- Meningkatkan kolesterol baik atau HDL.
- Menurunkan kolesterol jahat atau LDL.
- Memacu pembentukan gumpalan darah yang membuat aliran darah meningkat.
- Menyerap radikal bebas.
- Memengaruhi sistem kardiovaskular.
- Melindungi dari penyakit jantung.
Masih mengutip dari situs Cleveland Clinic, wanita bisa mengalami penyakit jantung 10 tahun lebih lambat daripada pria.
Meski begitu, saat usia wanita sudah masuk 65 tahun, risiko terkena penyakit jantung sama dengan pria. Ini karena penurunan kadar estrogen saat menopause.
Saat kadar estrogen turun, kadar kolesterol jahat atau LDL meningkat dan HDL menurun.
Kondisi tersebut menyebabkan penumpukan lemak dan kolesterol di pembuluh darah arteri yang memicu serangan jantung.
Menurunkan risiko kanker
Kadar estrogen dalam tubuh bermanfaat untuk menurunkan risiko berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, kolorektal (usus besar dan rektum), serta ovarium.
Mengutip dari Cleveland Clinic, wanita yang menjalani terapi hormon dengan menambah jumlah estrogen dalam tubuh, memiliki risiko penurunan kanker usus besar.
Namun, pemakaian terapi penggantian hormon masih menimbulkan kontroversi. Masih mengutip dari Cleveland Clinic, berikut persentase pengaruh terapi hormon dan kanker.
- Peningkatan kasus kanker payudara sebanyak 26 persen.
- Menurunan kasus kanker usus besar sebesar 37 persen.
- Tidak berpengaruh pada kanker endometrium.
Penting untuk Anda mendiskusikan terapi ini dengan dokter. Nantinya, dokter akan memberikan penanganan yang tepat dengan masalah kesehatan Anda.
Adakah fungsi estrogen pada pria?
Estrogen tidak hanya miliki wanita, tetapi juga pria dengan kadar yang jauh lebih rendah.
Asian Journal of Andrology menerbitkan jurnal yang meneliti hormon estrogen pada pria yang berpengaruh pada perkembangan seksualnya.
Jenis estrogen yang ada pada pria adalah estradiol. Tugas dari hormon ini adalah membantu testosteron dalam menjaga keseimbangan libido, fungsi ereksi, dan spermatogenesis (pembentukan sel sperma).
Cara meningkatkan hormon estrogen

Ada beberapa cara untuk meningkatkan produksi estrogen pada wanita, yaitu dengan mengganti pola makan dan bantuan medis.
Mengonsumsi kacang kedelai
Bila Anda ingin menambah kadar estrogen tanpa melakukan bantuan medis, bisa mencoba dengan mengubah pola makan lebih sehat.
Salah satu makanan yang bisa meningkatkan hormon ini adalah kacang kedelai.
Toxicology Research melakukan penelitian pada pengaruh kacang kedelai pada hormon ini.
Hasilnya, kacang kedelai merupakan sumber dari fitoestrogen yang mengikat reseptor estrogen sehingga hormon bisa meningkat.
Kacang kedelai juga bisa mengurangi risiko kanker payudara pada wanita. Jenis makanan yang mengandung kacang kedelai seperti tahu, tempe, edamame, dan susu kedelai.
Makan buah kering
Selain kacang kedelai, buah kering termasuk makanan yang mengandung hormon estrogen.
Penelitian dari Mini Reviews In Medicinal Chemistry menemukan bahwa buah kering seperti kurma, plum, dan aprikot mengandung fitoestrogen yang tinggi.
Fitoestrogen adalah kelompok tanaman, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah yang memiliki sifat menyerupai hormon estrogen.
Mengonsumsi biji wijen
Bahan yang satu ini sering menjadi pelengkap dalam masakan untuk memberi rasa gurih dan pedas yang tidak terlalu menyengat.
Biji wijen termasuk kelompok fitoestrogen, tanaman yang memiliki sifat menyerupai hormon estrogen.
Penelitian dari The Journal Of Nutrition menunjukkan fakta menarik bahwa konsumsi bubuk biji wijen bisa memengaruhi kadar estrogen wanita pascamenopause.
Wanita pascamenopause menjadi responden penelitian ini. Peneliti meminta mereka untuk mengonsumsi 50 gram bubuk biji wijen setiap hari selama 5 minggu.
Hasilnya, kadar estrogen dan kolesterol baik dalam darah meningkat.
Terapi hormon
Ini adalah terapi untuk menambahkan estrogen dalam tubuh. Terapi hormon bisa Anda gunakan untuk mengurangi gejala menopause dan membantu cegah osteoporosis.
Meski begitu, tidak semua wanita membutuhkan terapi hormon untuk menambahkan estrogen.
Konsultasikan dengan dokter bila ingin melakukan terapi ini. Tanyakan mengenai risiko kesehatan bila menjalani terapi hormon.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar