backup og meta

Sulfamethoxazole

Sulfamethoxazole

Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab berbagai penyakit yang menyerang tubuh. Beruntungnya, ada beragam obat yang bisa mengatasinya. Salah satu obat untuk penyakit infeksi adalah sulfamethoxazole

Golongan obat: antibiotik

Merek dagang sulfamethoxazole: Moxalas, Primavon, Cotrimoxazole, Zultrip, Cotrimoxazole, Fatibact, dan masih banyak lagi.

Apa itu sulfamethoxazole?

cetirizine obat gatal

Sulfamethoxazole atau sulfametoksazol adalah obat antibiotik sulfonamida yang dapat mengobati beberapa jenis infeksi bakteri.

Obat sulfametoksazol biasanya dikombinasikan dengan antibiotik lain, seperti trimethoprim dengan perbandingan 5:1.

Berikut adalah beberapa jenis infeksi bakteri yang dapat diobati dengan sulfamethoxazole.

  • Infeksi saluran kemih.
  • Nocardiosis atau infeksi yang memengaruhi paru-paru, kulit, dan otak.
  • Infeksi saluran pernapasan seperti bronkitis.
  • Infeksi saluran telinga seperti otitis media.

Obat sulfamethoxazole juga bisa digunakan untuk mengobati sekaligus mencegah masalah kesehatan seperti berikut.

  • Infeksi paru-paru (pneumonia atau PJP) yang disebabkan oleh bakteri bernama Pneumocystis jirovecii.
  • Infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang disebut toksoplasma (toksoplasmosis).

Kombinasi sulfamethoxazole dan trimethoprim bekerja dengan cara menghentikan perkembangan bakteri di dalam tubuh sehingga risiko keparahan penyakit yang ditimbulkan dapat ditekan.

Perlu diingat bahwa sulfametoksazol hanya digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri. Jadi, obat ini tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus dan jamur.

Dosis dan sediaan sulfamethoxazole

Di Indonesia, sulfamethoxazole tersedia dalam bentuk kaplet, tablet, dan suspensi.

Obat dalam sediaan suspensi atau cairan bisa diberikan langsung melalui mulut atau cairan infus. Jenis obat seperti ini biasa digunakan untuk anak-anak.

Dilansir dari laman Mayo Clinic, berikut adalah dosis umum sulfamethoxazole, selalu gunakan obat sesuai dengan resep dokter.

Infeksi bakteri

  • Dewasa (oral): 1 tablet 800 mg sulfametoksazol dan 160 mg trimethoprim atau 2 tablet 400 mg sulfamethoxazole dan 80 mg trimethoprim, dua kali sehari.
  • Dewasa (suspensi): 4 sendok teh (20 ml), dua kali sehari.
  • Anak-anak (oral): 1 tablet 800 mg sulfametoksazol dan 160 mg trimethoprim atau 2 tablet 400 mg sulfamethoxazole dan 80 mg trimethoprim, dua kali sehari.
  • Anak-anak (suspensi): 4 sendok teh (20 ml), dua kali sehari.

Dosis anak-anak di atas berlaku untuk anak-anak dengan berat badan 40 kilogram.

Setiap penurunan 10 kilogram berat badan, dosis sulfametoksazol akan dikurangi ½ tablet. Sementara untuk sediaan suspensi, dosis obat dikurangi 1 sendok teh.

Bronkitis

  • Dewasa (oral): 1 tablet 800 mg sulfamethoxazole dan 160 mg trimethoprim atau 2 tablet 400 mg sulfamethoxazole dan 80 mg trimethoprim, dua kali sehari.
  • Dewasa (suspensi): 4 sendok teh (20 ml), dua kali sehari.

Pneumonia akibat Pneumocystis jirovecii atau Pneumocystis carinii

  • Dewasa (oral): 2½ tablet 800 mg sulfametoksazol dan 160 mg trimethoprim atau 2 tablet 400 mg sulfamethoxazole dan 80 mg trimethoprim, empat kali sehari.
  • Dewasa (suspensi): 10 sendok teh (50 ml), empat kali sehari.

Dosis di atas digunakan untuk penderita PCP dengan berat badan 80 kg. Setiap penurunan 16 kilogram berat badan, dosis sulfamethoxazole dikurangi ½ tablet. Sementara untuk sediaan suspensi akan dikurangi dua sendok teh.

Pencegahan Pneumocystis jirovecii pneumonia atau pneumocystis carinii pneumonia (PCP)

  • Dewasa (oral): 800 mg sulfametoksazol dan 160 mg trimethoprim, sekali sehari.
  • Anak-anak: penggunaan pada anak-anak harus didasarkan anjuran dokter.

Dokter Anda akan menentukan obat jenis tablet, kaplet, atau sediaan yang cocok dengan kondisi Anda.

Dosis mungkin ditingkatkan sebanyak 50% pada tingkatan infeksi tertentu. Obat ini tidak boleh digunakan untuk anak-anak di bawah dua bulan.

Anda mungkin baru merasakan efek kinerja obat setelah lima hari pemakaian.

Aturan pakai sulfamethoxazole

minum obat asetosal

Pastikan untuk selalu memerhatikan aturan pakai pada kemasan obat dan anjuran dokter. Setiap orang mungkin memiliki aturan pakai obat yang berbeda.

Berikut adalah aturan pakai umum untuk obat sulfamethoxazole.

  • Telan obat dalam bentuk tablet dan kaplet secara utuh. Jangan menggerus obat atau mengunyahnya.
  • Minum obat saat perut kosong, satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan.
  • Kocok terlebih dahulu obat sulfamethoxazole dalam bentuk suspensi dan minum menggunakan sendok takar yang disediakan.
  • Untuk obat sulfamethoxazole dalam bentuk suspensi atau cairan, kocok obat terlebih dahulu sebelum diminum. Minum obat dengan sendok takar yang disediakan.
  • Jika melewatkan satu dosis obat, minum sesegera mungkin jika jarak minum obat yang selanjutnya masih jauh.
  • Jangan pernah minum obat melebihi dosis atau menghentikan penggunaannya tanpa sepengetahuan dokter.
  • Antibiotik perlu diminum tuntas meskipun gejala yang ada sudah menghilang.

Setelah mendapat obat, simpan di suhu ruangan sekitar 20–25°C. Pastikan tidak terpapar sinar matahari secara langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak. Perhatikan cara penyimpanan obat lebih lengkap pada kemasan.

Hentikan penggunaan obat yang sudah kedaluwarsa dan jangan membuangnya sembarangan. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker mengenai cara membuang obat yang benar.

Hindari pemakaian obat dengan alkohol atau produk berbahan tembakau. Anda mungkin juga tidak boleh minum obat dengan beberapa jenis buah, salah satunya grapefruit.

Selalu pastikan aturan pakai sulfametoksazol dengan dokter Anda.

Efek samping sulfamethoxazole

efek samping jamur Lingzhi mual

Tidak berbeda jauh dengan obat-obatan pada umumnya, sulfamethoxazole adalah obat yang berisiko menimbulkan efek samping.

Sebagian besar efek samping obat ini termasuk ringan dan tidak semua orang akan mengalaminya.

Jika Anda mengalami masalah kesehatan yang mengganggu setelah menggunakan obat ini, beri tahu dokter Anda.

Beberapa efek samping yang umum terjadi yakni:

Pada kasus yang lebih parah, akan timbul beberapa efek samping berikut. Jika Anda mengalaminya, hentikan penggunaan sulfametoksazol dan segera hubungi dokter.

  • Kesulitan bernapas atau napas berbunyi nyaring (mengi).
  • Nyeri dan kemerahan pada mata.
  • Kulit dan mata menguning.
  • Kesulitan buang air kecil.
  • Sakit perut parah.
  • Kejang.
  • Nyeri otot yang tidak biasa.
  • Kesemutan dan mati rasa pada tangan dan kaki.
  • Halusinasi.
  • Sering merasa haus.

Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Anda mungkin juga merasakan efek samping tang tidak disebutkan.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat sulfametoksazol

Pastikan Anda telah menginformasikan pada dokter mengenai penyakit dan riwayat kesehatan Anda. Pasalnya, obat ini mungkin dapat berinteraksi dengan kondisi tersebut.

Berikut kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi sulfametoksazol.

Apakah obat sulfametoksazol aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Pemberian obat sulfametoksazol tidak direkomendasikan pada ibu hamil, sebab obat ini mungkin berisiko pada janin.

Selain itu, obat ini juga tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena dikhawatirkan akan terserap ke dalam air susu ibu (ASI).

Interaksi sulfamethoxazole dengan obat lain

efek konsumsi obat

Sulfametoksazol dapat berinteraksi dengan obat lain yang sedang Anda konsumsi. Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko terjadinya efek samping.

Maka dari itu, pastikan Anda menyimpan daftar semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep, nonresep, suplemen, serta obat herbal.

Obat-obatan berikut mungkin dapat memicu terjadinya interaksi dengan sulfametoksazol.

  • Obat-obatan diuretik untuk meningkatkan produksi urine.
  • Pirimetamin untuk mencegah malaria dan mengobati diare.
  • Ciclosporin.
  • Pengencer darah seperti warfarin.
  • Phenytoin untuk epilepsi.
  • Obat-obatan diabetes seperti tolbutamide.
  • Rifampisin.
  • Obat-obatan untuk detak jantung seperti digoksin.
  • Amantadine.
  • Azathioprine atau obat-obatan setelah transplantasi organ.
  • Metotreksat dan obat-obatan sejenis ketika sistem kekebalan tubuh Anda diserang.
  • Obat kontrasepsi.
  • Asam folinat.
  • Obat-obatan untuk meningkatkan jumlah kalium seperti prednisolon atau digoxin.

Jika menggunakan obat-obatan di atas, dokter mungkin mengubah dosis atau menggantikannya dengan obat-obatan lain yang sejenis.

Serba-serbi sulfamethoxazole

  • Digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit akibat infeksi bakteri, seperti bronkitis dan pneumonia.
  • Tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan suspensi.
  • Disajikan dalam bentuk kombinasi dengan  trimethoprim.
  • Memiliki beragam efek samping termasuk halusinasi, kejang, dan kesemutan.
  • Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sulfamethoxazole and Trimethoprim (Oral route) proper use – Mayo Clinic. (2022). Mayo Clinic – Mayo Clinic. Retrieved 1 December 2022 from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/sulfamethoxazole-and-trimethoprim-oral-route/proper-use/drg-20071899.

Versi Terbaru

03/01/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Berbagai Pengobatan Alami Mengobati Infeksi Saluran Kencing

Inilah Pantangan Makanan dan Minuman Penyakit Infeksi Saluran Kemih


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 03/01/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan