Keadaan khusus seperti kehamilan atau melahirkan juga bisa mempengaruhi seberapa sering Anda buang air kecil. Selama kehamilan, janin dapat menekan kandung kemih sehingga Anda jadi lebih sering buang air kecil.
Usai melahirkan, frekuensi buang air kecil biasanya meningkat selama delapan minggu. Ini terjadi karena asupan cairan tambahan dari infus dan obat-obatan yang mungkin diterima selama persalinan.
Bau urine yang normal

Wajar jika semua urine menimbulkan bau yang kurang sedap, sebab dalam air seni terkandung berbagai zat buangan hasil metabolisme tubuh. Salah satu zat yang paling berpengaruh dalam membuat urine berbau adalah amonia.
Pola makan dan asupan cairan juga turut memengaruhi bau urin. Jika bau urine berubah sementara, ini dapat disebabkan oleh sesuatu yang Anda makan sebelumnya. Jengkol atau petai misalnya, bisa menimbulkan bau yang sangat menyengat saat Anda kencing.
Namun, seharusnya dalam keadaan yang normal, kencing tak akan mengeluarkan bau yang kuat atau memiliki aroma tertentu. Berikut bau yang tidak biasa dari urine serta kondisi yang mungkin menyebabkannya:
1. Menyengat seperti amonia
Jika tiba-tiba kencing Anda berbau yang menyengat dan berwarna kuning pekat, itu tandanya Anda mengalami dehidrasi. Amonia yang tinggi dalam urine tidak dapat larut karena tidak ada cukup air. Akibatnya, urine menimbulkan bau yang kuat.
Selain dehidrasi, bau menyengat pada air kencing juga dapat disebabkan oleh:
- Infeksi pada saluran kemih
- Gangguan pemecahan zat-zat gizi di dalam tubuh
- Perubahan hormon akibat kehamilan atau menopause
- Konsumsi makanan asam, protein, dan suplemen vitamin B6
2. Amis
Urine berbau amis tidaklah normal dan dapat menandakan masalah kesehatan, terlebih jika terus terjadi dalam waktu yang lama. Berbagai penyebab air kencing berbau amis adalah sebagai berikut.
- Infeksi saluran kemih.
- Infeksi bakteri pada vagina (bacterial vaginosis).
- Sindrom bau ikan, yakni bau amis pada keringat, napas, dan urine karena tubuh gagal memecah zat trimetilamin.
- Masalah ginjal.
- Peradangan kelenjar prostat.
- Gagal hati.
Sebetulnya, kondisi air kencing yang berbau amis tidak selalu menunjukkan masalah kesehatan serius jika tidak disertai dengan gejala lainnya. Pasalnya, hal ini bisa jadi karena Anda sedang dehidrasi atau dipengaruhi oleh pola makan Anda akhir-akhir ini.
Namun, jika bau urine tidak juga kembali normal, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebabnya. Waspadai gejala nyeri hebat saat buang air kecil, mual, muntah, demam, dan sakit punggung. Ini mungkin menandakan infeksi ginjal yang perlu segera diobati.
3. Manis
Beberapa gangguan kesehatan, obat-obatan, dan suplemen dapat mengubah bau urine menjadi manis. Berikut beberapa penyebab yang paling umum.
- Kelebihan gula darah dalam urine akibat diabetes yang tidak terkontrol.
- Ketoasidosis diabetik, yakni kondisi saat tubuh membakar lemak sebagai energi karena hormon insulin tidak bisa memproses gula yang masuk.
- Maple syrup urine disease, yakni kelainan genetik yang membuat tubuh tidak dapat mencerna protein tertentu.
- Konsumsi suplemen vitamin B6 dan obat-obatan tertentu.
- Foetor hepaticus, yakni komplikasi hipertensi pembuluh hati yang menyebabkan perubahan pada bau napas dan urin.
Perubahan kecil pada urine yang normal bisa saja menandakan gangguan fungsi atau penyakit pada sistem perkemihan. Ini sebabnya Anda perlu membiasakan diri melihat kondisi urine ketika buang air kecil, terutama bila Anda juga mengalami gejala tertentu.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar