Ketika usianya 6 bulan, biasanya bayi mulai bisa diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Pemberian MPASI sebaiknya sesuai dengan jadwal MPASI dan diberikan secara bertahap.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Ketika usianya 6 bulan, biasanya bayi mulai bisa diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Pemberian MPASI sebaiknya sesuai dengan jadwal MPASI dan diberikan secara bertahap.
Namun jangan lupa karena dikatakan sebagai pendamping ASI, pemberian makanan bayi ini tentu harus tetap dilakukan bersamaan dengan ASI. Supaya pemberian makanan bisa lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, berikut informasi lengkap yang perlu orangtua pahami.
Idealnya, sejak baru lahir sampai usia 6 bulan bayi sebaiknya ia mendapatkan ASI eksklusif.
Setelah usia bayi di atas usia 6 bulan, ia perlu diberikan makanan bayi atau mendapatkan ASI dan MPASI secara bersamaan.
Namun jika memungkinkan, Anda masih bisa memberikan ASI sampai usia bayi genap dua tahun atau 24 bulan.
Ada alasan khusus mengapa pemberian ASI eksklusif hanya berlangsung selama 6 bulan dan harus diberikan bersama dengan makanan pendamping ASI setelahnya.
Hal ini karena setelah usia 6 bulan, kebutuhan gizi harian bayi mengalami peningkatan sehingga menyusu ASI saja tidak mampu memenuhinya.
MPASI berguna untuk mencukupi kebutuhan harian bayi yang tidak dapat dipenuhi oleh ASI maupun susu formula bayi bila ia sudah tidak menyusu ASI.
Selain itu, pemberian makanan padat juga berfungsi untuk melatih kemampuan otot oromotor (otot-otot di mulut), kemampuan motorik bayi, dan mencegah masalah gizi pada bayi.
Di masa ini bayi juga dapat belajar sedikit demi sedikit sampai nantinya benar-benar terbiasa untuk makan makanan padat sehingga bayi tidak susah makan.
Jika makanan padat diberikan terlalu cepat atau lambat, hal ini berisiko membawa efek yang kurang baik bagi kesehatan bayi.
Berikut dampak yang mungkin terjadi bila pemberian MPASI pertama terlalu cepat:
Sementara itu, dampak yang mungkin terjadi bila pemberian MPASI pertama terlalu lambat, yaitu:
Mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada empat strategi penting yang harus para ibu pahami saat memberikan MPASI di usia 6 bulan.
Berikut beberapa strategi pemberian MPASI untuk bayi:
Mengulang hal sebelumnya, makanan pendamping ASI memang ada baiknya diberikan di waktu yang tepat alias tidak terlalu cepat atau lambat.
Dengan catatan, hal ini disesuaikan kembali dengan kondisi kesehatan si kecil.
Dalam beberapa kasus tertentu, dokter bisa saja menyarankan Anda untuk memberikan makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan.
Makanan pendamping ASI sebaiknya memenuhi kebutuhan energi, protein, mineral, dan vitamin untuk bayi.
Dengan kata lain, berikan menu MPASI yang terdiri atas berbagai sumber makanan.
Segala proses dalam menyimpanan makanan bayi, mengolah, hingga menyajikan makanan padat sebaiknya dilakukan secara aman dan higienis.
Artinya, Anda sangat disarankan untuk menggunakan, cara, bahan, serta peralatan MPASI yang aman dan bersih.
Sama halnya seperti pemberian ASI, makanan padat yang Anda sajikan untuk si kecil juga sebaiknya mengikuti tanda bayi lapar dan kenyang.
Jadi, ada baiknya untuk memberikan makanan saat bayi sedang lapar dan hindari memaksanya makan ketika ia sudah kenyang.
Sebelum memberikan MPASI, Anda perlu tahu tanda-tanda bayi siap makan. Beberapa tanda ketika bayi siap untuk dikenalkan dengan makanan pendamping ASI adalah sebagai berikut:
Ketika si kecil sudah menunjukkan tanda-tanda ini ibu bisa mulai memberinya MPASI.
Menu MPASI bayi terbagi menjadi dua yakni menu MPASI campuran dan menu MPASI tunggal.
Menu MPASI tunggal adalah menu makanan padat pendamping ASI yang hanya terdiri dari satu jenis makanan.
Begini contohnya, misalnya bayi diberikan bubur beras saja terus-terusan selama 14 hari atau sekitar dua minggu.
Sementara menu campuran adalah MPASI yang terdiri atas berbagai macam sumber, contohnya daging, telur, buah-buahan, keju, sayuran, dan lainnya.
Penting untuk diketahui bahwa WHO sangat menyarankan menu MPASI bayi sejak 6 bulan terdiri atas beraneka ragam sumber makanan.
Ini dikarenakan satu jenis makanan saja sebenarnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi harian bayi yang kian meningkat.
Dalam hal ini, menu MPASI tunggal bukannya memperkaya asupan makanan bayi, tetapi malah membatasi pilihan makanan dan zat gizinya.
Pemberian makanan padat di setiap rentang usia bayi tidak selalu sama.
Agar lebih mudah dalam mengolah dan menyajikan menu MPASI bagi si kecil, berikut aturan yang perlu ibu pahami menurut WHO:
Berikut panduan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) 6 bulan:
Anda mungkin hanya perlu memberikan makanan 2-3 kali dalam sehari dengan porsi sekitar 2-3 sendok setiap kali makan.
Selain makanan utama tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menganjurkan pemberian selingan sekitar 1-2 kali sehari.
Di masa awal perkenalan dari ASI eksklusif ke makanan pendamping ASI (MPASI), sangat dianjurkan untuk memberikan bayi tekstur makanan yang lunak dan lembut.
Tekstur makanan yang bisa diberikan di usia bayi 6 yaitu dimulai dengan makanan yang ditumbuk (puree).
Contoh menu MPASI bayi 6 bulan yang bisa Anda buat yakni nasi tim campur sawi dan ayam. Pertama-tama, buat bubur encer dari beras putih.
Tambahkan sayur sawi rebus, sedikit garam, dan 2 sendok makan suwiran ayam yang diblender hingga halus.
Masak resep menu MPASI bayi 6 bulan ini sampai matang mendidih.
Berikut panduan pemberian MPASI usia 7 bulan:
Anda bisa memberikan makanan sebanyak 2-3 kali per hari dengan tetap rutin memberikan ASI.
Bahkan, sah-sah saja untuk menawarkan camilan untuk bayi sebanyak 1-2 kali sehari di sela-sela waktu makan MPASI utama bayi 7 bulan.
Jika sebelumnya bayi hanya diberikan sekitar 2-3 sendok makan MPASI per hari, kini Anda bisa menambahkan secara bertahap.
Siapkan porsi MPASI sekitar ½ mangkuk atau ½ gelas air mineral ukuran 250 mililiter (ml) untuk usia 7 bulan.
Anda bisa mengolah makanan dengan tekstur halus tapi lebih kental ketimbang sebelumnya. Perubahan tekstur ini juga akan membantu melatih keterampilan bayi 7 bulan untuk mengunyah makanan.
Tekstur makanan pendamping ASI yang kental tapi cukup halus akan tetap memudahkan bayi usia 7 bulan saat mengunyah dan melumatnya di dalam mulut.
Contoh menu MPASI bayi 7 bulan yang bisa Anda buat yakni nasi tim dengan rebusan daging sapi dengan wortel dan kentang.
Rebus daging sapi hingga matang kemudian masukkan sayuran untuk bayi seperti wortel dan kentang guna menyumbang nutrisi, termasuk vitamin buat bayi.
Aduk sampai semua bahan tercampur rata, mendidih, dan matang, kemudian tambahkan bumbu seperti garam, gula, maupun micin secukupnya.
Masak nasi hingga mendapatkan tekstur yang lembut sembari menghaluskan sup daging dan sayuran, lalu campurkan keduanya.
Haluskan semua bahan di dalam blender atau food processor hingga mendapatkan tekstur yang lunak atau sesuai dengan kemampuan makan bayi.
Berikut panduan pemberian MPASI usia 8 bulan:
Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI di usia 8 bulan yakni sekitar 2-3 kali per hari.
Sementara untuk porsi setiap kali makan MPASI, bayi biasanya mampu melahap sekitar 2-3 sendok makan hingga ½ mangkuk ukuran 250 mililiter (ml).
Anda bisa tetap memberikan camilan sebanyak 1-2 kali makanan selingan setiap hari di antara waktu makan utamanya.
Bayi biasanya sudah terbiasa makan MPASI tekstur lembut di usia ini. Anda bisa melanjutkan dengan memberikan makanan lumat yang memiliki tekstur agak tebal (mashed food).
Contoh menu MPASI bayi 8 bulan yang bisa Anda buat yakni nasi tim campur tofu dan sawi putih.
Untuk membuat menu ini, rebus tofu dan sawi putih hingga matang sembari memasak nasi sampai menghasilkan tekstur yang lembut sebagaian bagian dari pembuatan resep MPASI bayi 6 bulan.
Selanjutnya masukkan tofu dan sawi putih ke dalam blender atau food processor, kemudian campur bersama nasi untuk menghasilkan menu makanan pendamping ASI (MPASI).
Berikut panduan pemberian MPASI usia 9 bulan:
Frekuensi pemberian MPASI di usia 9 bulan yakni sekitar 3-4 kali per hari. Di usia bayi 9-11 bulan ini Anda bisa memberikan porsi sekitar ½ mangkuk ukuran 250 ml.
Anda juga bisa memberikan camilan di antara waktu makan utamanya sekitar 1-2 kali sehari sesuai dengan keinginan bayi.
Sementara untuk tekstur dan jenis makanannya, Anda dapat menyajikan beberapa pilihan meliputi makanan yang dicincang halus, cincang kasar, dan finger foods.
Finger foods adalah makanan yang dipotong kecil-kecil hingga seukuran dengan jari bayi agar lebih mudah saat digenggam.
Coba buat kentang tumbuk dengan tambahan daging asap dan brokoli sebagai menu MPASI bayi 9 bulan.
Cara membuatnya yakni dengan mengukus kentang, brokoli, dan daging asap hingga matang kemudian hancurkan dengan alat tumbuk atau garpu.
Kemudian, tumis margarin dan bawang putih sembari memasukkan telur dan susu secukupnya. Tambahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan dan parutan keju.
Berikut panduan pemberian MPASI usia 10 bulan:
Frekuensi makan bayi usia 10 bulan yakni sekitar 3-4 kali setiap harinya. Selain makanan utama, Anda juga bisa rutin memberikan makanan selingan atau camilan untuk bayi 10 bulan sebanyak 1-2 kali.
Secara perlahan, Anda dianjurkan untuk meningkatkan jumlah MPASI bayi 10 bulan menjadi 250 mililiter (ml) atau sekitar setengah mangkuk.
Anda boleh memberikan berbagai macam tekstur MPASI bayi di usia 10 bulan. Ini karena gigi bayi di usia 10 bulan sudah mulai tumbuh sehingga akan lebih melatihnya saat makan beragam tekstur makanan pendamping ASI.
Beragam makanan mulai dari yang dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped), maupun makanan yang mudah digenggam (finger food).
Contoh menu MPASI bayi 10 bulan yaitu sup kacang merah dengan daging.
Olah sup kacang merah mula-mula dengan menumis bawang bombay dan seledri sembari memasak nasi hingga mendapatkan tekstur yang pas untuk bayi.
Selanjutnya, masak air dan daging hingga mendidih, lalu masukkan kacang merah serta wortel kemudian tunggu hingga semuanya matang.
Kemudian masukkan bawang bombai dan seledri yang telah ditumis sebelumnya lalu masak lagi sampai matang.
Campurkan nasi, sup kacang merah, daging, serta sayuran ke dalam blender dan food processor lalu haluskan sampai mendapat tekstur yang diinginkan bayi.
Berikut panduan pemberian MPASI usia 11 bulan:
Porsi MPASI bayi di usia 11 bulan ini sekitar setengah mangkuk atau 250 mililiter (ml). Sementara untuk frekuensi atau jumlah makannya bisa Anda berikan sebanyak 3-4 kali dalam sehari.
Jika ternyata masih kurang, Anda bisa menambahkan pemberian makanan selingan atau camilan sebanyak 1-2 kali per hari.
Tekstur makanan yang bisa Anda berikan untuk bayi 11 bulan yakni dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped), dan makanan yang mudah digenggam (finger food).
Pilihan menu makan bayi 11 bulan misalnya dengan membuat pasta spageti dan daging cincang.
Caranya dengan merebus spageti seperti biasa lalu gunting atau potong sampai berukuran kecil agar memudahkan bayi saat memakannya.
Terakhir, jangan lupa tambahkan daging cincang yang telah dimasak dan dibumbui ke atas spageti tersebut.
Berikut contoh resep menu makanan pendamping ASI atau MPASI selingan bayi sejak 6 bulan sampai 11 bulan:
Haluskan buah menggunakan food processor maupun blender. Pastikan Anda menghaluskan sampai tekstur menu MPASI sudah menjadi seperti bubur.
Anda bisa memberikan buah sebagai makanan selingan atau camilan bayi. Hanya saja, buah yang diberikan sebaiknya bukan dalam bentuk potongan kecil maupun besar bila bayi masih berusia 6-8 bulan.
Anda harus memblender atau menghaluskan buah sampai mendapatkan tekstur lumat (puree).
Sementara bila usia bayi sudah menginjak 9 bulan ke atas, Anda bisa memberikan buah seukuran jari tangan bayi.
Resep MPASI untuk bayi usia 6 sampai 11 bulan bisa Anda olah dengan menumis bawang bombai hingga harum kemudian tambahkan air kaldu, jagung, dan kentang.
Jika sudah mendidih masukkan susu, lalu blender hingga halus sebagai bagian dari resep untuk menyajikan menu MPASI bayi 6 bulan sampai 11 bulan.
Tekstur sup krim kentang dan jagung bisa Anda sesuaikan dengan usia dan kemampuan makan bayi.
Pemberian makanan bayi sebenarnya tidak susah. Beberapa pilihan MPASI untuk bayi menurut WHO yaitu:
Tidak ada urutan tertentu mengenai jenis atau bahan makanan yang sebaiknya diberikan terlebih dahulu pada bayi.
Setelah bayi sudah menerima makanan tersebut dengan baik, Anda bisa memberikan makanan lainnya yang lebih bervariasi.
Berbagai jenis makanan yang bisa Anda berikan selanjutnya seperti daging, ayam, ikan, telur, hati sapi, dan lainnya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperbolehkan penambahan gula dan garam untuk meningkatkan kelezatan rasa makanan padat bagi bayi.
Begitu pula dengan MSG atau micin untuk makanan bayi sebenarnya sah-sah saja. Dengan catatan, penambahan gula, garam, dan MSG ke dalam makanan bayi masih dalam batas wajar dan tidak terlalu banyak.
Penting juga untuk diperhatikan, saat mengenalkan makanan pendamping ASI kepada bayi usahakan satu per satu.
Hal ini bertujuan agar Anda lebih mudah menilai apabila bayi mengalami alergi karena satu atau beberapa jenis makanan tertentu.
Peralatan atau perlengkapan untuk membuat MPASI bayi sebenarnya tidak harus lengkap semuanya, kok.
Yang penting Anda bisa memastikan setiap alat masak yang Anda punya bisa mendukung dan mempermudah proses pemberian MPASI nantinya.
Nah, berikut ini rekomendasi peralatan atau perlengkapan MPASI yang sebaiknya Anda miliki:
Bayi yang baru mulai belajar makan makanan pendamping ASI (MPASI) butuh tekstur makanan yang sangat lumat dan lembut sehingga mudah saat dikunyah dan ditelan.
Sebenarnya Anda bisa menghaluskan makanan bayi secara manual dengan menumbuknya perlahan-lahan.
Namun, kekurangan cara manual tersebut terletak pada prosesnya yang terbilang butuh waktu agak lama.
Melansir dari laman Healthy Children, pilihan lain untuk menghaluskan makanan bayi bisa menggunakan peralatan MPASI blender dan alat pengolah makanan (food processor).
Blender dan food processor merupakan contoh alat tumbuk elektrik.
Alat tumbuk elektrik bisa dipakai untuk menghaluskan makanan padat yang masih mentah atau dalam bentuk segar (misalnya buah atau sayur utuh) menjadi bentuk bubur halus.
Hasil makanan yang diolah dari food processor tidak selalu menjadi benar-benar halus dan lumat, tetapi cukup kental.
Slow cooker dapat dikatakan sebagai alat pengolah makanan bayi yang praktis dan multifungsi. Anda bisa memasak, mengukus, dan menghangatkan makanan hanya dengan pakai satu alat yang sama.
Selain memasak, slow cooker biasanya juga mampu menghangat atau memanaskan kembali makanan bayi yang sebelumnya telah matang.
Peralatan atau perlengkapan MPASI yang satu ini diyakini dapat menjaga kandungan nutrisi asli makanan berkat teknik slow cooking-nya yang pakai panas sedang.
Artinya, nutrisi di dalam makanan tersebut, misalnya karbohidrat, protein untuk bayi, lemak untuk bayi, hingga mineral dan vitamin bayi tetap terjaga.
Peralatan atau perlengkapan MPASI yang tak kalah penting untuk dimiliki para ibu yakni food container.
Food container berfungsi untuk menyimpan makanan, entah di dalam kulkas (lemari pendingin) maupun freezer.
Makanan yang disimpan pun dapat berupa makanan mentah per porsi yang nantinya langsung dimasak maupun makanan yang sudah matang.
Bahan makanan mentah yang bisa disimpan dalam peralatan atau perlengkapan MPASI food container yakni kaldu matang, sayuran, buah, keju, dan lainnya.
Sementara itu, makanan yang telah matang dapat disimpan per porsi sekali makan. Dengan begitu, Anda hanya perlu menghangatkan MPASI kembali saat hendak diberikan pada bayi.
Peralatan atau perlengkapan MPASI yang satu ini juga biasanya dirancang kedap air dan kedap udara guna menjaga kualitas makanan di dalamnya.
Selain melengkapi peralatan memasak MPASI, jangan lupa untuk mempersiapkan perlengkapan makan yang akan dipakai anak nantinya.
Jika ingin lebih mudah, Anda bisa memilih satu set peralatan makan lengkap yang sudah termasuk piring, mangkok, sendok, garpu, dan gelas.
Cara menyimpan menu MPASI bayi yang baik dan benar sejak usia 6 bulan sebenarnya tidak sulit. Dengan catatan, Anda memahami aturan penyimpanan makanan bayi ini.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) anjuran menyimpan menu MPASI bayi sejak 6 bulan yakni dengan cara sebagai berikut:
Usahakan untuk selalu menempatkan MPASI bayi dalam wadah kedap udara kemudian biasakan menyimpan di dalam lemari es atau freezer sebagai cara yang tepat.
Berbeda dengan makanan padat atau makanan bayi bayi yang diolah sendiri, MPASI instan tidak perlu disimpan di dalam lemari es selama belum dibuka.
Nah, jangan lupa untuk menghangatkan kembali menu MPASI bayi sejak 6 bulan yang telah disimpan sebelumnya saat waktu makan tiba dan biarkan hingga agak dingin sebelum disajikan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar