backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Panduan Merawat Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 21/01/2022

    Panduan Merawat Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)

    Perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) perlu dilakukan secara cermat. Pasalnya, ia kemungkinan memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah dan berisiko lebih tinggi berakibat fatal. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan perawatan bayi BBLR secara intensif. Bagaimana cara merawat bayi BBLR? Simak penjelasannya di artikel berikut.

    Bagaimana perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah?

    sindrom bayi biru

    Bayi BBLR ditandai dengan berat badan lahir yang kurang dari 2,5 kg.

    Kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama kematian pada bayi serta meningkatkan risiko gangguan perkembangan.

    Untuk meminimalisir risiko-risiko yang mungkin terjadi pada bayi BBLR, badan kesehatan dunia, WHO, menyarankan perawatan bayi BBLR dengan metode yang disebut Kangaroo Mother Care (KMC)

    Metode ini meniru cara ibu kanguru dalam merawat anaknya yaitu dengan pengawasan melekat dan sering melakukan sentuhan dengan si bayi.

    Untuk lebih jelasnya, simak beberapa cara merawat BBLR mengacu pada metode KMC berikut ini.

    1. Memberikan ASI

    Menyusui dengan ASI merupakan faktor yang sangat penting dalam perawatan bayi dengan berat lahir rendah dan merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

    Pemberian ASI sebaiknya dilakukan sesering mungkin, misalnya diberikan setiap empat hingga lima jam sekali.

    Di samping ASI, beberapa bayi dengan berat lahir rendah juga memerlukan suplemen mineral dan vitamin D.

    Namun sebelum memberikan asupan apapun selain ASI, Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada bidan atau dokter anak untuk memantau status gizi bayi.

    2. Kontak antar kulit

    Perawatan bayi BBLR berikutnya yang perlu diperhatikan adalah menjaga suhu tubuhnya agar tetap di kisaran yang normal.

    Hal ini cukup penting karena bayi yang terlahir dengan berat lahir rendah cenderung kesulitan mempertahankan suhu tubuh.

    Akibatnya, ia cenderung memiliki tubuh yang lebih dingin dari seharusnya.

    Ini terjadi karena ia memiliki lapisan lemak yang tipis sehingga mudah menyebabkan hipotermia, yaitu kondisi suhu tubuh yang terlalu rendah dan berisiko buruk bagi keselamatan nyawa.

    Untuk mencegah risiko-risiko tersebut, faktor pengaturan temperatur merupakan hal yang sangat penting dalam perawatan bayi berat badan lahir rendah.

    Guna menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat, Badan Kesehatan Dunia, WHO menyarankan ibu melakukan kontak dengan bayi sesering mungkin.

    Caranya bisa dilakukan dengan mendekap atau menggendong bayi menggunakan kain membentuk seperti kantung kanguru.

    ibu menyusui minum kopi

    3. Memonitor kesehatan bayi

    Pada satu bulan pertama usia bayi, ia disarankan untuk tidak berpisah tempat tidur dengan Anda sebagai ibunya.

    Hal ini bertujuan agar kondisi kesehatan bayi bisa dipantau setiap saat.

    Lakukanlah cara merawat bayi dengan berat badan lahir rendah dan awasi kondisinya secara rutin, terutama memantau permukaan kulit, pernapasan, dan suhu tubuh bayi. 

    Waspadailah perubahan apapun yang tidak biasa pada bayi Anda. Segera periksakan ia ke dokter bila mengalami gejala-gejala seperti berikut. 

  • Gejala sakit kuning (jaundice) yaitu kulit dan bagian mata yang berwarna putih berubah menjadi kekuningan.
  • Sesak napas atau napas tidak teratur.
  • Demam.
  • Bayi terlihat lemas dan tidak mau menyusu.
  • 4. Menghindari penularan penyakit infeksi

    Perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah yang tak kalah penting adalah menjaganya dari infeksi penyakit menular.

    Penyakit menular seperti flu, diare, dan pneumonia merupakan infeksi yang paling sering dialami bayi dan dampaknya akan lebih parah pada bayi dengan berat lahir rendah. 

    Cara merawat bayi BBLR dapat dilakukan dengan melakukan upaya pencegahan infeksi, misalnya dengan menjaga kebersihan diri sendiri, lingkungan rumah, dan dan benda-benda keperluan bayi. 

    Khusus penyakit yang dapat ditularkan melalui droplet udara seperti tuberkulosis dan influenza, jauhkan bayi Anda dan batasi kontak dengan penderita.

    Ini karena permukaan benda maupun udara yang tercemar kuman akan sangat mudah menularkan penyakit kepada  bayi.

    5. Menghindari paparan asap rokok

    Melansir situs CDC, asap rokok merupakan racun yang berbahaya bagi bayi.

    Dampaknya pada bayi berupa asma dan infeksi saluran pernapasan dan telinga.

    Bahkan, asap rokok dapat menyebabkan sindrom kematian mendadak pada bayi.

    Oleh karena itu, dalam perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah, hindarkan ia dari asap rokok sebisa mungkin.

    Pastikan tidak ada anggota keluarga yang merokok di dalam rumah, terutama bila berdekatan dengan bayi Anda.

    Selain asap rokok, hindarkan pula ia dari polusi udara lainnya seperti asap kendaraan bermotor.

    Sebisa mungkin, jagalah si kecil dalam lingkungan yang bersih dan sehat.

    cara menggendong bayi

    6. Dukungan kepada orangtua

    Merawat bayi BBLR akan cenderung lebih rumit daripada merawat bayi yang baru lahir biasa.

    Beberapa bayi terutama yang lahir prematur mungkin perlu menjalani perawatan khusus di neonatal intensive care unit (NICU).

    Di lain pihak, Anda sebagai orangtua juga mungkin mengalami tekanan psikologis setelah melahirkan apalagi mendapati kondisi bayi yang tidak optimal.

    Oleh sebab itu, selain memperhatikan proses perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah, Anda sebagai ibu juga perlu memperoleh perhatian yang baik dan dukungan dari keluarga.

    Ibu harus berada dalam kondisi yang sehat secara fisik dan psikis agar bisa optimal dalam mendukung perawatan bayi yang mengalami BBLR.

    Pastikan nutrisi Anda terpenuhi dan Anda cukup beristirahat agar tetap sehat dan bisa memproduksi ASI yang berkualitas dalam memadai untuk kebutuhan bayi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

    Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 21/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan