Sakit kepala bisa terjadi di bagian mana pun, termasuk di belakang. Adapun penyebab dari jenis sakit kepala ini bisa bermacam-macam. Mengetahui penyebab dari nyeri yang Anda alami bisa membantu mencari tahu jenis pengobatan yang tepat untuk Anda.
Apa itu sakit kepala belakang?
Sakit kepala bagian belakang merupakan salah satu jenis sakit kepala yang bisa dialami setiap orang.
Sakit di bagian belakang tengkorak dapat dipicu oleh sejumlah penyebab berbeda. Sebagian besar penyebabnya dapat dikenali dengan gejala tambahan yang menyertai.
Gejala-gejala ini termasuk jenis rasa sakit yang dialami serta lokasi lain di mana rasa sakit itu terasa.
Anda harus berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter untuk mendiagnosis apa penyebab sakit kepala Anda dan menentukan jenis pengobatan yang tepat.
Tanda dan gejala sakit kepala bagian belakang
Tanda dan gejala sakit kepala ini sangat beragam. Gejala yang muncul pun bisa berbeda-beda pada setiap orang tergantung dari penyebabnya.
Nyeri di kepala area belakang ini bisa terasa tumpul, tajam, atau berdenyut. Nyerinya juga bisa terjadi tiba-tiba atau muncul bertahap dari ringan ke berat selama beberapa jam atau hari.
Bahkan, rasa nyeri yang berat bisa membuat Anda merasa seperti ada yang menekan bagian belakang kepala.
Terkadang, rasa nyeri juga muncul di bagian kepala lainnya. Misalnya sakit kepala sebelah kanan atau kiri atau keduanya.
Selain rasa nyeri itu sendiri, gejala lainnya juga bisa ikut menyertai, tergantung dari kondisi yang menyebabkannya. Misalnya sebagai berikut.
- Mual dan muntah.
- Penglihatan terganggu.
- Sensitif terhadap cahaya, bunyi, dan aroma tertentu.
- Kesmutan di lengan atau kaki.
- Mati rasa atau terasa lemah di wajah atau salah satu sisi tubuh.
- Perubahan mood.
- Terasa lelah.
- Otot menegang atau terasa nyeri.
- Menguap.
- Pusing.
- Rasa sakit yang Anda alami mungkin akan semakin buruk jika Anda melakukan aktivitas fisik yang cukup berat.
- Mata berair dan hidung meler.
- Garis mata seperti layu.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Apa penyebab sakit kepala bagian belakang?
Ada beberapa penyebab dari nyeri kepala bagian belakang. Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkannya.
1. Sakit kepala tegang (tension headache)
Sakit kepala tegang adalah penyebab nyeri kepala belakang yang paling umum. Nyerinya sering kali terasa tumpul dan seperti menekan bagian belakang kepala Anda.
Rasa sakit ini bisa bertahan dari 30 menit hingga tujuh hari. Adapun tension headache sering kali dikaitkan dengan kondisi stres.
2. Migrain
Pada penderita migrain, nyeri di kepala biasanya terasa berdenyut yang sering dimulai dari sakit kepala sebelah kiri atau kanan, kemudian merambat ke bagian belakang kepala.
Meski lebih jarang muncul ketimbang tension headache, gejala migrain biasanya lebih parah. Rasa nyeri ini pun seringkali dipicu oleh perubahan cuaca, kurang tidur, hingga kilatan cahaya.
3. Sakit kepala cluster
Sakit kepala cluster tergolong lebih jarang terjadi, tetapi bisa terasa amat menyakitkan. Jenis nyeri pada kepala ini bisa terjadi berkali-kali dalam sehari selama periode waktu tertentu.
Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit di bagian belakang atau salah satu sisi kepala Anda. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga berasal dari kelainan pada hipotalamus otak.
4. Oksipital neuralgia
Penyebab lain dari munculnya sakit di kepala belakang adalah oksipital neuralgia. Oksipital neuralgia adalah kondisi yang terjadi saat saraf yang menjalar melalui kulit kepala meradang.
Kondisi ini menyebabkan rasa nyeri yang menusuk, berdenyut, atau seperti syok yang parah di leher bagian atas, belakang kepala, atau di belakang telinga.
5. Arthritis
Rasa nyeri di belakang kepala juga bisa disebabkan oleh arthritis (radang sendi) yang terjadi di area tulang belakang.
Peradangan yang terjadi pada area tulang belakang bisa menyebabkan nyeri pada leher yang menjalar ke bagian belakang kepala. Rasa sakit ini bisa disebabkan oleh rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.
6. Postur yang buruk
Postur tubuh yang buruk juga bisa menyebabkan rasa sakit di kepala bagian belakang. Kondisi ini bisa terjadi karena area leher, punggung atas, dan bahu yang menegang.
Saat mengalami kondisi ini, Anda mungkin merasakan rasa nyeri berdenyut di belakang kepala. Oleh karena itu, cobalah untuk mempraktikkan postur tubuh yang baik.
7. Saraf terjepit
Adanya saraf yang terjepit di tulang belakang dapat menyebabkan rasa sakit dan tertekan di bagian leher. Hal ini bisa menyebabkan nyeri pada kepala yang disebut servikogenik.
Biasanya, rasa sakit berawal dari bagian belakang kepala, kemudian menjalar hingga sakit di bagian belakang mata. Gejala lain yang mungkin Anda alami adalah rasa kurang nyaman di bagian bahu dan lengan bagian atas.
8. Kebanyakan minum obat sakit kepala
Sesekali minum obat pereda nyeri memang tidak masalah. Namun, jika Anda meminumnya lebih dari tiga kali seminggu dan dalam jangka waktu lama, justru bisa memperparah nyeri di kepala bagian belakang Anda.
Penyebab rasa nyeri ini disebut dengan rebound headache. Nyeri pada rebound heache bisa terjadi secara berulang karena menggunakan suatu zat secara berlebihan, misalnya obat pereda nyeri.
Faktor-faktor risiko sakit kepala belakang
Nyeri di kepala belakang dapat dialami oleh siapa saja. Namun, faktor risiko yang dimiliki orang-orang tertentu mungkin meningkatkan potensi mereka mengalaminya.
- Berjenis kelamin wanita.
- Berusia 30-an lebih berisiko mengalami migrain, sedangkan jenis cluster lebih sering terjadi pada usia antara 20—50 tahun.
- Riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.
- Kondisi medis tertentu, misal arthritis, penyakit yang terkait dengan tulang belakang, hingga stres yang bisa membuat sakit kepala.
- Gaya hidup, misal merokok atau mengonsumsi alkohol.
Diagnosis sakit kepala bagian belakang
Umumnya, dokter akan mendiagnosis kondisi kesehatan Anda dari gejala yang Anda rasakan, riwayat medis, serta pemeriksaan fisik dan neurologis.
Namun, jika kondisi Anda tidak biasa atau ada kecurigaan lainnya, dokter bisa merekomendasikan beberapa tes atau pemeriksaan medis, seperti CT scan kepala atau MRI.
Konsultasikan kepada dokter untuk jenis tes pemeriksaan yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi Anda.
Pengobatan sakit kepala bagian belakang
Cara meredakan nyeri pada kepala bagian belakang tergantung dari penyebabnya. Namun, secara umum, berikut adalah pengobatan medis yang umum dokter berikan untuk meredakannya.
- Obat-obatan pereda nyeri. Misalnya, aspirin, paracetamol, atau ibuprofen.
- Obat-obatan pereda nyeri kombinasi, seperti aspirin dan paracetamol atau yang dikombinasikan dengan kafein.
- Obat relaksan otot untuk mencegah gejala sakit di kepala belakang.
- Obat-obatan triptan untuk membantu mengatasi migrain atau sakit kepala cluster.
- Injeksi dihydroergotamine yang efektif digunakan tepat saat migrain.
- Obat-obatan untuk mencegah serangan nyeri di kepala belakang lainnya, seperti kortikosteroid, calcium channel blockers, melatonin, dan nerve blockers.
- Terapi fisik, terutama untuk meredakan sakit di kepala belakang akibat oksipital neuralgia.
- Operasi, terutama jika sakit kepala cluster tidak membaik dengan obat-obatan di atas.
Konsultasikan kepada dokter untuk obat nyeri pada kepala dan pengobatan lainnya yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi Anda.
Perawatan rumahan sakit kepala belakang
Selain obat dan pengobatan medis di atas, Anda juga bisa melakukan beberapa cara lain di rumah secara mandiri untuk meredakan atau mengurangi rasa nyeri di kepala bagian belakang.
Berikut beberapa cara menghilangkan sakit kepala yang bisa Anda coba di rumah.
Pencegahan sakit kepala bagian belakang
Agar nyeri pada kepala belakang tidak datang kembali, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan. Berikut beberapa cara mencegah sakit kepala bagian belakang yang bisa dilakukan.
- Menjaga waktu tidur yang cukup. Perbaiki pola tidur Anda agar mendapatkan waktu tidur yang cukup yaitu 8 jam.
- Jaga asupan air putih Anda untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Hal ini dikarenakan dehidrasi bisa menyebabkan sakit kepala.
- Hindari hal yang bisa membuat Anda menjadi stres.
- Rutin berolahraga sehingga tubuh menjadi lebih rileks.
- Pertahankan postur tubuh yang baik. Pastikan leher Anda tidak kaku dan lakukan peregangan saat terlalu banyak duduk.
Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut terkait hal ini.
[embed-health-tool-bmi]