Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 21/03/2022
Ada berbagai macam penyebab anemia, mulai dari kekurangan zat besi sampai masalah genetik (keturunan). Saat didiagnosis anemia, proses pengantaran oksigen dan nutrisi ke semua sel dan jaringan tubuh menjadi terganggu. Muncullah berbagai keluhan, seperti mudah lelah, pusing, hingga kulit pucat. Secara umum, beberapa makanan penambah darah bisa membantu mengatasi anemia. Apa saja makanan yang baik untuk penambah darah dan pantangannya?
Sumber makanan penambah darah untuk anemia
Tubuh membutuhkan asupan vitamin, mineral, dan nutrisi tertentu dalam jumlah cukup agar bisa terus memproduksi sel darah merah yang sehat.
Berikut adalah beberapa jenis makanan yang berguna untuk penambah darah bagi orang anemia.
1. Makanan tinggi zat besi
Makanan tinggi zat besi penting sebagai penambah darah untuk anemia. Zat besi membantu produksi hemoglobin yang dibutuhkan sel darah merah.
Makanan penambah darah dengan asupan zat gizi paling banyak bisa Anda dapatkan dari sumber hewani, seperti:
daging merah,
unggas, seperti ayam,
jeroan, seperti hati sapi, dan
makanan laut, seperti tiram dan ikan.
Zat besi yang berasal dari panganan hewani dapat diserap oleh tubuh sebanyak 70 persen.
Selain sumber hewani, Anda juga bisa mendapatkan tambahan zat besi dari sumber nabati, seperti sayuran yang berdaun hijau gelap, seperti bayam dan sawi hijau.
2. Makanan kaya tembaga (copper)
Makanan yang mengandung mineral tembaga merupakan salah satu asupan penting untuk penambah darah.
Mineral tembaga berfungsi untuk untuk membantu tubuh meningkatkan produksi sel darah merah. Ketika kadarnya rendah, tubuh menyerap zat besi dalam jumlah yang sedikit.
Akibatnya produksi hemoglobin dalam sel darah merah berkurang. Anda pun mengalamianemia defisiensi zat besi.
Makanan penambah darah yang tinggi mineral tembaga untuk orang anemia bisa didapatkan dari:
Asam folat atau vitamin B9 adalah nutrisi yang bisa membantu meningkatkan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
Oleh karena itu, pengidap anemia wajib makan makanan yang mengandung asam folat tinggi, seperti:
kacang polong,
kacang merah,
kacang hijau,
jeroan, seperti hati, dan
sayuran hijau, seperti bayam dan brokoli.
Cobalah untuk tidak terlalu lama masak makanan yang mengandung asam folat. Kukus atau tumis sayuran untuk mencegah kandungan asam folatnya hilang terlalu banyak.
4. Makanan kaya vitamin B12
Sumber: Nutrition Tribune
Vitamin B12 mampu meningkatkan fungsi sumsum tulang agar lebih banyak menghasilkan sel darah merah normal.
Apabila kekurangan vitamin B12, bentuk sel darah merah yang dihasilkan bisa abnormal yakni cenderung oval dan tidak bulat pipih. Sel darah merah yang tidak berkembang sempurna juga lebih cepat mati.
Nah, orang yang memiliki anemia dapat menjadikan makanan tinggi vitamin B12 sebagai penambah darah, seperti:
jeroan, seperti hati sapi,
ikan,
daging merah,
telur,
susu dan produk olahannya, dan
sereal.
Pastikan Anda makan daging sebanyak dua hingga tiga kali seminggu untuk mengatasi anemia.
Vitamin B12 jarang ditemukan pada sayur atau buah-buahan. Anda yang memiliki pola makan vegetarian lebih berisiko mengalami kekurangan vitamin B12.
Penelitian lain juga membuktikan bahwa meminum satu bungkus kopi instan dapat mengurangi penyerapan zat besi 60-90 persen.
Bila memiliki anemia, sebisa mungkin hindari makanan dan minuman yang mengandung tanin.
2. Makanan yang mengandung gluten
Bagi Anda yang memiliki anemia dan penyakit Celiac secara bersamaan, hindari makan makanan yang mengandunggluten.
Bagi orang dengan penyakit Celiac, gluten dapat merusak lapisan dinding usus sehingga mencegah nutrisi seperti folat dan zat besi diserap oleh tubuh.
Gluten umumnya ditemukan dalam gandum hitam.
3. Makanan yang mengandung fitat
Fitat atau phytic acid adalah zat yang ditemukan pada makanan tinggi serat, seperti beras merah. Fitat memiliki sifat menghambat penyerapan zat besi.
MenurutLinus Pauling Institute, 5-10 mg fitat saja sudah dapat menghambat penyerapan zat besi hingga 50 persen.
Jadi, Anda harus menghindari makanan mengandung fitat untuk mencegah ini untuk mencegah gejala anemia bertambah buruk.
Beberapa contoh makanan tinggi fitat antara lain kacang almon, gandum utuh, biji bunga matahari, dan kacang-kacangan tertentu, seperti kacang kedelai.
Sumber makanan tinggi fitat dapat meningkatkan risiko defisiensi zat besi dan zink.
Namun, Anda dapat menyiasatinya dengan merendam kacang atau butiran gandum selama beberapa saat dan menyangrai sebelum mengolahnya.
Atau Anda bisa mengonsumsi makanan tersebut bersamaan dengan makanan penambah darah seperti daging atau yang tinggi vitamin C.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Morck, T., Lynch, S., & Cook, J. (1983). Inhibition of food iron absorption by coffee. The American Journal Of Clinical Nutrition, 37(3), 416-420. doi: 10.1093/ajcn/37.3.416
Kumera, G., Haile, K., Abebe, N., Marie, T., & Eshete, T. (2018). Anemia and its association with coffee consumption and hookworm infection among pregnant women attending antenatal care at Debre Markos Referral Hospital, Northwest Ethiopia. PLOS ONE, 13(11), e0206880. doi: 10.1371/journal.pone.0206880
Kolaylı, S., Ocak, M., Küçük, M., & Abbasoǧlu, R. (2004). Does caffeine bind to metal ions?. Food Chemistry, 84(3), 383-388. doi: 10.1016/s0308-8146(03)00244-9