Migrain atau migraine adalah jenis sakit kepala yang didasari oleh gangguan saraf dalam otak. Penyakit sistem saraf ini ditandai dengan serangan sakit kepala yang intens, melemahkan, dan berulang.
Rasa sakit kepala pada migrain sering digambarkan seperti denyutan yang parah, yang biasanya terjadi di satu sisi kepala, baik sebelah kiri maupun kanan. Bahkan, beberapa orang menggambarkan rasa sakit yang terjadi sangat ekstrem seperti kepala dihantam benda keras.
Selain serangan nyeri pada kepala, migrain juga kerap disertai dengan gejala lainnya, seperti mual, muntah, hingga peningkatan sensitivitas terhadap cahaya dan suara. Serangan dan gejala ini bisa muncul kapan saja. Ketika serangan datang, gejala dapat bertahan selama berjam-jam hingga berhari-hari, yang mungkin mengganggu aktivitas harian Anda.
Gejala penyakit ini umumnya bisa diredakan menggunakan obat-obatan dan perawatan rumahan. Namun, pengobatan hanya berfungsi untuk mengurangi frekuensi terjadinya serangan dan tingkat keparahan gejala dari setiap serangannya.
Migrain adalah jenis sakit kepala primer yang cukup umum.
Dilansir dari Journal of Headache and Pain, migrain adalah penyakit ketiga yang paling banyak dialami oleh populasi di dunia sesudah karies gigi dan sakit kepala tegang. Diperkirakan 1 dari 7 orang di dunia memiliki penyakit ini.
Migrain adalah penyakit neurologis atau sistem saraf yang memiliki sejumlah subtipe. Setiap subtipe ini menimbulkan gejala yang berbeda. Berikut adalah klasifikasi, jenis-jenis, atau macam-macam migrain yang umum terjadi:
Jenis ini ditandai dengan aura, yaitu peringatan sensorik tepat sebelum atau saat serangan terjadi, seperti melihat kilatan cahaya atau titik-titik pada objek yang Anda lihat. Migrain aura juga bisa berupa sensasi kesemutan atau mati rasa di salah satu sisi wajah, lengan, atau kaki, dan kesulitan berbicara.
Kondisi ini ditandai dengan serangan sakit kepala yang terjadi tiba-tiba tanpa ditandai dengan peringatan khusus. Ini merupakan jenis yang paling umum.
Jenis ini disebut juga dengan silent migraine, yaitu ketika aura atau gejala lain dialami, tetapi sakit kepala tidak berkembang.
Jika Anda sering mengalami sakit kepala yang terus menerus dan berkepanjangan hingga lebih dari 15 hari dalam sebulan, selama periode tiga bulan, Anda mungkin mengalami migrain kronis. Kondisi ini lebih parah dibandingkan migrain biasa atau episodik, yang hanya terjadi di bawah 15 hari dalam sebulan.
Adapun sering mengalami sakit kepala migrain, baik sebelah kanan maupun kiri, bisa memberi efek atau dampak lain yang bahaya bagi kesehatan Anda. Beberapa risiko kesehatan yang mungkin muncul akibat sering migrain, yaitu stroke, serangan jantung, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, depresi, gangguan kecemasan, atau epilepsi.
Abdominal migraine adalah kondisi yang sering dialami oleh anak-anak. Jenis ini ditandai dengan sakit perut, mual, dan muntah, yang dapat mengganggu aktivitas normal.
Retinal migraine adalah jenis yang menyebabkan kehilangan penglihatan, yang bisa berlangsung dalam satu menit hingga berbulan-bulan. Ini adalah jenis aura khusus yang menyertai serangan migrain, dan umumnya merupakan tanda dari masalah yang lebih serius.
Jenis ini biasanya ditandai dengan kelemahan di satu sisi tubuh dan seringkali disertai dengan gejala aura visual dan sensasi kesemutan atau mati rasa. Namun, gejala ini bisa tidak termasuk dengan sakit kepala yang parah.
Gejala atau ciri-ciri penyakit migrain yang paling khas adalah serangan sakit kepala sebelah, baik di kanan maupun kiri, dengan intensitas nyeri sangat kuat. Sakit kepala sebelah ini pun dapat menyebar ke bagian kepala lainnya.
Serangan dan gejala penyakit ini bisa dimulai pada masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa muda, dan umumnya muncul secara bertahap dalam empat fase, yaitu prodromal, aura, serangan (attack), dan post-drome. Namun, tidak semua penderitanya akan mengalami semua fase tingkatan tersebut. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing fasenya:
Fase prodromal biasanya akan muncul dalam beberapa hari sampai beberapa jam sebelum serangan. Pada fase ini, gejala yang umum terjadi yaitu:
Pada beberapa orang, aura mungkin terjadi sebelum atau saat serangan terjadi, yang biasanya mulai perlahan dan bertahan hingga 20-60 menit. Gejala aura biasanya berupa:
Fase attack atau serangan adalah tahap di mana gejala migrain umumnya muncul. Serangan ini bisa bertahan hingga 72 jam atau lebih (status migrainosus) bila dibiarkan tanpa pengobatan. Gejala serangan yang akan muncul adalah:
Setelah mengalami serangan, Anda biasanya akan merasa lemas karena kehabisan energi juga kebingungan (linglung). Inilah yang disebut fase post-drome. Pada fase ini, gerakan kepala yang tiba-tiba bisa membuat Anda kembali merasakan serangan meski hanya sejenak.
Gejala-gejala di atas lebih sering terjadi pada pagi hari saat baru terbangun dari tidur. Beberapa orang pun mungkin mengalami serangan pada waktu yang dapat diprediksi, seperti sebelum menstruasi atau pada akhir pekan setelah seminggu bekerja dengan penuh tekanan.
Sebaiknya Anda segera mencari pertolongan medis atau berkonsultasi ke dokter jika memiliki gejala atau kondisi migrain tertentu. Ini bisa menjadi tanda bahwa Anda memiliki masalah kesehatan yang lebih serius, seperti stroke atau meningitis. Berikut adalah beberapa kondisi yang perlu diwaspadai:
Status dan kondisi yang dialami dapat berbeda pada setiap orang. Maka adalah suatu kewajiban bagi Anda untuk selalu berdiskusi dengan dokter tentang metode diagnosis, pengobatan, dan perawatan terbaik bagi Anda.
Hingga saat ini masih belum bisa dipastikan apa yang menjadi penyebab migrain. Namun, kondisi ini diduga sebagai akibat dari perubahan atau gangguan pada bahan kimia, saraf, dan pembuluh darah di otak.
Sekitar setengah dari penderita penyakit ini pun memiliki keluarga atau saudara dengan kondisi yang sama. Ini menunjukkan bahwa faktor genetik mungkin berperan dalam menyebabkan penyakit ini.
Sementara itu, serangan migrain pada penderitanya diketahui dapat dipicu oleh salah satu atau kombinasi dari beragam hal berikut:
Penyebab paling mendasar dari migrain itu sendiri memang belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalaminya, yaitu:
Jika ada anggota keluarga Anda yang memiliki migrain, maka risiko Anda mengalami kondisi ini akan lebih besar dibandingkan orang lain yang tidak.
Migrain bisa terjadi pada usia berapapun, termasuk anak-anak meski sering tidak terdiagnosis. Namun, kondisi ini lebih sering dimulai pada masa remaja dan cenderung memuncak saat usia 30-an. Kemudian secara bertahap, kondisinya menjadi tidak terlalu parah dan jarang terjadi pada dekade berikutnya.
Jenis kelamin adalah salah satu faktor yang mungkin memengaruhi risiko Anda mengalami sakit kepala jenis ini. Wanita berpotensi tiga kali lebih besar mengalami jenis sakit kepala ini dibandingkan dengan pria.
Sakit kepala pada wanita cenderung terjadi karena perubahan hormon, seperti sebelum menstruasi, selama kehamilan, atau saat menopause. Setelah menopause, umumnya serangan sakit kepala ini akan lebih membaik.
Selain itu, penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon, seperti pil KB atau terapi penggantian hormon, juga berpotensi memperparah sakit kepala yang sedang Anda alami.
Selain faktor-faktor di atas, memiliki kondisi medis tertentu juga bisa meningkatkan risiko terjadinya migrain. Kondisi medis tersebut, yaitu depresi, kecemasan, gangguan bipolar, gangguan tidur, dan epilepsi.
Tidak memiliki faktor-faktor risiko di atas bukan berarti Anda tidak mungkin mengalami kondisi ini. Pasalnya, Anda masih mungkin terpapar oleh faktor eksternal yang dapat memicu serangan, seperti yang telah dijelaskan di atas. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Penyakit ini dapat didiagnosis dengan mengidentifikasi gejala, termasuk frekuensi dan durasi sakit kepala, serta riwayat medis dan faktor-faktor tertentu yang mungkin memicunya. Dokter pun akan melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis untuk memastikan diagnosis migrain berdasarkan gejala tersebut.
Bila kondisi dan gejala yang Anda alami tidak biasa, rumit, atau parah, dokter spesialis saraf akan melakukan beberapa tes penunjang, seperti magnetic resonance imaging (MRI) dan computerized tomography (CT Scan). Tes-tes ini dapat membantu dokter mendiagnosis tumor, stroke, perdarahan di otak, infeksi, kerusakan otak, atau masalah lain terkait otak dan sistem saraf, yang mungkin menyebabkan sakit kepala.
Ada beberapa pilihan pengobatan migrain yang bisa Anda gunakan untuk meredakan rasa sakit di kepala. Biasanya, pengobatan akan disesuaikan dengan usia Anda, frekuensi dan tingkat keparahan gejala, hingga kondisi kesehatan lain yang Anda miliki.
Obat-obatan pereda rasa nyeri yang bisa Anda gunakan untuk meredakan migrain, termasuk paracetamol, aspirin, dan ibuprofen. Obat ini dapat dibeli bebas tanpa resep dokter.
Namun, jika obat-obatan ini digunakan dalam jangka panjang, Anda justru berpotensi mengalami komplikasi migrain, yaitu rebound headache yang ditandai dengan sakit kepala berulang.
Obat triptan, seperti sumatriptan dan rizatriptan, adalah obat resep yang bekerja dengan cara menghalangi sinyal rasa sakit masuk ke otak. Obat-obatan ini bisa berupa pil, obat suntik, atau obat semprot hidung. Namun, obat ini mungkin tidak aman untuk pasien yang menderita stroke atau serangan jantung.
Jika Anda mengalami sakit kepala sebelah yang disertai dengan aura dan mual dan muntah, obat-obatan antimual dapat membantu Anda mengatasi kondisi ini. Obat-obatan antimual, termasuk chlorpromazine, metoclopramide, dan prochlorperazine bisa digunakan bersamaan dengan obat pereda rasa nyeri.
Obat opioid biasanya diberikan pada pasien yang tidak bisa mengonsumsi obat migrain lainnya. Namun, obat ini bisa membuat penggunanya kecanduan jika digunakan sembarangan. Maka dari itu, dokter hanya akan meresepkan obat ini sebagai jalan terakhir untuk mengatasi kondisi Anda.
Obat dihidroergotamin tersedia dalam bentuk semprot hidung atau obat injeksi. Obat ini biasanya cukup efektif mengatasi gejala migrain, khususnya jika gejala bertahan hingga lebih dari 24 jam. Namun, penderita jantung koroner, tekanan darah tinggi, atau gangguan hati lebih baik menghindari penggunaan obat ini.
Selain dengan obat-obatan, beberapa perubahan gaya hidup sehat dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi migrain adalah:
Bila ada pertanyaan mengenai migrain atau sakit kepala di satu sisi sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk solusi terbaik dari masalah Anda.
Cara utama untuk mencegah migrain adalah dengan menghindari berbagai pemicu yang dapat menyebabkan serangan dan gejala kambuh, seperti stres, makanan tertentu, dan lain sebagainya. Selain menghindari hal-hal tersebut, beberapa cara di bawah ini pun perlu Anda lakukan untuk mencegah penyakit ini terjadi:
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar