Definisi albuminuria (ginjal bocor)
Albuminuria atau proteinuria adalah kondisi urine atau air kencing mengandung jumlah albumin yang tidak normal. Kondisi ini disebut juga dengan ginjal bocor.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Albuminuria atau proteinuria adalah kondisi urine atau air kencing mengandung jumlah albumin yang tidak normal. Kondisi ini disebut juga dengan ginjal bocor.
Albumin merupakan salah satu jenis protein dalam darah. Kondisi ini bukanlah penyakit, tetapi merupakan gejala yang bisa menandakan penyakit tertentu.
Organ ginjal yang sehat tidak membiarkan jumlah protein keluar terlalu banyak melalui filter ginjal. Namun, filter yang rusak akibat penyakit ginjal dapat membuat protein seperti albumin bocor dari darah ke dalam urine.
Kondisi yang kerap disebut ginjal bocor ini sering kali merupakan gejala sakit ginjal, terutama jika Anda mengalami proteinuria berat di mana urine mengandung protein sebanyak 2 – 3 gram per hari.
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Albuminuria dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Biasanya pasien yang memiliki kondisi ginjal bocor tidak menunjukkan gejala, terutama saat penyakit baru muncul.
Namun, albuminuria dapat menimbulkan gejala setelah penyakitnya menjadi lebih parah, beberapa di antaranya adalah:
Gejala albuminuria ini juga merupakan tanda dari penyakit ginjal kronis. Selain itu, tingginya jumlah protein dalam urine juga akan menimbulkan kondisi bernama sindrom nefrotik.
Sindrom nefrotik menyebabkan penimbunan air di dalam tubuh. Kelebihan air inilah yang akan membuat tubuh Anda membengkak di beberapa bagian.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Anda harus periksa ke dokter ketika telah merasakan satu atau lebih dari berbagai gejala. Terutama jika Anda mulai mengalami pembengkakan dan urine berbusa, segera kunjungi dokter agar mendapatkan penanganan secepatnya.
Protein bisa masuk ke dalam urine bila ginjal tidak bekerja dengan baik. Pembuluh darah dalam ginjal yang bernama glomerulus bekerja dengan menyaring produk sisa dari darah dan menjaga komponen yang diperlukan tubuh, termasuk protein.
Glomerulus akan memastikan protein dan sel darah yang lebih besar tidak masuk ke dalam urine. Jika ada yang masuk pun bagian tubulus ginjal akan menangkap kembali protein tersebut dan menyimpannya di dalam tubuh.
Namun ketika keduanya mengalami gangguan atau jika ada beban protein berlebihan, protein ini akan ikut mengalir dalam urine sehingga timbul kondisi albuminuria.
Selain itu, adanya batu saluran kemih juga bisa menyebabkan proteinuria.
Tak hanya penyakit yang berhubungan dengan ginjal, penyakit ini bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan yang berlangsung sementara seperti dehidrasi, peradangan, dan tekanan darah rendah.
Olahraga yang terlalu intens, stres, pemakaian obat aspirin, dan paparan terhadap dingin adalah penyebab lain yang mungkin bisa menimbulkan terjadinya albuminuria.
Ada beberapa faktor yang bisa membuat Anda lebih berisiko terkena ginjal bocor. Dua kondisi yang paling sering menjadi pemicunya yaitu penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Jenis lain dari penyakit ginjal yang tidak terkait dengan diabetes atau tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan protein bocor ke urine.
Faktor risiko lainnya meliputi:
Beberapa orang memiliki lebih banyak protein dalam urine saat berdiri daripada saat berbaring. Kondisi ini disebut orthostatic proteinuria.
Ada juga berbagai kondisi yang turut memicu peningkatan kadar protein dalam urine, meliputi:
Albuminuria dapat dideteksi dengan tes urine. Anda tak memerlukan persiapan khusus untuk melakukannya. Bahkan tes ini juga bisa dilakukan di rumah, mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter.
Tes sederhana yaitu tes urine dengan menggunakan dipstick (strip plastik kecil dengan kertas indikator) yang dapat mendeteksi jumlah protein yang sangat kecil. Nantinya jika ada terlalu banyak zat yang terkandung pada urine, bagian ujungnya akan berubah warna.
Karena protein dalam urine hanya bisa bertahan sementara, tes ini harus dilakukan secara rutin untuk menentukan apakah Anda benar-benar mengalami masalah pada ginjal.
Tes dipstick sangat sensitif, tapi belum bisa benar-benar memastikan adanya kondisi albuminuria. Sebab, tes ini belum dapat mengukur dengan persis seberapa banyak protein albumin dalam urine.
Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, urine harus diperiksa di laboratorium. Ketika hasilnya belum meyakinkan, sisa urine diperiksa di bawah mikroskop.
Dari pengamatan tersebut, dokter akan mengetahui zat-zat yang seharusnya tak ada pada urine, seperti sel darah merah dan putih, bakteri, atau kristal yang bisa tumbuh menjadi batu ginjal.
Satu kali hasil tes urine yang positif mengandung protein belum bisa menentukan apakah Anda benar-benar mengalami penyakit ginjal. Namun jika hasil tetap positif setiap Anda melakukan tesnya, maka besar kemungkinan ginjal mengalami masalah.
Tes ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa banyak kadar protein albumin dan kreatinin yang telah dikeluarkan dalam 24 jam pada urine. Kreatinin adalah produk limbah yang telah disaring di ginjal lalu dikeluarkan dengan mengalirnya urine.
Albumin-to-creatinine ratio (ACR) dikatakan tinggi bila hasilnya di atas 30, hal ini menunjukkan adanya kemungkinan proteinuria. Semakin tinggi levelnya, akan semakin berbahaya pula dampaknya.
ACR yang berkisar antara 3 – 30 biasanya tidak memerlukan tindakan, tetapi pasien perlu melakukan pemeriksaan setiap tahun. Sementara ACR yang kurang dari 3 mg/mmol tidak memerlukan tindakan lebih lanjut.
Apabila ACR tinggi, dokter akan melihat riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, lalu melakukan pemeriksaan ginjal lebih lanjut. Pemeriksaan tersebut bisa meliputi:
Albuminuria bukanlah penyakit yang spesifik, sehingga perawatan tergantung pada identifikasi dan penanganan penyebab. Umumnya, jika proteinuria yang diderita cenderung normal, Anda tidak memerlukan perawatan.
Lain lagi apabila kondisi disebabkan oleh penyakit ginjal, perawatan medis yang tepat sangat penting dilakukan. Penyakit ginjal kronis yang tidak diatasi dapat menyebabkan gagal ginjal.
Obat-obatan kadang diberikan, terutama pada orang dengan diabetes dan/atau tekanan darah tinggi. Obat dapat berasal dari dua kelas obat, yaitu ACE (angiotensin-converting enzyme) inhibitors dan ARB (angiotensin receptor blockers).
Dua jenis obat tersebut sebenarnya lebih banyak digunakan untuk membantu menurunkan tekanan darah. Namun pada pasien yang mengalami albuminuria, obat ini bisa membantu melindungi ginjal dari kerusakan.
Perawatan yang tepat–terutama pada pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi–penting dilakukan untuk mencegah kerusakan ginjal progresif yang menyebabkan timbulnya kondisi albuminuria.
Pada pasien dengan diabetes dan tekanan darah tinggi, pasien yang mengalami albuminuria juga harus mengontrol kadar gula darah.
Selain itu, pasien diabetes harus melakukan tes laju filtrasi glomerulus (GFR) setiap tahunnya. Jika ada masalah pada ginjal, pasien akan dirujuk ke nephrologist, dokter yang berspesialisasi dalam bidang penyakit ginjal.
Sedangkan jika albuminuria terjadi pada ibu hamil yang memiliki preeklamsia, kondisinya harus lebih diawasi. Untungnya, kebanyakan albuminuria akan sembuh sendiri setelah bayinya lahir.
Walau jika pasien tidak memiliki penyakit lain seperti diabetes, masalah tekanan darah, atau kondisi lain, obat tekanan darah mungkin masih akan diresepkan untuk mencegah kerusakan ginjal.
Karena kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit yang Anda derita, maka Anda harus melakukan perawatan yang bertujuan untuk menjauhi hal-hal yang menjadi pemicu gejalanya.
Namun, umumnya Anda harus melakukan berbagai perubahan, terutama pada pola makan Anda. Di bawah ini cara yang dapat membantu Anda mengatasi albuminuria.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar