Buah hati Anda lahir dengan tubuh berwarna kekuningan? Tenang, Bu, bayi kuning termasuk kondisi yang wajar dan tak perlu dikhawatirkan. Agar tidak panik, yuk simak penjelasan seputar penyakit kuning pada bayi!
Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon
Buah hati Anda lahir dengan tubuh berwarna kekuningan? Tenang, Bu, bayi kuning termasuk kondisi yang wajar dan tak perlu dikhawatirkan. Agar tidak panik, yuk simak penjelasan seputar penyakit kuning pada bayi!
Jaundice atau di Indonesia lebih dikenal sebagai penyakit kuning adalah perubahan warna pada kulit dan mata bayi yang baru lahir menjadi kuning.
Sakit kuning (dalam istilah medis disebut ikterus neonatorum) biasanya terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada bayi prematur, bayi dengan golongan darah berbeda dengan ibunya, dan bayi yang kekurangan cairan.
Jaundice bisa hilang dengan sendirinya atau dengan pengobatan ringan selama 1 hingga 2 minggu. Namun, ada pula yang membutuhkan waktu sampai dua bulan seperti pada bayi prematur.
Maka dari itu, penyakit kuning juga bisa menjadi penyakit lebih serius walaupun dalam kasus yang sangat jarang.
Perlu diketahui bahwa ikterus neonatorum atau jaundice berat jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak yang disebut dengan kernikterus.
Anda sebagai orangtua perlu berhati-hati karena hal ini dapat menyebabkan masalah seumur hidup yang serius.
Dikutip dari Kids Health, bayi yang mengalami penyakit kuning akan menunjukkan tanda atau ciri-ciri seperti di bawah ini.
Gejala atau tanda penyakit kuning di atas biasanya dialami dalam 2-3 hari setelah dilahirkan.
Untuk mengetahuinya, Anda bisa menekan dengan lembut dahi atau hidung bayi. Jika setelah itu kulit yang ditekan tampak menguning, mungkin bayi Anda mempunyai penyakit kuning atau ikterus neonatorum tingkat ringan.
Bayi yang mempunyai kadar bilirubin tinggi dalam darah, biasanya juga akan menunjukkan tanda-tanda seperti:
Bayi yang mengalami penyakit kuning atau ikterus neonatorum dipicu karena tingginya kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin merupakan pigmen berwarna kuning pada sel darah merah.
Mengutip kembali dari Kids Health, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab bayi kuning, yaitu seperti berikut.
Bilirubin merupakan produk sampingan yang dibuat saat tubuh memecah sel darah merah yang sudah tua.
Bilirubin ini akan dihilangkan dari darah oleh hati dan pada akhirnya akan dikeluarkan tubuh melalui feses bayi.
Pada saat bayi masih dalam kandungan, tugas tersebut dilakukan oleh organ hati ibu. Namun, setelah lahir, bayi harus melakukan pekerjaan tersebut sendiri.
Mengingat saat baru lahir, hati bayi masih membutuhkan waktu untuk memulai pekerjaan barunya tersebut, sebagiannya belum siap untuk memecah bilirubin.
Akhirnya, bilirubin menumpuk di darah dan menyebabkan kulit dan mata bayi menjadi kuning.
Pada bayi prematur, tentu organ hatinya belum matang, sehingga ia lebih mungkin untuk mengalami penyakit kuning.
Penyakit pada bayi ini juga bisa disebabkan oleh hal lainnya, seperti infeksi, kekurangan enzim, serta masalah pada sistem pencernaan (terutama hati).
Bayi Anda mungkin bisa mengalami masalah ini jika jaundice atau ikterus neonatorum muncul kurang dari satu hari setelah lahir.
Pada bayi dengan kondisi sehat, jaundice biasanya baru muncul 2-3 hari setelah bayi lahir.
Kondisi bayi kuning juga bisa disebabkan oleh masalah rhesus (Rh) darah. Kondisi ini terjadi ketika ibu dan bayi memiliki jenis serta golongan darah yang berbeda.
Kondisi tersebut membuat tubuh ibu akan menghasilkan antibodi yang dapat melawan sel darah merah bayi.
Hal ini juga akan menyebabkan penumpukan bilirubin dalam darah bayi. Sebenarnya, hal ini bisa dicegah dengan cara memberikan ibu suntikan Rh immune-globulin.
Kondisi ikterus neonatorum juga lebih mungkin terjadi pada bayi yang mengalami kekurangan cairan.
Tidak cukupnya cairan di dalam tubuh dapat menyebabkan kadar bilirubin dalam darah meningkat, sehingga menyebabkan penyakit kuning.
Ada beberapa faktor lainnya yang membuat bayi berisiko mengalami sakit kuning, yaitu:
Ciri-ciri bayi prematur yang lahir sebelum minggu ke-38 adalah tidak memiliki kemampuan untuk menyaring darah dengan cepat seperti pada bayi lahir normal.
Hal ini karena bayi yang lahir prematur organnya belum siap untuk bekerja sebagaimana mestinya.
Selama proses persalinan berlangsung, bisa saja ia mengalami memar akibat berbagai hal. Kondisi ini akan berisiko untuk meningkatkan pasokan bilirubin ke dalam darah.
Nutrisi ibu menyusui yang tidak mencukupi berisiko untuk membuat si bayi mengalami penumpukan bilirubin,
Selain itu, dehidrasi atau asupan rendah juga dapat mengakibatkan ikterus neonatorum.
Berikut beberapa pengobatan dan perawatan untuk mengatasi bayi kuning, seperti:
Sebetulnya, hampir sebagian besar kasus ini tidak memerlukan pengobatan apa pun.
Anda dianjurkan untuk terus menyusui si kecil agar bilirubin yang tinggi bisa dikeluarkan lewat feses. Pastikan Anda menyusui bayi setidaknya 8-12 kali dalam sehari.
Maka, jangan heran jika nantinya feses bayi tampak lebih kecokelatan atau kekuningan karena mengandung bilirubin.
Jika tubuh bayi terus menguning, dokter biasanya akan menyarankan fototerapi (filtered sunlight) untuk membantu menyingkirkan kelebihan bilirubin dalam tubuh si kecil.
Fototerapi ini dilakukan dengan cara menyinari tubuh bayi dengan lampu bili-light atau dengan bili-blanket.
Selama proses terapi, bayi akan dibiarkan telanjang supaya seluruh tubuhnya terkena sinar dari fototerapi tersebut. Kedua matanya pun juga akan ditutupi supaya matanya terlindungi.
Sinar ultraviolet ini akan diserap oleh kulit bayi yang akan membantu mengubah bilirubin ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibuang oleh tubuh bayi melalui urine.
Fototerapi sebenarnya merupakan perawatan cukup efektif dalam mengobati bayi yang mengalami ikterus neonatorum.
Namun, jika bayi terus mengalami peningkatan kadar bilirubin walaupun sudah melakukan fototerapi, perawatan intensif mungkin perlu dilakukan.
Bayi mungkin memerlukan transfusi tukar yang merupakan prosedur medis yang melibatkan penggantian darah bayi dengan darah atau plasma pendonor yang mengandung kadar bilirubin normal.
Menurut sebuah penelitian yang dimuat pada The New England Journal of Medicine, prosedur ini jauh lebih efektif dan minim efek samping untuk mengobati penyakit kuning pada bayi.
Hal ini jika dibandingkan hanya dengan menjemurnya di bawah sinar matahari langsung.
Sebetulnya, hal ini tidak sepenuhnya salah karena memang terdapat beberapa kasus bayi sakit kuning berkurang berkat terkena sinar matahari.
Akan tetapi, perlu dicatat bahwa menjemur bayi setiap pagi bukanlah satu-satunya cara mengobati penyakit kuning.
Pasalnya, rutinitas ini sebenarnya tidak cukup efektif mengurangi kadar bilirubin, tapi lebih kepada memenuhi asupan vitamin D pada bayi.
Justru dengan membiarkan bayi usia 0-6 bulan terkena sinar matahari langsung tanpa pelindung apa pun dapat membuat kulitnya terbakar dan kepanasan.
Mengutip dari Mayo Clinic, Anda harus segera membawa bayi ke dokter jika bayi kuning atau ikterus neonatorum mengalami hal di bawah ini:
Kondisi yang parah dan tidak ditangani secara cepat, dapat mengakibatkan bayi mengalami berbagai kondisi lainnya.
Hal ini karena bilirubin yang terlalu banyak jumlahnya di dalam tubuh bisa meracuni otak bayi.
Selalu konsultasikan keadaan si kecil dengan dokter agar ia mendapatkan perawatan yang tepat dan ditangani dengan segera.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A
Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar