Selain dari penyebabnya, munculnya penyakit hepatitis juga bisa dipicu oleh sejumlah faktor risiko.
Di bawah ini adalah beberapa perilaku dan kondisi tertentu yang bisa meningkatkan risiko untuk Anda terserang penyakit ini.
- Berbagi jarum dengan orang lain, baik untuk penggunaan obat maupun tato atau tindik.
- Menderita HIV karena dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
- Berhubungan seks tanpa kondom.
- Penggunaan obat yang dapat merusak hati, seperti acetaminophen dan methotrexate.
- Berbagi alat makan dengan penderita hepatitis A dan E.
- Pemakaian sumber air dan makanan yang terkontaminasi.
- Melakukan prosedur medis, seperti transfusi darah atau kemoterapi.
- Penularan dari ibu ke anak.
Komplikasi hepatitis

Orang yang terinfeksi hepatitis B dan C berpotensi untuk mengalami komplikasi yang mengarah pada penyakit hati serius.
Beberapa komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah sebagai berikut.
1. Fibrosis
Tahap pertama dari kerusakan hati adalah fibrosis, dimana terjadi pengerasan jaringan hati (kerusakan jaringan).
Setelah sekian lama, fibrosis hati akan berubah menjadi sirosis. Ini bisa diperlukan waktu hingga 20 – 30 tahun bagi fibrosis untuk berkembang menjadi sirosis.
2. Sirosis
Sirosis ditandai dengan munculnya luka pada hati yang menyebabkan hati tidak lagi berfungsi secara normal. Sirosis sendiri adalah jaringan rusak yang menghalangi aliran darah menuju ke hati.
Menurut American College of Gastroenterology, sekitar 20% penderita hepatitis C kronis akan mengalami sirosis. Begitu sirosis terjadi, sekitar 50% pasien akan mengalami komplikasi yang mengancam nyawa dalam 5 – 10 tahun berikutnya.
3. Kanker hati
Penderita sirosis yang disebabkan oleh hepatitis memiliki peluang lebih tinggi untuk terkena kanker hati.
Selain itu, hepatitis C juga meningkatkan risiko kanker hati. Dokter bisa menganjurkan tes USG hati setiap 6 – 12 bulan.
4. Fulminant hepatitis B
Sistem imun yang bereaksi melawan infeksi virus dapat menyebabkan kerusakan hati parah seperti fulminant hepatitis B. Lebih jauh, komplikasi ini dapat menyebabkan gagal hati.
Gejala yang ditimbulkannya berupa kehilangan kesadaran, pembengkakan pada perut yang disebabkan akumulasi cairan, dan munculnya penyakit kuning.
Diagnosis hepatitis

Kebanyakan orang yang mengalami. hepatitis tidak menyadari telah terinfeksi virus penyebab penyakit ini sehingga tidak mudah terdeteksi.
Cara terbaik untuk memeriksakan penyakit ini adalah menjalani tes darah untuk memeriksa fungsi hati dengan mengukur:
Selain tes darah, dokter bisa mendiagnosis penyakit ini melalui pemeriksaan fisik dari gejala-gejala yang dialami, seperti kulit atau mata yang menguning.
Pengobatan hepatitis

Pengobatan yang paling umum dalam penanganan penyakit hepatitis meliputi obat-obatan berikut ini.
1. Interferon
Interferon adalah kombinasi dari obat-obatan antivirus. Interferon memasok protein bagi tubuh untuk melawan infeksi dan terutama untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan VHC agar mencegah komplikasi. Pengobatan interferon meliputi:
2. Obat antivirus protease inhibitor
Protease inhibitor digunakan untuk mencegah penyebaran virus dengan menghentikan reproduksinya. Obat-obatan ini bisa digunakan secara oral. Beberapa dari obat-obatan antivirus protease inhibitor adalah:
- telaprevir,
- boceprevir, dan
- paritaprevir.
3. Obat-obatan antivirus analog nukleosida
Obat-obatan antivirus analog nukleosida juga bekerja untuk mencegah pembentukan virus baru.
Obat ini juga digunakan dalam kombinasi dengan terapi lainnya untuk mengobati hepatitis. Obat yang paling umum dari jenis ini adalah ribavirin.
4. Polymerase inhibitor dan kombinasi terapi obat
Polymerase inhibitor mencegah perkembangan penyakit hepatitis dengan menghentikan produksi virus. Obat yang termasuk golongan ini adalah polymerase inhibitor sovaldi.
Obat tersebut terkadang digunakan dalam kombinasi dengan ribavirin selama 24 minggu. Dokter juga bisa menggunakan kombinasi ledipasvir dan sofosbuvir untuk mengobati penyakit hepatitis.
Kesimpulan
- Hepatitis merupakan peradangan hati yang bisa diakibatkan infeksi virus atau penyebab nonvirus.
- Anda bisa melakukan vaksinasi untuk mencegah hepatitis A dan hepatitis B (sekaligus hepatitis D).
- Bila Anda mengalami gejala yang diduga hepatitis, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar