1. Pola makan
Kebanyakan orang mendapatkan vitamin B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
Orang-orang yang tidak cukup makan dari makanan tersebut, seperti vegetarian, memiliki risiko anemia terkait defisiensi vitamin.
Selain itu, pecandu alkohol juga berisiko mengalami kondisi ini karena alkohol dapat mengganggu penyerapan vitamin B12.
2. Wanita lansia
Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada wanita yang berusia sekitar 60 tahun dan yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini.
Orang tua juga mungkin memiliki kondisi yang disebut achlorhydria.
Achlorhydria adalah kondisi ketika tubuh tidak cukup memproduksi asam lambung untuk melepaskan vitamin B12 dalam makanan untuk diserap oleh usus.
3. Buang air kecil yang berlebihan
Anda mungkin kehilangan asam folat dari tubuh ketika terlalu sering buang air kecil.
Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan pada organ tubuh Anda, seperti:
- gagal jantung kongestif,
- kerusakan hati akut, atau
- dialisis jangka panjang.
4. Memiliki penyakit tiroid
Bila Anda mengidap penyakit autoimun yang terkait dengan endokrin, seperti diabetes atau tiroid, risikonya lebih tinggi untuk mengalami anemia pernisiosa.
5. Minum obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat dapat mengurangi jumlah asam folat dan vitamin B12 dalam tubuh atau menyebabkan kedua zat tersebut sulit diserap dengan baik.
Obat-obatan tersebut meliputi.
- Obat-obatan antikonvulsan (obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi), cholestyramine, sulfasalazine dan methotrexate.
- Proton pump inhibitor (PPI) yaitu obat yang digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan.
- Obat-obatan untuk perawatan kanker.
- Obat-obatan hemodialisis (cuci darah) untuk penderita gagal ginjal.
5. Wanita hamil
Wanita hamil yang tidak mengonsumsi suplemen atau makanan tambahan yang mengandung vitamin B12 dan asam folat juga berisiko mengalami anemia akibat kekurangan zat tersebut.
Ini karena kebutuhan nutrisi tersebut dibutuhkan lebih banyak pada saat hamil.
Apa saja yang komplikasi yang mungkin ditimbulkan?

Komplikasi anemia, terlepas apa pun penyebabnya, dapat menyebabkan gangguan pada jantung dan paru-paru karena organ-organ vital tersebut berjuang lebih keras.
Sementara itu, anemia defisiensi B12 dan asam folat juga kemungkinan menyebabkan komplikasi berikut ini jika tidak ditangani dengan tepat.
1. Masalah saraf
Kurangnya vitamin B12 dapat menyebabkan masalah pada sistem saraf (neurologis), seperti:
- gangguan penglihatan,
- hilang ingatan,
- sensasi kesemutan (paresthesia),
- kehilangan koordinasi fisik (ataksia) yang menyebabkan kesulitan berbicara atau berjalan,
- kerusakan pada bagian sistem saraf tepi (peripheral neuropathy), terutama di kaki.
Jika masalah neurologis terus dibiarkan hingga semakin parah, gangguan tersebut mungkin tidak dapat diobati.
2. Masalah kesuburan
Pada beberapa kasus, anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan kemandulan yang bersifat sementara.
Kondisi ini biasanya membaik seiring dengan pengobatan yang tepat.
3. Kanker perut
Anemia pernisiosa yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat di perut dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti kanker pada pencernaan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kekurangan folat dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker usus besar.
4. Cacat tabung saraf (neural tube defects)
Ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi vitamin B12 atau asam folat berisiko memiliki bayi cacat lahir yang dikenal sebagai cacat tabung saraf.
Tabung saraf merupakan saluran sempit pembentuk otak dan sumsum tulang belakang yang bila mengalami kecacatan dapat menyebabkan masalah-masalah berikut.
- Spina bifida yaitu tulang belakang bayi tidak berkembang dengan baik.
- Anencephaly yaitu bayi lahir tanpa bagian otak dan tengkorak.
- Encephalocele yaitu kantong kulit yang berisi bagian otak terdorong keluar melalui lubang di tengkorak (kepala bocor).
5. Penyakit kardiovaskular
Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya folat dalam tubuh dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD).
CVD merupakan istilah umum yang menggambarkan penyakit jantung atau pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner (PJK).
6. Gangguan persalinan
Kurangnya folat selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir prematur, atau memiliki berat badan lahir rendah.
Risiko abruptio plasenta mungkin juga akan meningkat.
Pengobatan anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat
Tes darah merupakan metode pemeriksaan untuk mendeteksi anemia jenis apa yang Anda alami.
Selain itu, dokter akan memeriksa gejala yang Anda rasakan.
Bila anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat sudah didiagnosis, dokter akan melakukan upaya pengobatan berikut ini.
- Pengaturan asupan makanan yang mengandung vitamin B12 dan asam folat.
- Pemberian suntikan atau suplemen vitamin B12 dan asam folat bila perlu.
Anda juga perlu melakukan upaya pencegahan anemia dengan melakukan hal-hal berikut.
- Menyantap makanan yang bervariasi dan mengandung berbagai jenis zat gizi.
- Mengonsumsi makanan yang kaya akan folat meliputi sayur-sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, produk gandum yang diperkaya, seperti roti, sereal, pasta, dan nasi, serta buah-buahan dan jus buah.
- Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin B12 seperti telur, makanan yang diperkaya, seperti sereal, susu, keju, dan yoghurt, serta daging merah dan putih, kerang-kerangan.
Jika ada pertanyaan terkait anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter, ya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar