backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Suka Bawang Bombay? Ini 5 Manfaat Kesehatan yang Dapat Diperoleh

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Suka Bawang Bombay? Ini 5 Manfaat Kesehatan yang Dapat Diperoleh

    Martabak, tumisan, dan banyak masakan lainnya mengandalkan bawang bombay sebagai rempah penyedap, selain bawang merah dan bawang putih. Ya, bawang jenis ini bisa menambah kelezatan makanan. Banyak orang yang menggunakan bawang bombay dalam berbagai  masakan karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan dipercaya memberi manfaat bagi kesehatan. Jadi, apa saja manfaatnya?

    Kandungan gizi bawang bombay

    khasiat kandungan dan manfaat bawang bombay

    Bawang bombay yang memiliki nama ilmiah Allium cepa Linnaeus, merupakan jenis bawang yang sering Anda temukan di berbagai masakan. Selain teksturnya yang renyah, bawang ini punya aroma khas yang membantu menyedapkan makana.

    Tak hanya itu saja, ternyata bawang bombay juga kaya kandungan gizi dan manfaat. Dalam 100 gram bawang bombay, terkandungan berbagai nutrisi, seperti:

    • Protein: 1,4 gram.
    • Karbohidrat: 10,3 gram.
    • Serat: 2 gram.
    • Lemak: 0,2 gram.
    • Natrium: 12 mg.
    • Kalium: 9,6 mg.
    • Vitamin C: 9 mg.
    • Kalsium: 32 mg.
    • Zat Besi: 0,5 mg.
    • Zink: 0,3 mg.
    • Vitamin B2: 0,21 mcg (mikrogram).
    • Karoten total: 50 mcg.

    Berdasarkan nilai gizi tersebut, bawang bombay termasuk bahan makanan yang mengandung padat zat gizi. Bawang bombay rendah kalori namun tinggi akan vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan di dalamnya.

    Manfaat bawang bombay untuk kesehatan

    manfaat bawang bombay

    Berdasarkan kandungan nutrisi, ada berbagai potensi yang bisa Anda dapatkan jika mengonsumsi bawang bombay, antara lain:

    1. Menjaga kesehatan jantung

    Bawang bombay memiliki manfaat sangat baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Dari menjaga tekanan darah, hingga menurunkan risiko terjadinya serangan jantung.

    Hal ini karena adanya kandungan kalium dalam bawang bombay yang memiliki efek penurun tekanan darah. Quercetin, salah satu jenis flavonoid dalam bawang bombay juga membantu kalium menjaga tekanan darah normal dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

    2. Menjaga mood

    Folat yang ditemukan dalam bawang bombay ternyata juga bisa mengurangi gejala depresi. Folat mengurangi terbentuknya homosistein, senyawa yang bisa mencegah darah dan zat gizi mencapai otak dengan optimal.

    Dengan menekan produksi homosistein, ini artinya produksi zat kimia di otak seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin bisa diproduksi dengan lancar. Produksi zat kimiawi otak ini yang lancar membuat otak lebih optimal mengatur suasana hati, siklus tidur, dan juga nafsu makan.

    3. Menjaga fungsi sistem pencernaan

    Serat dalam bawang bombay membuat kerja sistem pencernaan berfungsi dengan baik. Bawang bombay mengandung jenis serat khusus, yakni serat larut yaitu oligofructose.

    Serat ini dapat mendorong pertumbuhan bakteri baik pada usus. Di samping itu, oligofruktosa ini juga dibutuhkan untuk membantu mencegah dan mengatasi sembelit (susah buang air besar). Sembelit menjadi salah satu faktor dari ambeien yang menyebabkan feses berdarah saat buang air.

    4. Menguatkan kekebalan tubuh

    Manfaat bawang bombay juga sebagai penguat sistem imunitas tubuh. Polifenol dalam bawang bombay bertindak sebagai antioksidan, melindungi tubuh dari radikal bebas. Berkurangnya tumpukan radikal bebas dalam tubuh dapat membantu mendorong sistem kekebalan tubuh menjadi semakin kuat.

    Quercetin pada bawang juga bantu mengurangi reaksi alergi dengan menghentikan tubuh memproduksi histamin, yang membuat Anda berhenti bersin atau gatal-gatal.

    5. Mencegah terjadinya kanker

    Manfaat bawang bombay lainnya adalah sebagai pencegah kanker. Bawang bombay masuk ke dalam kelompok sayuran allium. Jenis sayuran ini memiliki keutamaan mencegah kanker terutama kanker perut dan kanker kolorektal (usus besar) karena senyawa organosulfur di dalamnya yang sangat tinggi.

    Mekanisme tepatnya bagaimana organosulfur menghambat pertumbuhan sel kanker masih belum diketahui, namun pada dasarnya senyawa ini berperan penting mencegah pembentukan radikal bebas dalam tubuh.

    Bawang bombay juga merupakan sumber antioksidan dari vitamin C yang sangat kuat. Kondisi ini membuat bawang bombay memiliki kekuatan yang besar untuk menangkal radikal bebas yang memicu kanker.

    Selain itu, bawang bombay juga memiliki kandungan quercetin yang merupakan agen anti kanker yang kuat. Orang yang makan bawang bombay menyerap dua kali lebih banyak quercetin dibandingkan mereka yang minum teh, tiga kali lebih banyak dibandingkan mereka yang makan apel. Apalagi pada bawang bombay yang merah, kandungan quercetinnya paling tinggi.

    Makanan kaya antioksidan ini juga dapat membantu menangani efek samping dari pengobatan kanker. Sebuah studi tahun 2016 dalam Integrative Cancer Therapies menemukan bahwa mengonsumsi bawang bombay segar membantu mengurang terjadinya resistensi insulin dan hiperglikemia pada pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi. Seperti yang sering terjadi, kemoterapi kanker payudara biasanya menimbulkan efek samping ini.

    Tips aman mengonsumsi bawang bombay

    Anda bisa mendapatkan manfaat bawang bombay dengan mengonsumsinya secara rutin. Selain Anda tambahkan sebagai rempah masakan, bawang bombay juga bisa Anda buat jadi acar untuk pelengkap menu makan siang Anda.

    Meski menyehatkan, bukan berarti Anda boleh mengonsumsi bawang ini tanpan aturan. Kebanyakan makan bawang bombay bisa memicu masalah pencernaan, seperti perut kembung. Kemudian, tidak semua orang bisa mengonsumsi bawang bombay, terutama pada orang yang memiliki alergi bawang putih.

    Seperti sayur dan buah, bawang bombay juga mudah membusuk. Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan cara menyimpan bawang bombay. Simpan di tempat yang kering dan sejuk, tapi bukan di dalam kulkas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan