Seleksi kedua
Setelah lolos pada seleksi pertama, ada beberapa persyaratan lain dalam seleksi kedua yang juga harus dipenuhi oleh ibu menyusui sebagai calon pendonor.
- Jika donor akan diberikan pada bayi prematur, calon pendonor harus melakukan pemeriksaan hepatitis B, hepatitis C, CMV (cytomegalovirus), dan sifilis.
- Jika ada keraguan terhadap status kesehatan pendonor ASI, tes bisa dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Setelah calon pendonor lolos semua tahapan, maka calon pendonor ASI perlu menjalankan prosedur memberikan ASI.
Prosedur memberikan ASI di antaranya menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dan alat pompa ASI hingga bersih serta menggunakan wadah ASI perah selain plastik.
Pasalnya, wadah plastik berisiko robek, bocor, hingga menyebabkan masuknya kontaminasi. Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan botol atau kantung penampung ASI.
Prosedur tersebut bukan hanya berlaku bagi pendonor ASI, tapi juga bagi ibu yang bayinya mendapatkan donor ASI.
Dalam hal ini, ibu yang bayinya mendapatkan donor harus memastikan ASI telah bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi alias pemanasan.
Tips untuk ibu yang memberikan donor ASI

Ibu yang hendak memberikan donor diharapkan memahami mutu dan keamanan air susu ibu yang telah diperah. Mutu dan keamanan tersebut meliputi cara memerah, menyimpan, serta menjaga kebersihan dan kualitas ASI dengan baik.
Berikut beberapa tips yang harus diperhatikan oleh ibu yang memberikan donor ASI:
- Memahami mengenai kebersihan, cara memompa, serta cara menyimpan ASI yang baik dan benar.
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum memompa ASI kemudian keringkan dengan handuk atau lap bersih.
- Gunakan pompa ASI yang sudah dalam keadaan bersih.
- Usahakan ibu memompa ASI di tempat yang bersih.
- Simpan ASI perah di dalam wadah tertutup seperti botol kaca, botol plastik dari bahan polypropylene atau polycarbonate, maupun kantung ASI.
Tips untuk ibu yang bayinya mendapatkan donor ASI

Sebelum memberikannya pada bayi, ibu perlu memastikan bahwa ASI tersebut dalam kondisi bersih dan sehat. Maka itu, ibu dianjurkan untuk melakukan prosedur pasteurisasi ASI.
Pasteurisasi dilakukan untuk menghilangkan bakteri sekaligus mempertahankan sebagian besar gizi yang bermanfaat dalam susu.
Berikut dua metode yang bisa diterapkan dalam proses donor ASI berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia:
Pasteurisasi pretoria
Pasteurisasi pretoria adalah metode pasteurisasi dengan merendam botol ASI ke dalam air mendidih selama sekitar 20-30 menit. Begini tahapan pasteurisasi pretoria dalam proses donor ASI:
- Masukkan sekitar 50-150 mililiter (ml) ASI ke dalam wadah kaca berukuran 450 ml.
- Tutup wadah kaca sampai rapat kemudian letakkan di dalam panci aluminium yang bisa menampung sekitar 1 liter air.
- Tuangkan sekitar 450 ml air mendidih atau hingga permukaan air mencapai 2 sentimeter (cm) dari bagian atas panci.
- Setelah selesai lalu pindahkan ASI, dinginkan, dan berikan langsung pada bayi atau simpan di dalam lemari es (kulkas).
Flash heating
Flash heating adalah metode pasteurisasi dengan cara merendam botol ASI ke dalam bak yang berisi air di dalam suhu 100 derajat Celsius selama 5 menit. Begini tahapan flash heating dalam proses donor ASI:
- Masuk sekitar 50-150 ml ASI ke dalam wadah kaca berukuran 450 ml.
- Tutup wadah kaca sampai menjelang melakukan flash heating.
- Buka tutup wadah kaca saat melakukan flash heating dan letakkan wadah dalam 1 liter hart port (pemanas susu).
- Masukkan sekitar 450 ml air atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bagian atas bibir panci.
- Didihkan air sampai muncul gelembung kemudian pindahkan wadah ASI dengan cepat.
- Sebelum memberikannya pada bayi atau menyimpannya di dalam kulkas, sebaiknya dinginkan donor ASI terlebih dahulu.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar