backup og meta

Gejala Penyakit Urologi, dari Nyeri Buang Air Kecil Hingga Impotensi

Gejala Penyakit Urologi, dari Nyeri Buang Air Kecil Hingga Impotensi

Tanda-tanda dan gejala penyakit

Apa saja tanda dan gejala penyakit urologi?

Gejala dari penyakit urologi sebenarnya cukup beragam. Hal ini bergantung pada jenis dan kondisi pada pasien. Pada kebanyakan kasus, tanda dan gejala dari masalah saluran kemih ini hampir tidak terlihat hingga cukup parah. 

Urologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada sistem perkemihan dan sistem reproduksi pria. Ada beberapa organ yang termasuk dalam sistem kemih, yaitu ginjal, kandung kemih, ureter, dan uretra. 

Jika salah satu atau beberapa dari organ tersebut mengalami kerusakan, Anda mungkin mengalami beberapa gejala di bawah ini.

  • Kencing berdarah.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Ada nanah dalam kencing.
  • Merasakan sensasi terbakar saat kencing.
  • Perubahan bau dan warna pada urine.
  • Kandung kemih terasa penuh.
  • Frekuensi buang air kecil berubah.
  • Disfungsi ereksi dan masalah seksual.

Jika Anda mengalami gejala-gejala masalah urologi di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Dengan begitu, Anda mungkin akan dianjurkan untuk menjalani sejumlah pemeriksaan, seperti tes urine untuk mendiagnosis kondisi.

Kencing berdarah

Penyakit urologi yang ditandai kencing berdarah

Salah satu gejala yang sering dialami oleh penderita penyakit urologi adalah kencing berdarah. Kencing berdarah atau hematuria adalah kondisi ketika urine berwarna merah atau merah muda yang dapat diindikasikan sebagai darah. 

Pada beberapa kasus, darah yang keluar saat Anda kencing tidak mudah dilihat. Kondisi ini disebut sebagai hematuria mikroskopis karena hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Sementara itu, warna darah yang dapat dilihat dengan mata telanjang disebut dengan gross hematuria.

Jika mengeluarkan darah saat buang air kecil, ada kemungkinan Anda menderita penyakit urologi, seperti sebagai berikut.

  • Glomerulonefritis, penyakit yang menyerang glomerulus ginjal.
  • Infeksi saluran kemih (ISK) yang biasanya disebabkan oleh bakteri.
  • Batu ginjal yang dapat menyebabkan saluran kemih tersumbat dan terluka.

Sakit saat buang air kecil

Penyakit urologi yang ditandai nyeri saat buang air kecil

Selain kencing berdarah, nyeri saat buang air kecil ternyata juga menjadi gejala penyakit urologi yang paling sering dialami. Mengapa demikian?

Sakit saat buang air kecil (disuria) adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan yang terjadi saat tubuh mengeluarkan urine. Masalah pada bagian urologi ini ternyata bisa terjadi pada siapa saja, terlepas dari jenis kelamin dan usia. 

Penyebab nyeri saat buang air kecil pun beragam dan hal ini ternyata berkaitan erat dengan penyakit urologi. Apa saja?

Infeksi saluran kemih (ISK)

Salah satu penyakit urologi yang menyebabkan gejala berupa nyeri saat buang air kecil adalah infeksi saluran kemih. Kondisi ini terjadi akibat adanya infeksi bakteri di bagian saluran kemih Anda, termasuk ginjal, kandung kemih, dan uretra. 

Jika bakteri berkembang di saluran kemih karena kandung kemih tidak dikosongkan dengan benar, infeksi pun terjadi. Akibatnya, pembengkakan dan iritasi yang terjadi pun menyebabkan rasa sakit saat Anda kencing. 

Batu ginjal

Batu ginjal adalah endapan yang terbuat dari mineral dan garam hingga membentuk kristal menyerupai batu. Endapan ini awalnya mungkin tidak akan mengganggu saluran kemih Anda. 

Walaupun demikian, batu ginjal berukuran besar akibat tidak ditangani dengan benar dapat menyumbat saluran kemih. Akibatnya, Anda mungkin merasakan nyeri saat buang air kecil karena tubuh berusaha mengeluarkan batu tersebut. 

Prostatitis

Selain batu ginjal, penyakit urologi lainnya yang membuat Anda merasakan sakit saat buang air kecil adalah prostatitis. Prostatitis adalah pembengkakan dan peradangan pada kelenjar prostat. 

Kondisi ini sering menjadi penyebab Anda kesulitan dan merasakan nyeri saat buang air kecil. Jika Anda sering merasakan nyeri saat buang air kecil, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis urologi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Kencing terasa panas

Gangguan urologi yang ditandai dengan kencing terasa panas

Bagi Anda yang merasakan sensasi terbakar atau panas saat kencing mungkin perlu waspada. Pasalnya, urine yang terasa panas dan disertai dengan nyeri saat buang air kecil bisa menjadi salah satu gejala penyakit urologi. 

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh suhu urine yang lebih hangat daripada biasanya, terutama saat Anda merasa kedinginan atau demam. Lantas, apa saja penyakit urologi yang ditandai dengan kondisi ini?

Infeksi saluran kemih (ISK)

Jika Anda merasakan sakit dan sensasi terbakar saat kencing, ada kemungkinan Anda mengalami infeksi saluran kemih. Penyakit urologi ini memang kerap menjadi penyebab sejumlah masalah saat Anda buang air kecil. 

Infeksi yang seringnya disebabkan oleh bakteri E.Coli ini perlu segera diobati. Hal tersebut dikarenakan infeksi ini dapat menyebar ke ginjal dan organ lainnya dan bisa menimbulkan kondisi yang serius. 

Area dekat urea terluka

Urine manusia umumnya bersifat asam. Pada saat aliran urine mengenai luka atau cedera di kulit sekitar lubang kencing, buang air kecil pun akan terasa perih dan panas. Hal ini dapat terjadi pada luka yang kecil sekalipun. 

Area urea yang terluka dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti mencukur bulu kelamin, gesekan saat berhubungan seks, dan jerawat kecil

Cedera kecil biasanya hilang dengan sendirinya. Jika uretra terasa sakit, atau lukanya besar dan terinfeksi hingga menyebabkan demam, sebaiknya segera hubungi dokter. 

Interstitial cystitis

Interstitial cystitis (sistitis) adalah penyakit kronis yang menyebabkan tekanan dan nyeri pada kandung kemih. Rasa sakit tersebut bisa menjalar hingga panggul, ginjal, dan area sekitarnya. 

Kondisi yang lebih sering dialami oleh wanita ini biasanya menimbulkan gejala berupa rasa panas atau sensasi tidak nyaman saat buang air kecil.

Selain ketiga gangguan urologi yang telah disebutkan, kencing terasa panas juga bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan lainnya, yakni:

  • penyakit kelamin,
  • infeksi pada kelamin (prostatitis dan vaginitis),
  • nyeri setelah persalinan, serta
  • perubahan vagina setelah menopause.

Perubahan bau dan warna urine

Penyebab perubahan bau dan warna urine

Air kencing (urine) sebagian besar terdiri dari air. Bau dan warna urine dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung makanan dan kondisi kesehatan Anda.

Urine normal yang sehat tidak berbau. Hal ini dikarenakan air kencing mengandung lebih banyak air dan sedikit limbah beracun. Sementara itu, urine yang terlihat pekat dengan bau amonia yang kuat mengindikasikan bahwa limbah di dalamnya cukup tinggi dengan air yang sedikit. 

Selain bau, perubahan warna urine juga bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu, termasuk masalah pada urologi Anda. 

Anda mungkin sesekali merasakan bau urine yang lebih menyengat dibandingkan biasanya. Bahkan, gejala dari penyakit urologi ini juga dapat disertai dengan perubahan warna urine. 

Begini, manusia memiliki warna urine yang cukup beragam, mulai dari jernih hingga kuning tua. Perubahan warna tersebut ternyata disebabkan oleh pigmen (pewarna) urine yang disebut urokrom dan urobilin.

Warna urine juga dapat dipengaruhi oleh jumlah cairan dan makanan yang Anda konsumsi. 

Air kencing yang sehat biasanya berwarna jernih hingga kuning muda. Semakin banyak air yang diminum, semakin jernih warna urine yang akan terlihat. Jika Anda kurang minum air, urine akan berwarna kuning pekat hingga oranye. 

Di luar warna yang telah disebutkan, adakalanya kencing Anda berubah menjadi warna merah, hijau, hingga cokelat gelap. Kondisi ini dapat terjadi akibat berbagai penyakit yang berhubungan dengan urologi, yaitu:

Sebagai contoh, infeksi saluran kencing dapat membuat kencing Anda berbau menyengat dan berwarna merah atau cokelat gelap. 

Bau yang kurang sedap ini kemungkinan berasal dari bakteri yang tumbuh di dalam saluran, sehingga membuat Anda terinfeksi. Cek apa arti warna dan bau urine Anda di sini.

Bagaimana dengan endapan putih pada urine?

Selain warna dan bau, Anda mungkin juga turut memperhatikan adanya endapan putih pada urine. Endapan putih pada urine memang tidak termasuk dalam perubahan warna urine. Pasalnya, kondisi ini dapat terjadi akibat pengaruh dari sistem kemih atau sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita. 

Lantas, penyakit urologi apa saja yang menyebabkan gejala berupa endapan putih pada urine?

Jika Anda merasakan nyeri saat buang air kecil yang disertai dengan endapan putih dalam urine, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. 

Kencing berbusa

Apa jenis penyakit urologi yang menyebabkan kencing berbusa?

Beberapa dari Anda mungkin pernah menjumpai kencingnya terlihat berbusa. Jika demikian, sebaiknya Anda perlu berhati-hati karena kondisi ini termasuk salah satu gejala dari masalah urologi. 

Berbeda dengan nyeri saat buang air kecil, kencing berbusa ternyata bisa menjadi kondisi yang normal jika tidak sering terjadi. Apabila sering terjadi, mungkin menjadi pertanda tubuh Anda sedang bermasalah. 

Hal ini dikarenakan busa dalam air kencing bisa menjadi tanda bahwa ada protein dalam urine atau proteinuria. Protein dalam urine akan bereaksi dengan udara, sehingga membentuk busa. 

Protein dalam urine bukan kondisi yang normal karena ginjal seharusnya telah menyaring protein dalam urine sebelum dikeluarkan tubuh. Alhasil, urine normal tidak mengandung protein karena senyawa ini akan tetap berada di aliran darah tubuh. 

Berikut ini beberapa gangguan pada urologi yang menyebabkan kencing Anda berbusa. 

Sulit menahan kencing

Apa penyebab tubuh sulit menahan kencing? 

Menahan kencing adalah kebiasaan yang sebenarnya tidak boleh sering dilakukan karena dapat menyebabkan masalah pada kandung kemih dan ginjal. Namun, ketika merasa kesulitan menahan kencing akhir-akhir ini hingga mengompol, Anda mungkin tengah mengalami penyakit urologi. 

Sulit menahan kencing mungkin lebih dikenal sebagai inkontinensia urine dalam dunia medis. Kondisi ini bukan sebuah penyakit, melainkan gejala yang disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • infeksi saluran kemih (ISK),
  • penyakit BPH,
  • dampak pasca operasi prostat pada pria, serta
  • masalah pada kandung kemih, seperti otot kandung kemih melemah.

Disfungsi ereksi dan masalah seksual pria

Penyakit urologi yang ditandai dengan masalah seksual pria

Percaya atau tidak, disfungsi ereksi dan masalah seksual pada pria ternyata bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit urologi. Bagaimana bisa?

Disfungsi ereksi atau impoten adalah kondisi ketika penis tidak dapat ereksi secara optimal untuk berhubungan seks. Masalah seksual pada pria ini memang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dampak dari setelah operasi prostatektomi. 

Operasi prostat (prostatektomi) adalah prosedur pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar prostat akibat kanker prostat dan pembesaran prostat jinak (BPH). Salah satu efek samping dari metode pengobatan gangguan pada prostat ini adalah infeksi saluran kemih dan impoten. 

Oleh sebab itu, beberapa pria yang pernah menjalani prostatektomi mungkin mengalami impoten yang disertai dengan gejala penyakit urologi lainnya. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Foamy urine. (2017). Mayo Clinic. Retrieved 25 January 2017, from https://www.mayoclinic.org/foamy-urine/expert-answers/faq-20057871

Foamy urine. (n.a). New Health Guide. Retrieved 25 January 2017, from https://www.newhealthguide.org/Foamy-Urine.html

Urine color and odor changes. (2010). Harvard Health Publishing. Retrieved 8 June 2017, from https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/urine-color-and-odor-changes

Agrawal, S. (2013). Snow globe pee: sediment in the urine. Complex Child. Retrieved 27 August 2020, from https://complexchild.org/articles/2014-articles/january/snow-globe-pee/

Dysuria. (2016). Cleveland Clinic. Retrieved 27 August 2020, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15176-dysuria-painful-urination

Mann, M. (n.a). Is that burning sensation a urinary tract infection?. John Hopkins Medicine. Retrieved 27 August 2020, from https://www.urmc.rochester.edu/urology/adult-patients/hematuria.aspx

Whitfield H. N. (2006). ABC of urology: Urological evaluation. BMJ (Clinical research ed.), 333(7565), 432–435. https://doi.org/10.1136/bmj.333.7565.432. Retrieved 27 August 2020. 

Painful urination. (2020). Family Doctor. Retrieved 27 August 2020, from https://familydoctor.org/urinary-tract-infections-causes-painful-urination/

Hematuria. (n.a). University of Rochester – Medical Center. Retrieved 27 August 2020, from https://www.urmc.rochester.edu/urology/adult-patients/hematuria.aspx

Urology – symptom checklist. (n.a). University of Rochester – Medical Center. Retrieved 27 August 2020, from https://www.urmc.rochester.edu/urology/adult-patients/symptom-checklist.aspx

Versi Terbaru

18/08/2021

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Transplantasi Ginjal

Apakah Posisi Kencing Berdiri Berbahaya untuk Kesehatan?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 18/08/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan