Beberapa wanita mungkin merasa langsung cemas begitu tahu ia keputihan. Katanya, keluarnya keputihan merupakan tanda dari infeksi atau bahkan kanker serviks. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah. Meski begitu, pada sebagian besar kasus, keputihan sebenarnya merupakan hal yang normal.
Apa itu keputihan?
Keputihan atau yang juga dikenal dengan istilah leukorrhea adalah cairan yang keluar dari vagina. Keluarnya cairan ini merupakan kondisi normal dan lumrah terjadi pada setiap wanita.
Fungsinya untuk membantu membersihkan vagina dan menjaganya tetap sehat. Cairan ini juga berfungsi sebagai pelumas vagina alami serta melindunginya dari infeksi dan iritasi.
Biasanya, cairan keputihan yang keluar dari vagina dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Cairan ini bisa keluar lebih banyak dari biasanya, tetapi juga bisa sedikit atau bahkan tidak ada.
Warna dan teksturnya pun bisa bervariasi dalam satu siklus menstruasi, mulai dari bening dan berair hingga tampak berwarna putih dan lebih lengket.
Meski begitu, perubahan pada leukorrhea yang tidak biasa (abnormal) juga bisa menjadi tanda dari kondisi medis tertentu. Pada kondisi ini, perawatan medis umumnya dibutuhkan.
Apa saja tanda dan gejala keputihan?
Seperti penjelasan sebelumnya, perubahan tak biasa pada cairan vagina bisa menjadi tanda dari kondisi medis tertentu.
Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk mengenali keputihan yang normal dan tidak.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai tanda dan gejala keputihan sesuai dengan jenisnya.
1. Keputihan normal
Cairan vagina yang normal biasanya memiliki ciri-ciri seperti berikut.
- Tidak berbau kuat, amis, anyir, atau busuk.
- Berwarna bening atau putih susu jernih.
- Bertekstur lengket dan kental, tetapi bisa juga encer dan licin atau basah.
- Muncul cukup banyak dengan tekstur licin dan basah beberapa hari di antara siklus haid, tepatnya selama ovulasi atau saat masa subur wanita.
Cairan leukorrhea juga umumnya akan keluar lebih banyak selama masa kehamilan, menyusui, saat aktif secara seksual, atau jika Anda menggunakan alat kontrasepsi.
2. Keputihan tidak normal
Berikut adalah tanda dari leukorrhea yang abnormal plus gejala lain yang menyertainya.
- Warnanya berubah menjadi kuning, kehijauan, abu-abu atau apa pun yang tampak seperti nanah.
- Cairan vagina berbau tidak sedap, amis, anyir, atau busuk yang cukup menyengat.
- Tekstur lebih kental, berbusa, atau menggumpal seperti keju cottage.
- Cairan vagina disertai dengan darah yang bukan haid.
- Vagina terasa gatal, terbakar, atau kemerahan.
- Jumlah cairannya lebih banyak dari biasanya.
- Nyeri pada panggul.
- Sakit saat buang air kecil.
- Perdarahan di antara siklus haid, setelah, atau selama berhubungan intim.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki tanda-tanda di atas atau khawatir akan gejala tertentu, konsultasikanlah kepada dokter.
Apa penyebab keputihan?
Penyebab utama keluarnya keputihan adalah faktor hormonal. Selama siklus menstruasi wanita, peningkatan hormon estrogen menyebabkan keputihan keluar lebih banyak.
Inilah mengapa keputihan juga umumnya keluar lebih banyak saat hamil, ketika perubahan hormon terjadi pada tubuh wanita.
Di sisi lain, keputihan yang tidak normal bisa terjadi karena infeksi atau peradangan pada vagina (vaginitis) atau faktor lainnya. Apa saja penyebabnya?
Berikut adalah beberapa penyakit pada wanita atau kondisi medis lainnya yang mungkin menjadi penyebab keputihan abnormal.
- Bacterial vaginosis.
- Infeksi jamur vagina.
- Penyakit menular seksual, seperti seperti gonore, klamidia, dan trikomoniasis.
- Servisitis.
- Penyakit radang panggul.
- Kanker serviks.
- Kanker vagina.
- Atrofi vagina.
- Fistula vagina.
- Iritasi pada vagina karena kontak dengan sesuatu yang menyebabkan reaksi alergi.
Apa yang meningkatkan risiko seseorang mengalami keputihan?
Pada umumnya, wanita yang berisiko terkena infeksi vagina juga berisiko mengalami keputihan. Berikut adalah beberapa kondisi yang meningkatkan risiko tersebut.
- Memiliki beberapa pasangan seksual.
- Tidak menggunakan kondom saat berhubungan intim.
- Memiliki diabetes.
- Menderita HIV atau memiliki kondisi yang melemahkan sistem imun.
- Menggunakan kontrasepsi hormonal.
- Mengonsumsi antibiotik.
- Kurang menjaga kebersihan vagina atau menggunakan alat kebersihan tertentu yang justru berbahaya untuk vagina, seperti douching atau sabun beraroma.
Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?
Dokter akan mendiagnosis kondisi Anda dengan menanyakan gejala yang muncul dan dirasakan serta melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan panggul untuk mencari tahu apakah ada pembengkakan serta memeriksa cairan yang keluar dari vagina.
Cairan vagina ini juga mungkin perlu diambil sampelnya dan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa guna memastikan apakah ada infeksi pada vagina Anda.
Tanyakan keada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai pemeriksaan ini.
Bagaimana cara mengatasi keputihan?
Kunci mengatasi keputihan adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan vagina Anda setiap saat.
Vagina yang bersih mampu menjaga kesimbangan bakteri baik yang ada di dalam vagina untuk mencegah risiko infeksi.
Adapun menjaga kebersihan dan kesehatan vagina dapat dilakukan dengan banyak cara.
Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan vagina serta langkah-langkah sederhana lainnya untuk mengatasi keputihan.
- Jika cairan yang keluar terlalu banyak, gantilah celana dalam sesering mungkin atau gunakan pantyliner agar vagina tetap kering.
- Pilihlah celana dalam yang terbuat dari 100% katun yang dapat menyerap keringat serta tidak menggunakan celana yang ketat.
- Hindari pemakaian sabun wangi, gel, antiseptik, serta douching vagina karena bisa memengaruhi keseimbangan pH vagina serta bakteri di dalamnya.
- Rutin membersihkan vagina secara lembut dengan air hangat. Selalu basuh dari bagian depan ke belakang untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina.
- Setelah dicuci, selalu keringkan vagina menggunakan handuk yang lembut dan tepuk-tepuk pelan hingga kering.
- Gunakan kompres dingin untuk mengurangi gatal atau pembengkakan akibat keputihan yang abnormal.
- Minta pasangan Anda untuk menggunakan kondom saat berhubungan intim atau tunda hubungan seksual selama seminggu untuk mencegah penyebaran infeksi.
- Konsumsi yoghurt atau mengoleskan yoghurt ke vagina untuk mengurangi gatal dan mengontrol keluarnya cairan.
Bila kondisi Anda tidak juga membaik setelah melakukan cara-cara di atas, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Apa saja pilihan pengobatan secara medis untuk mengatasi keputihan?
Pada dasarnya, pilihan obat dan pengobatan untuk mengatasi kondisi ini akan bergantung pada penyebabnya.
Oleh karena itu, selalu konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan obat atau pengobatan yang tepat.
Namun, secara umum, berikut adalah beberapa pilihan perawatan secara medis yang mungkin dokter berikan untuk mengatasi leukorrhea.
1. Obat antijamur
Jika disebabkan oleh infeksi jamur, maka obat antijamur adalah pilihan terbaik untuk mengatasi kondisi ini.
Biasanya, obat antijamur tersedia dalam bentuk krim, gel, atau supositoria yang dimasukkan lewat vagina atau uretra. Misalnya, terconazole atau miconazole.
Fluconazole juga mungkin akan dokter berikan. Ini merupakan obat antijamur yang diminum yang umumnya diresepkan untuk mengobati infeksi yang parah.
2. Antibiotik
Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, penggunaan obat antibiotik krim atau oral bisa membantu mengatasi cairan vagina yang keluar berlebihan dan berbau.
Obat ini biasanya harus menggunakan resep dokter. Berikut adalah beberapa obat keputihan karena infeksi bakteri vagina yang biasanya diresepkan oleh dokter.
3. Pengobatan kanker
Pada kasus yang jarang, keputihan abnormal juga bisa menjadi tanda dari kanker serviks. Pada kondisi ini, pengobatan kanker merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi keputihan Anda.
Adapun pengobatan untuk mengatasi kanker serviks beragam, tergantung pada jenis, ukuran, dan penyebaran kanker serta kondisi Anda secara menyeluruh.
Pengobatan yang umum diberikan bisa berupa prosedur operasi, kemoterapi, radioterapi, atau terapi target.
Bagaimana cara mencegah keputihan?
Keputihan yang normal tidak bisa dicegah karena merupakan salah satu proses alami tubuh.
Namun, untuk leukorrhea abnormal, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah keputihan yang abnormal.
- Menjaga kebersihan vagina dengan membersihkannya secara teratur dan lembut dengan air hangat.
- Keringkan vagina setiap Anda habis membersihkannya dengan handuk yang bersih.
- Mencuci vagina dengan gerakan dari depan ke belakang agar bakteri anus tidak masuk dan menginfeksi vagina.
- Menggunakan celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat.
- Hindari menggunakan pakaian, terutama celana, yang ketat untuk waktu yang lama.
- Tidak melakukan douching karena bisa menghancurkan bakteri baik pencegah infeksi vagina.
- Gunakan detergen tanpa pewangi untuk mencuci pakaian Anda. Selain itu, pastikan Anda membilas pakaian sampai benar-benar bersih.
- Hindari penggunaan tisu dengan pewangi, sabun wangi, atau bedak pada vagina karena bisa mengiritasi kulit dan mengganggu keseimbangan bakteri alami dalam vagina.
- Melakukan tes skrining kesehatan wanita secara rutin, seperti pap smear untuk deteksi kanker serviks.
- Melakukan seks aman dengan menggunakan kondom dan setia pada satu pasangan seksual.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Kesimpulan
Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina. Ini merupakan kondisi yang normal terjadi pada setiap wanita. Fungsinya untuk membantu membersihkan dan menjaga vagina tetap sehat serta sebagai pelumas alami vagina. Meski demikian, pada beberapa wanita, cairan keputihan dapat mengalami perubahan dan menandakan kondisi yang tidak normal. Jika timbul gejala yang tidak normal, ada baiknya melakukan pemeriksaan ke dokter guna memastikan penyebabnya.
[embed-health-tool-ovulation]