Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Benign prostate hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah kondisi di mana kelenjar prostat pria membesar tetapi bukan karena kanker. Kelenjar prostat sendiri terletak antara kandung kemih, tempat di mana urine disimpan, dan uretra, saluran di mana urine mengalir untuk keluar.
Seiring bertambahnya usia, ukuran prostat akan membesar. Terdapat dua periode pertumbuhan utama prostat, yang pertama saat pubertas dan yang kedua dimulai saat memasuki usia 25 tahun. Pada periode kedua inilah biasanya salah satu jenis penyakit prostat ini terjadi.
Ketika kelenjar prostat membesar, hal ini bisa menekan uretra yang menyebabkan dinding kandung kemih menebal dan melemah sehingga kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan urine dari kandung kemih.
Akibatnya, Anda akan mengalami inkontinensia urine, yaitu kondisi saat Anda kehilangan kendali terhadap kandung kemih.
Pembesaran prostat jinak adalah penyakit yang hanya terjadi pada pria dan umummnya menyerang pasien di atas usia 50 tahun. Semakin bertambah usia, risiko terhadap penyakit ini akan bertambah pula. Bahkan dilaporkan bahwa BPH bisa menyerang 90% pria yang berusia di atas 80 tahun.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika pria yang lebih muda bisa mengembangkan kondisi ini. Anda dapat mencegah terjadinya penyakit prostat ini dengan mengurangi faktor risiko. Silakan konsultasi dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Beberapa gejala umum dari pembesaran prostat jinak (BPH) adalah:
Memang, rasa sakit ini muncul dari uretra yang menyempit karena pembesaran prostat. Meski demikian, ukuran prostat tidak selalu menentukan keparahan gejala. Malah pada beberapa kasus, ada pasien dengan pembengkakan lebih kecil yang merasakan penyumbatan lebih parah serta merasakan lebih banyak gejala.
Terkadang, pasien bisa mengalami tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Jika terdapat masalah kencing, Anda sebaiknya periksa ke dokter Anda untuk memeriksa apakah gejala disebabkan oleh pembesaran prostat jinak, serta carilah metode pengobatannya.
Perhatikan juga adanya gejala berupa:
Jika hal di atas telah terjadi, Anda harus mencari pertolongan medis sesegera mungkin.
Para peneliti belum menemukan penyebab pasti penyakit prostat ini. Namun, para ahli percaya bahwa kondisi ini terkait dengan perubahan keseimbangan hormon dan faktor pertumbuhan sel.
Sepanjang hidup, tubuh pria menghasilkan hormon testosteron dan sedikit hormon estrogen. Namun, semakin menua kadar testosteron aktif dalam darah semakin menurun dan menyisakan hormon estrogen yang lebih tinggi.
Terlalu banyaknya hormon estrogen, atau yang paling dikenal sebagai hormon wanita, dapat menambah tingkat aktivitas zat yang akan mendorong pertumbuhan sel prostat.
Teori lain menyebutkan bahwa terjadinya pembesaran prostat jinak juga disebabkan pengaruh dari dihydrotestosterone (DHT).
DHT merupakan hormon pria yang berperan dalam pertumbuhan prostat. Dipercaya bahwa ketika kadar testosteron mulai menurun, kadar DHT masih menumpuk pada prostat. Hal inilah yang mungkin terus memicu perkembangannya.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami pembesaran prostat jinak adalah:
Sama seperti diagnosis penyakit lainnya, dokter akan mengecek kondisi kesehatan Anda dan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik. Beberapa tes pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis pembesaran prostat jinak adalah:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Pengobatan prostat umumnya tidak diperlukan kecuali pembesaran prostat jinak menyebabkan gejala terutama yang mengganggu atau komplikasi (seperti infeksi saluran kemih, gangguan fungsi ginjal, darah dalam urine, kerikil dalam kandung kemih).
Umumnya, pengobatan dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu melalui konsumsi obat-obatan dan operasi. Pengobatan juga akan bergantung pada ukuran prostat, usia, kondisi kesehatan, serta tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan pasien.
Berikut adalah berbagai obat dan operasi yang dilakukan untuk menangani pembesaran prostat jinak.
Dokter nantinya akan meresepkan obat yang bisa membantu mengecilkan prostat atau menghentikan pertumbuhannya. Obat juga berfungsi untuk mengurangi gejala. Obat-obatan medis untuk mengobati pembesaran prostat jinak adalah:
Terkadang pasien khawatir dengan efek samping yang bisa dihasilkan dari obat dan ingin mengurangi konsumsinya. Bila demikian, ada juga beberapa obat-obatan herbal yang bisa menjadi pilihan seperti berikut:
Jika Anda memutuskan untuk mencoba pengobatan ini, perlu diketahui bahwa penggunaan obat herbal sebagai penanganan BPH tidak dianjurkan secara rutin dan dalam jangka panjang. Lebih baik konsultasikan kembali kepada dokter sebelum memilih obat herbal apapun jenisnya.
Pengobatan terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan menjalani operasi. Dokter akan menganjurkan untuk operasi jika pasien memiliki gejala yang lebih parah, penyakit tak kunjung sembuh setelah minum obat, atau ketika pasien mengalami kondisi lain seperti batu kandung kemih atau masalah ginjal.
Beberapa jenis operasinya meliputi:
Berikut beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi pembesaran prostat jinak.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar