Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Vitamin K merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Jenis vitamin ini diperlukan untuk pembentukan sejumlah zat dalam proses pembekuan darah ketika terjadi cedera pada pembuluh darah.
Bila mengalami kekurangan vitamin K, tubuh dapat mengalami perdarahan dan lebih mudah memar. Selain itu, defisiensi vitamin K bisa meningkatkan risiko kerusakan tulang, osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular.
Itu sebabnya, kebutuhan vitamin K harus dipenuhi. Menurut Angka Kebutuhan Gizi Harian, orang dewasa di atas 19 tahun perlu mendapatkan 55 – 65 kilogram vitamin K dalam satu hari.
Kekurangan vitamin K jarang terjadi pada orang dewasa. Pasalnya, orang dewasa cenderung makan makanan yang mengandung banyak vitamin K1 dan tubuh juga menghasilkan K2 secara alami.
Di lain sisi, defisiensi vitamin K lebih sering dijumpai pada bayi. Umumnya, kondisi yang dialami pada bayi ini disebut VKDB karena perdarahan akibat kerusakan jenis vitamin ini.
Gejala utama dari kekurangan vitamin K merupakan perdarahan yang berlebihan. Hal ini dapat terjadi pada area selain di tempat yang terluka. Sementara itu, defisiensi vitamin K juga dapat memicu gejala lain berupa:
Bila hal ini terjadi pada bayi, defisiensi vitamin K biasanya ditandai dengan:
Bila Anda mengalami salah satu atau lebih gejala yang telah disebutkan, segera periksakan diri ke dokter. Hal ini juga berlaku ketika Anda merasa khawatir akan gejala tertentu terkait kekurangan vitamin.
Semakin cepat kekurangan vitamin K didiagnosis, semakin kecil risiko penyakit lain muncul akibat kondisi ini.
Kekurangan vitamin K umumnya disebabkan oleh asupan vitamin ini yang tidak cukup. Namun, ada berbagai kondisi lainnya yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami defisiensi vitamin K.
Kekurangan vitamin K merupakan masalah yang jarang dijumpai pada orang dewasa yang sehat. Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami sakit parah atau mempunyai penyakit kronis tertentu, seperti:
Selain penyakit kronis, asupan vitamin K yang tidak cukup juga bisa disebabkan oleh tubuh yang tidak menyerap lemak dengan baik. Masalah kesehatan yang disebut malabsorpsi ini dapat muncul akibat dari berbagai penyakit, antara lain:
Sejumlah obat-obatan tertentu ternyata juga bisa mengganggu penyerapan vitamin K1 dan menurunkan jumlah K2 yang dihasilkan oleh usus. Akibatnya, asupan vitamin K dalam tubuh pun ikut menurun.
Beberapa obat yang dapat memicu risiko kekurangan vitamin K meliputi:
Bayi yang baru lahir biasanya mengalami kekurangan vitamin K akibat belum adanya bakteri baik penghasil vitamin K pada usus. Sementara itu, ASI yang mereka minum mungkin tidak memberikan asupan vitamin K yang cukup. Akibatnya, defisiensi vitamin K pun terjadi.
Ada pula berbagai kondisi lainnya yang menjadi penyebab bayi tidak mendapatkan vitamin K yang cukup, yakni:
Bila dibiarkan, perdarahan dan memar yang berlebihan bisa memicu kerusakan otak. Oleh sebab itu, segera periksakan ke dokter bila melihat tanda-tanda defisiensi vitamin K pada bayi Anda.
Kekurangan vitamin dapat terjadi pada siapa saja, tetapi defisiensi vitamin K cenderung terjadi pada bayi baru lahir. Meski begitu, orang dewasa pun juga berisiko mengalami hal yang sama ketika memiliki sejumlah faktor risiko seperti:
Kekurangan vitamin K umumnya dapat didiagnosis ketika terjadi perdarahan yang tidak biasa atau berlebihan. Dokter juga akan merekomendasikan beberapa tes tambahan menyelidiki perdarahan yang terjadi.
Tes konsentrasi pembekuan darah merupakan salah satu pemeriksaan yang bertujuan mendukung diagnosis defisiensi vitamin K. Pemeriksaan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu prothrombin time (PT) dan partial thromboplastin time (PTT).
Kedua tes tersebut dilakukan untuk mencari tahu apa penyebab perdarahan. Jika dokter menduga perdarahannya disebabkan oleh asupan vitamin K yang rendah, Anda akan menerima suntikan vitamin K.
Sementara itu, ketika perdarahan berhenti dan PT kembali normal, kondisi yang Anda alami mungkin disebabkan oleh kekurangan vitamin K.
Selain kedua pemeriksaan di atas, kekurangan vitamin K bisa dideteksi melalui tes koagulasi lainnya, yakni:
Cara mengatasi perdarahan akibat kekurangan vitamin K biasanya tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Pengobatan jangka pendek untuk kondisi ini biasanya melibatkan suplemen atau obat-obatan oral. Sedangkan, suplemen vitamin khususnya vitamin K dalam jangka panjang biasanya dianjurkan untuk pasien penyakit kronis.
Suplemen vitamin K normalnya memerlukan 2 – 5 hari setelah diberikan untuk memperlihatkan efek pengobatan.
Selain mendapatkan pengobatan dari dokter, kekurangan vitamin K juga perlu didukung dengan perubahan gaya hidup.
Artinya, Anda perlu memerhatikan asupan vitamin khususnya vitamin K yang berasal dari makanan, tidak hanya dari suplemen saja.
Anda bisa mendapatkan vitamin K secara alami dari makanan tertentu, termasuk:
Untuk para bayi, mereka bisa memenuhi kebutuhan vitamin K-nya ketika sudah memasuki usia yang diperbolehkan memberikan MPASI.
Bila mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter atau ahli gizi guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar