Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Fatty liver (perlemakan hati) adalah penumpukan lemak berlebih serta infeksi pada hati. Penyakit fatty liver sebenarnya tidak berbahaya. Namun, peradangan (inflamasi) yang tidak kunjung sembuh dapat memicu jaringan parut (sirosis) dan menurunkan fungsi hati.
Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab hati berlemak dan membengkak, mulai dari konsumsi alkohol hingga kadar kolesterol yang tinggi. Perlemakan hati dapat berkembang melalui tiga tahap, yaitu:
Itu sebabnya, hati yang berlemak perlu segera ditangani agar tidak merusak sel hati dan organ lainnya hingga membahayakan nyawa.
Penyakit fatty liver adalah kondisi yang umum dan dapat terjadi pada siapa saja. Namun, perlemakan hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol lebih sering dialami oleh remaja.
Hal tersebut juga menjadi pemicu penyakit liver tertinggi nomor tiga pada orang dewasa.
Fatty liver dibagi menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya yang dijabarkan sebagai berikut.
Nonalcoholic fatty liver disease (perlemakan hati non-alkohol) adalah penyakit hati berlemak yang tidak berhubungan dengan konsumsi alkohol. NAFLD pun dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Para ahli hingga saat ini belum menemukan penyebab dari NAFLD. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda, seperti obesitas dan diabetes.
Alcoholic fatty liver disease adalah fatty liver yang terjadi akibat konsumsi alkohol berlebihan. Kondisi ini biasanya akan membaik ketika berhenti minum alkohol. Bila tidak segera diatasi, perlemakan hati alkohol ini dapat memicu masalah serius.
Hati dapat memecah sebagian besar senyawa dalam alkohol yang Anda minum untuk dikeluarkan dari tubuh. Namun, proses penguraian alkohol dapat memproduksi zat berbahaya yang merusak sel-sel hati dan meningkatkan peradangan.
Artinya, semakin banyak alkohol yang diminum, kerusakan hati akan semakin parah. ALD adalah tahap awal dari penyakit liver yang berhubungan dengan alkohol.
Penyakit ini juga dapat berkembang menjadi hepatitis alkoholik dan sirosis hati bila tidak ditangani.
Baik NAFLD dan ALD adalah penyakit yang diam-diam berkembang tanpa atau dengan sedikit gejala yang mengganggu. Bila sudah berkembang, biasanya Anda akan mengalami gejala berupa:
Kemungkinan terdapat ciri-ciri perlemakan hati yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki pertanyaan seputar gejala fatty liver, silakan konsultasikan dengan dokter.
Bila Anda mengalami gejala yang telah disebutkan dan sudah berlangsung lama, segera periksakan diri ke dokter.
Hal ini juga berlaku bila berat badan turun secara tiba-tiba karena bisa menjadi pertanda adanya kerusakan pada hati.
Perlemakan hati umumnya disebabkan oleh tubuh yang memproduksi lemak dalam jumlah yang berlebihan. Akibatnya, penumpukan lemak pada jaringan hati pun terjadi.
Hati yang berlemak dapat terjadi karena beberapa hal, seperti:
Sementara itu, penyakit hati berlemak yang tidak berkaitan dengan alkohol belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebabnya. Namun, beberapa kondisi di atas bisa menjadi penyebab NAFLD.
Penyebab fatty liver memang lebih sering berkaitan dengan penyalahgunaan alkohol. Namun, ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena perlemakan hati, meliputi:
NAFLD telah memengaruhi sekitar 25% dari populasi di dunia. Hal ini juga dipengaruhi oleh angka kasus obesitas, diabetes tipe 2, dan kolesterol tinggi.
Sementara itu, ALD terjadi pada peminum alkohol berat terutama yang sudah lama. Penyakit ini juga berisiko lebih tinggi pada wanita yang minum alkohol secara berlebihan serta mengalami obesitas.
Kebanyakan pasien perlemakan hati tidak menunjukkan gejala, sehingga biasanya sering terdeteksi secara kebetulan saat pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Sebagai contoh, tingkat enzim hati yang meningkat pada tes darah untuk kondisi lain bisa jadi adalah pertanda gangguan fungsi hati. Bila hal ini terjadi, dokter mungkin akan meminta Anda menjalani pemeriksaan:
Pilihan pengobatan fatty liver biasanya akan tergantung pada jenis dan penyebabnya. Namun, dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk menjalani gaya hidup sehat sekaligus memberikan obat untuk mengatasi penyebab hati berlemak.
Biasanya, berikut adalah gaya hidup sehat yang direkomendasikan.
Perlu diingat bahwa hingga saat ini para peneliti masih mencari tahu apakah terdapat obat-obatan yang dapat mengurangi peradangan hati yang berlemak.
Sejauh ini, ada dua jenis obat yang dinilai dapat membantu mengurangi jumlah lemak hati, yaitu vitamin E dan pioglitazone (obat diabetes). Meski begitu, tidak semua orang bisa mendapatkan manfaat yang sama dari pengobatan fatty liver ini.
Itu sebabnya, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat dan efek samping dari setiap obat untuk mencegah peradangan pada perlemakan hati.
Beberapa perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk membantu mengontrol penyakit fatty liver antara lain sebagai berikut.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar