Sebagai orangtua, Anda mungkin bertanya-tanya apakah tumbuh kembang bayi saya normal atau tidak. Perlu diketahui bahwa sejak bayi dilahirkan atau newborn, orangtua sudah bisa mengamati perkembangan bayi yang terus terjadi seiring dengan pertambahan usianya. Untuk lebih jelasnya, simak berbagai perkembangan bayi newborn di bawah ini.
Indikator perkembangan bayi newborn
Bayi newborn akan menunjukkan perkembangan sesuai usianya. Sebagai orangtua, Anda perlu mengetahui apakah si Kecil sudah melewati fase perkembangan yang seharusnya atau tidak.
Namun, penting untuk dipahami bahwa kecepatan perkembangan setiap bayi bisa berbeda-beda.
Ada banyak hal yang bisa terjadi dari minggu sampai bulan. Hal ini juga berpengaruh pada pertumbuhan bayi yang mungkin terlihat secara signifikan.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa perkembangan bayi newborn tidaklah pasti karena setiap bayi juga berkembang dengan caranya masing-masing. Berikut beberapa indikatornya yang perlu Anda ketahui.
1. Ukuran dan berat bayi newborn
Melansir dari Nationwide Children, bayi newborn yang lahir cukup bulan (usia kehamilan 37—41 minggu) biasanya memiliki berat rata-rata sekitar 2,5 hingga 4 kg (5,5 hingga 9 lbs), dengan rata-rata umum sekitar 3,2 kg (7 lbs).
Sementara itu, panjang badan rata-rata bayi adalah 50 cm (19,7 inci).
Faktor-faktor seperti genetik, kesehatan ibu selama kehamilan, nutrisi, dan jenis kelamin bayi dapat memengaruhi ukuran dan berat badan bayi.
Setelah lahir, bayi umumnya kehilangan hingga 10% berat badannya dalam beberapa hari pertama akibat keluarnya cairan tubuh, tetapi berat badan ini biasanya kembali normal dalam waktu 10—14 hari.
2. Kemampuan mengisap ASI bayi newborn
Bayi yang baru dilahirkan memiliki refleks mengisap (sucking reflex) yang sangat penting untuk menyusu.
Refleks ini mulai berkembang sekitar minggu ke-32 kehamilan dan mencapai kematangan pada minggu ke-36. Ketika langit-langit mulut bayi tersentuh, ia secara otomatis mulai mengisap.
Proses ini terdiri dari dua tahap, yaitu kompresi (menekan payudara untuk mengeluarkan ASI) dan gerakan memerah (memindahkan ASI dari areola ke puting).
Selain itu, bayi memiliki refleks rooting, yaitu gerakan mencari puting ketika area sekitar mulutnya disentuh, untuk membantu mereka menemukan sumber makanan.
Koordinasi antara refleks mengisap, menelan, dan bernapas merupakan proses kompleks bagi bayi newborn.
Pada awalnya, beberapa bayi mungkin kesulitan melakukannya secara efisien, terutama bayi prematur. Namun, dengan waktu dan latihan, mereka belajar menyusu lebih baik.
3. Kemampuan motorik atau gerakan refleks bayi newborn
Bayi newborn menunjukkan berbagai refleks motorik yang merupakan gerakan involunter sebagai tanda perkembangan sistem saraf. Beberapa refleks utama yang dimiliki bayi meliputi berikut ini.
- Refleks moro (startle reflex). Bayi merentangkan tangan dan kaki serta menangis saat mendengar suara keras atau merasa kehilangan dukungan. Refleks ini biasanya menghilang sekitar usia 2 bulan.
- Refleks mengisap (sucking reflex). Ketika bagian atas mulut bayi disentuh, bayi secara otomatis mengisap, yang membantu dalam proses menyusu. Refleks ini mulai berkembang sejak di dalam kandungan dan bertahan hingga sekitar 4 bulan.
- Refleks rooting. Saat sudut mulut bayi disentuh, kepala akan berputar ke arah itu untuk mencari sumber makanan. Refleks ini bertahan hingga usia 4 bulan.
- Refleks tonic neck (fencing position). Ketika kepala bayi diputar ke satu sisi, lengan pada sisi tersebut akan lurus sementara lengan lainnya menekuk, menyerupai posisi anggar. Refleks ini menghilang sekitar usia 5—7 bulan.
- Refleks grasping. Ketika telapak tangan bayi disentuh, ia akan menggenggam erat. Refleks ini biasanya menghilang pada usia 5—6 bulan.
- Refleks langkah (stepping reflex). Jika kaki bayi menyentuh permukaan keras, ia akan terlihat seperti melangkah. Refleks ini menghilang setelah sekitar usia 2 bulan.
Kondisi yang perlu diwaspadai pada bayi newborn
Bayi newborn memerlukan pemantauan ketat untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit pada bayi serius yang memerlukan intervensi medis segera. Berikut adalah beberapa kondisi yang perlu diwaspadai.
- Demam atau suhu tubuh tidak normal. Suhu tubuh tidak normal pada bayi newborn, yaitu di atas 38°C (100,4°F) atau di bawah 36,5°C (97,7°F), dapat menjadi tanda infeksi serius seperti sepsis pada bayi.
- Kesulitan bernapas. Bayi yang menunjukkan tanda seperti napas cepat, tersengal-sengal, atau kebiruan di sekitar bibir memerlukan perhatian medis segera, karena ini bisa menjadi tanda pneumonia atau gangguan pernapasan lainnya.
- Penyakit kuning (jaundice). Menguningnya kulit dan mata dapat terjadi akibat peningkatan kadar bilirubin. Jika berlangsung lebih dari dua minggu atau memburuk, segera periksakan bayi ke dokter.
- Infeksi tali pusat (omphalitis). Kemerahan, pembengkakan, atau keluarnya cairan berbau dari tali pusat adalah tanda infeksi yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.
- Dehidrasi atau kesulitan makan. Bayi yang tidak mau makan, tampak lemas, atau hanya membuat kurang dari tiga popok basah dalam sehari mungkin mengalami dehidrasi, yang memerlukan penanganan segera.
- Ruam atau perubahan kulit yang tidak biasa. Ruam yang meluas, lecet, atau kulit yang tampak ungu bisa menjadi tanda infeksi serius atau kondisi medis lain yang memerlukan perhatian.
Sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter jika bayi newborn mengalami kondisi-kondisi di atas.
Selain mengetahui cara merawat bayi yang baik dan benar, penting bagi orangtua untuk memperhatikan tiap tahap perkembangan si Kecil agar bisa selalu waspada terhadap kondisi tertentu yang mungkin dialami oleh newborn.
Kesimpulan
[embed-health-tool-vaccination-tool]