Berikut ini adalah beberapa tahapan pemeriksaan pap smear yang perlu Anda ketahui.
Sebelum pemeriksaan
Salah satu persiapan yang perlu Anda lakukan sebelum menjalani pemeriksaan ini adalah memastikan Anda sedang tidak menstruasi atau akan mendapatkannya dalam waktu dekat.
Pasalnya, menjalankan pap smear saat haid bisa membuat hasilnya menjadi kurang akurat. Beberapa persiapan penting lainnya sebelum melaksanakan tes ini adalah sebagai berikut:
- Hindari berhubungan seksual 1-2 hari sebelum tes dilakukan.
- Hindari membersihkan vagina dengan douche 1-2 hari sebelum tes. Cukup bersihkan vagina Anda dengan air hangat.
- Hindari memasang kontrasepsi vagina, seperti busa, krim, atau jeli yang diletakkan di dalam vagina sekitar 1-2 hari sebelum tes.
- Hindari penggunaan obat-obatan untuk vagina (kecuali yang diresepkan dokter Anda) dua hari sebelum tes.
- Pastikan Anda telah mengosongkan kandung kemih tepat sebelum melakukan tes.
Selain itu, beberapa hal di bawah ini adalah kondisi yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan screening. Sebaiknya Anda menginformasikan kepada dokter sebelum menjalani tes ini.
- Mengonsumi obat-obatan, misalnya pil KB yang mengandung estrogen atau progestin. Hal ini karena obat ini dapat memengaruhi hasil tes.
- Pernah melakukan tes yang sama sebelumnya, dan hasilnya adalah tidak normal.
- Sedang hamil.
Dalam kebanyakan kasus, tes pap kemungkinan bisa dan aman dilakukan sebelum usia kehamilan menginjak 24 minggu. Lewat dari usia kehamilan tersebut, tes ini mungkin akan terasa sakit dan kurang nyaman.
Apabila Anda ingin melakukannya, tunggulah sampai sekitar 12 minggu setelah melahirkan agar hasil pemeriksaan pap lebih akurat.
Selama pemeriksaan

Tes pap smear merupakan proses yang umumnya berjalan cepat dan sederhana. Selama pemeriksaan, dokter akan meminta Anda berbaring dengan membuka kaki lebar-lebar (seperti posisi mengangkang) di atas tempat tidur khusus, seperti gambar di atas.
Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat bernama spekulum ke dalam vagina. Alat ini berfungsi untuk membuka dan melebarkan lubang vagina.
Langkah selanjutnya dalam tes ini, dokter akan mengeruk sampel sel di leher rahim Anda dengan alat khusus berupa spatula, sikat halus, atau kombinasi dari keduanya (cytobrush).
Setelah berhasil diambil, sampel sel dari serviks akan diletakkan dan dikumpulkan dalam wadah yang berisi cairan khusus untuk menyimpan sampel sel. Sampel juga bisa diletakkan di atas slide kaca khusus.
Proses terakhir dari pap smear adalah mengirim sampel sel ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut dan hasilnya didapat.
Setelah pemeriksaan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pap smear adalah pemeriksaan medis yang biasanya tidak terasa menyakitkan. Namun terkadang, area perut Anda mungkin saja akan merasa sedikit sakit atau kram seperti saat sedang menstruasi.
Setelah tes selesai dilakukan, beberapa efek yang muncul adalah vagina terasa sedikit tertekan dan mengeluarkan sedikit darah. Tak perlu panik, ini adalah hal yang normal terjadi setelah pap smear dan dapat membaik dengan sendirinya.
Salah satu penyebab hal tersebut terjadi adalah adanya ketegangan otot-otot vagina selama tes ini berlangsung. Apabila otot vagina lebih rileks, rasa tidak nyaman setelah tes ini dapat lebih minim.
Beberapa orang dengan kondisi vagina kering juga mungkin mengeluhkan rasa tidak nyaman, karena itu bicarakan dulu dengan dokter sebelum menjalani tes screening ini bila Anda memang punya keluhan ini.
Hasil dari tes ini biasanya keluar 1-3 minggu setelahnya. Jika negatif, artinya leher rahim Anda dalam kondisi normal. Namun, hasil yang positif bukan berarti Anda langsung didiagnosis memiliki kanker serviks.
Hasil tes hanya menunjukkan adanya sel abnormal dalam leher rahim. Biasanya, melakukan ulang tes ini beberapa bulan kemudian adalah langkah penting untuk memastikan adanya kanker.
Cara membaca hasil tes pap smear

Ada dua kemungkinan hasil dari tes ini, yakni normal atau tidak. Berikut penjelasan masing-masing hasilnya.
Hasil pap smear yang negatif adalah sebuah kabar baik. Artinya, Anda tidak memiliki pertumbuhan sel abnormal di dalam serviks, alias negatif dari kanker serviks.
Itulah sebabnya hasil tes negatif ini disebut juga dengan hasil tes normal. Meski begitu, bukan berarti Anda tidak harus melakukan pemeriksaan lagi.
Anda tetap perlu melakukan tes screening ini sekitar tiga tahun kemudian. Ini karena sel kanker dapat tumbuh sangat lambat.
Itu sebabnya tes ini yang perlu diulang secara rutin untuk memantau perkembangan sel kanker.
Jika hasil tes ini positif, alias tidak normal, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi.
Pertama, bisa jadi Anda terdiagnosis positif menderita kanker serviks. Kemungkinan kedua yaitu terjadi hanya sekadar peradangan atau perubahan sel kecil (displasia).
Untuk memastikan Anda memiliki kanker atau tidak, biasanya dokter akan melakukan tes pap sekali lagi beberapa bulan kemudian. Butuh atau tidaknya Anda untuk melakukan tes lainnya akan ditentukan oleh hasil pap smear yang lakukan ini.
Bila hasilnya ternyata masih abnormal, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui tahapan stadium kanker serviks.
Salah satu pemeriksaan lanjutan adalah kolposkopi, tes lanjutan untuk melihat area vulva, vagina, dan serviks dengan menggunakan alat pembesar khusus.
Seberapa akurat hasil pemeriksaan pap smear?

Pap smear adalah tes dengan akurasi yang tinggi. Dilansir dari National Cancer Institute, rutin menjalani tes pap dapat mengurangi angka kanker serviks dan kematian karena penyakit tersebut hingga 80 persen.
Maka meski rasanya kurang nyaman, tes ini harus Anda utamakan. Apalagi jika Anda termasuk orang yang berisiko tinggi terkena kanker serviks.
Tes ini adalah salah satu cara paling efektif untuk mendeteksi atau bahkan mencegah risiko kanker serviks. Jika Anda didiagnosis mengalami kanker serviks, Anda perlu menjalani pengobatan untuk kanker leher rahim, termasuk menggunakan obat untuk kanker serviks, radioterapi, kemoterapi, hingga histerektomi.
Selain itu, Anda juga akan menjalani pemulihan untuk kanker serviks dan menjaga pola hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan yang baik untuk pasien penderita kanker serviks.
Sementara itu, jika Anda terbukti tidak mengalami kanker serviks, Anda tetap perlu melakukan pencegahan, termasuk mengonsumsi makanan yang dapat mencegah kanker serviks, rutin berolahraga, dan menghindari berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Apakah pemeriksaan pap smear bisa untuk mendeteksi virus HPV?

Tujuan utama dari tes pap smear adalah mencari tahu kemungkinan adanya perkembangan sel-sel abnormal di dalam serviks. Perkembangan abnormal itu bisa saja disebabkan oleh virus HPV.
Oleh karena itulah, Anda sangat disarankan untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini dengan melakukan pap smear. Dengan begitu, pengobatan bisa segera diberikan ketika Anda memang dinilai positif mengalami kanker serviks.
Tes HPV adalah salah satu deteksi dini kanker serviks, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan ini juga tidak kalah penting, karena virus HPV bisa menular dengan mudah melalui kontak seksual.
Itu sebabnya waktu yang disarankan untuk wanita melakukan tes pap smear adalah saat Anda mulai aktif berhubungan seksual.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar