Muntah merupakan kondisi ketika isi lambung keluar secara paksa melalui mulut. Kondisi ini bisa menjadi pertanda penyakit tertentu. Telusuri lebih jauh tentang penyebab, gejala, dan pengobatannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Muntah merupakan kondisi ketika isi lambung keluar secara paksa melalui mulut. Kondisi ini bisa menjadi pertanda penyakit tertentu. Telusuri lebih jauh tentang penyebab, gejala, dan pengobatannya.
Muntah adalah refleks tubuh untuk mengeluarkan seluruh atau sebagian isi lambung dengan paksa melalui mulut. Refleks ini biasanya tidak dapat dikontrol dan terjadi selang beberapa waktu setelah Anda mengalami mual.
Ketika mengalami mual, Anda mungkin akan merasa lemas dan berkeringat. Produksi liur pun akan meningkat secara drastis. Ini adalah tanda bahwa tubuh Anda sedang mempersiapkan diri untuk mengeluarkan makanan yang berada dalam lambung.
Muntah sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk melindungi diri. Kondisi ini tidaklah membahayakan bila penyebabnya ringan, contohnya mabuk perjalanan, peningkatan hormon selama kehamilan kehamilan, dan sebagainya.
Namun, pengosongan isi lambung secara paksa juga bisa disebabkan oleh gangguan pada sistem pencernaan. Dua penyebab yang paling umum dari kondisi ini adalah flu perut dan keracunan makanan.
Seperti halnya sakit perut atau perut kembung, muntah dapat menandakan sejumlah gangguan pencernaan. Guna memastikan penyebabnya, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Muntah bukanlah penyakit, melainkan reaksi tubuh atau gejala yang bisa menandakan gangguan kesehatan tertentu.
Muntah yang berhubungan dengan gangguan kesehatan biasanya tidak terjadi begitu saja, melainkan muncul bersama gejala-gejala seperti:
Keluarnya isi lambung bisa jadi menandakan masalah kesehatan yang lain, terutama bila keluhan ini berlangsung dalam waktu lama. Anda sebaiknya menghubungi dokter jika mengalami kumpulan gejala seperti:
Berbagai gejala di atas tidak hanya dapat menandakan masalah pencernaan, tapi juga penyakit pada sistem lain.
Ada sejumlah kondisi yang dapat memancing refleks tubuh sehingga mengeluarkan isi lambung, mulai dari gangguan pencernaan, gangguan sinyal otak, hingga pengobatan tertentu.
Infeksi pada dinding lambung dapat menimbulkan dampak berupa iritasi atau bahkan pembentukan luka. Agen penyebab infeksi lambung biasanya berupa bakteri Helicobacter pylori atau virus seperti rotavirus dan norovirus.
Gastroenteritis adalah istilah lain untuk flu perut. Penyakit ini berawal dari infeksi virus atau bakteri, kemudian berkembang menjadi peradangan pada lambung atau usus. Gangguan pada saluran cerna akhirnya mengakibatkan mual dan muntah.
Keracunan makanan terjadi bila Anda mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri salmonella, E. coli, S. aureus, dan sejenisnya. Muntah merupakan mekanisme sistem pencernaan untuk mengeluarkan bakteri-bakteri berbahaya dari tubuh Anda.
Tukak lambung adalah kondisi ketika terdapat luka pada dinding lambung. Luka dapat menghambat pencernaan makanan dalam lambung serta menimbulkan gejala sakit perut, rasa terbakar, dan muntah yang selama ini dikenal sebagai maag.
GERD adalah naiknya asam lambung kembali menuju kerongkongan. Asam lambung terkadang tidak hanya bergerak naik, tapi juga bisa keluar secara paksa melalui mulut Anda dalam bentuk muntahan.
Gastroparesis merupakan kondisi yang memengaruhi pergerakan otot lambung. Kerja sistem pencernaan orang yang mengalami gastroparesis bisa melambat atau berhenti bekerja sama sekali. Gejala utamanya yakni sakit perut, mual, dan muntah.
Batu empedu, radang kantong empedu, serta gangguan lainnya pada sistem empedu dapat memengaruhi pengeluaran asam lambung. Terkadang, produksi asam lambung menjadi berlebihan sehingga tubuh Anda pun memuntahkannya.
Hepatitis merupakan penyakit pada liver yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini menimbulkan gejala berupa rasa tidak nyaman pada perut, sakit perut, kulit tampak kekuningan, serta mual yang sering dibarengi dengan muntah.
Muntah-muntah pada masa kehamilan (morning sickness) biasanya disebabkan oleh perubahan hormon dalam aliran darah. Kebanyakan wanita mengalami gejala sedang dari morning sickness selama trimester pertama.
Muntah juga dapat disebabkan oleh faktor neurologis, yang artinya berkaitan dengan sistem saraf. Ambil contoh, sakit kepala terutama migrain dapat menyebabkan seseorang merasa mual hingga muntah.
Selama dalam perjalanan, mata Anda melihat pohon atau jalan yang terus bergerak, tetapi tubuh mendapatkan sinyal yang berbeda karena posisinya tetap diam. Hal ini dianggap sebagai bahaya dan tubuh meresponsnya dengan mengosongkan lambung.
Konsumsi obat pereda nyeri non-steroid atau NSAID serta obat kemoterapi memiliki sejumlah efek samping, salah satunya iritasi pada lapisan lambung. Hal ini kelak dapat menimbulkan gejala berupa sakit perut, mual, dan muntah.
Dokter akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Jika ada kemungkinan muntah disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, dokter akan membuat diagnosis dari pemeriksaan fisik dan tes lanjutan. Selain itu, dokter juga mungkin akan memeriksa sampel muntah Anda bila dinilai perlu.
Untuk mengatasi gejala ini, dokter dapat meresepkan obat mual dan muntah sesuai dengan penyebabnya, di antaranya sebagai berikut.
Perlu diingat bahwa hanya konsumsi obat-obatan di atas sesuai dengan resep dokter. Pasalnya, beberapa jenis obat mungkin tidak dapat dikonsumsi oleh ibu hamil, menyusui atau memiliki penyakit tertentu.
Meskipun muntah dapat terjadi secara tiba-tiba, muntah bisa dicegah, teruma jika Anda mulai merasakan mual. Berikut ini beberapa cara mencegah muntah.
Muntah pada dasarnya merupakan mekanisme tubuh untuk melindungi diri dari zat kimia, racun, mikroba berbahaya, dan sebagainya yang ada pada lambung. Namun, kondisi ini juga dapat menandakan gangguan pada sistem pencernaan.
Muntah yang terjadi sesekali memang wajar. Kondisi yang tidak boleh Anda abaikan adalah muntah-muntah berulang kali, berkepanjangan, atau yang diiringi dengan gejala pada sistem pencernaan. Konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar