dalam tubuh kurang, kemampuan tubuh untuk memproduksi hemoglobin juga berkurang.
Adapun kekurangan zat besi ini bisa terjadi karena berbagai penyebab seperti berikut.
- Tidak mendapat asupan zat besi yang cukup dari makanan.
- Ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat besi.
- Kekurangan darah.
Apa saja faktor yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini?
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena anemia kekurangan zat besi.
1. Kekurangan darah
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan Anda kekurangan darah. Berikut adalah di antaranya.
- Menstruasi yang lama atau berlebih pada wanita.
- Kecelakaan atau trauma.
- Perdarahan gastrointestinal (saluran pencernaan), seperti akibat ulkus (luka) di lambung dan kanker pada saluran pencernaan.
- Perdarahan saat melahirkan.
2. Kekurangan asupan zat besi
Kurang makan makanan mengandung zat besi juga dapat menyebabkan anemia jenis ini. Kondisi ini umumnya dialami oleh para vegetarian.
Pasalnya, orang vegetarian tak mendapat asupan zat besi yang melimpah dari daging merah, unggas, dan ikan.
3. Tubuh tidak mampu menyerap zat besi
Beberapa kondisi medis menyebabkan tubuh kehilangan kemampuan untuk menyerap zat besi. Berikut adalah beberapa kondisi medis yang dimaksud.
- Penyakit celiac.
- Penyakit Crohn.
- Operasi untuk mengangkat bagian usus tertentu.
4. Kehamilan
Bukan cuma karena menstruasi, wanita juga lebih rentan mengalami anemia kekurangan zat besi karena faktor kehamilan.
Ini karena tubuh ibu membutuhkan darah lebih banyak saat hamil untuk mendukung pertumbuhan janin yang dikandungnya.
5. Kondisi lainnya
Selain kondisi-kondisi di atas, beberapa faktor di bawah ini juga meningkatkan risiko seseorang terkena anemia defisiensi besi.
- Usia. Bayi, terutama yang lahir prematur atau berat badan lahir rendah, serta anak-anak lebih mungkin terkena anemia jika tidak mendapatkan cukup zat besi dari susu yang diminum.
- Donor darah. Terlalu sering donor darah dapat menurunkan kadar zat besi dalam tubuh.
- Penyakit ginjal. Tubuh penderita penyakit ginjal tidak dapat membuat cukup zat eritropoietin yang dibutuhkan untuk membuat sel darah merah.
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat anemia defisiensi besi
Komplikasi serius akibat anemia juga dapat muncul jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik.
Berikut adalah beberapa risiko komplikasi yang umum dari anemia defisiensi zat besi.
1. Masalah jantung
Anemia kekurangan zat besi dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari normalnya atau justru tidak teratur.
Ini karena jantung Anda harus memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen yang terjadi akibat anemia.
Adapun kondisi ini dapat menyebabkan pembesaran jantung atau gagal jantung.
2. Masalah selama kehamilan
Anemia selama kehamilan yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan bayi lahir dengan berat rendah.
Namun, kondisi ini dapat dicegah bila wanita hamil rutin makan makanan sehat mengandung zat besi dan suplemennya.
3. Masalah pertumbuhan
Bayi dan anak-anak yang kekurangan zat besi dapat mengalami anemia yang mengganggu proses tumbuh kembang anak-anak.
Selain itu, anemia defisiensi besi juga bisa menyebabkan anak-anak jadi rentan terkena infeksi.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini?
Selain melihat gejala, dokter umumnya akan melakukan beberapa tes atau pemeriksaan berikut untuk mendiagnosis anemia kekurangan zat besi.
1. Tes hematokrit
Tes ini dilakukan untuk mengukur kandungan sel darah merah di dalam komponen darah Anda.
Tingkat sel darah merah yang normal antara 35,5% dan 44,9% untuk wanita dewasa dan 38,3% hingga 48,6% untuk pria dewasa.
Angka ini dapat berubah tergantung oleh usia dan kondisi tubuh masing-masing orang.
2. Tes hemoglobin
Jika Anda diketahui memiliki kadar hemoglobin yang rendah, Anda mungkin terkena anemia.
Kisaran hemoglobin normal secara umum berkisar 13,2 hingga 16,6 g/dL untuk pria dan 11,6 hingga 15 g/dL untuk wanita.
3. Tes ferritin
Zat besi disimpan di dalam ferritin, yaitu salah satu jenis protein yang ada dalam tubuh Anda.
Tingkat ferritin yang rendah artinya Anda memiliki kadar zat besi yang lebih rendah dibanding orang normal dan bisa mengindikasikan anemia.