Pendarahan otak merupakan salah satu jenis stroke yang disebut juga dengan istilah brain hemorrhage. Kondisi ini terjadi saat pembuluh arteri pada otak pecah.
Pendarahan ini menyebabkan jaringan otak iritasi dan bengkak, atau disebut juga dengan cerebral edema. Darah akan menggenang dan menggumpal (hematoma). Gumpalan tersebut bisa akan menekan jaringan otak, hingga akhirnya memengaruhi aliran darah di sekitarnya.
Aliran darah tidak lancar, membuat sel-sel di otak tidak mendapatkan oksigen dan makanan. Akhirnya, sel-sel otak rusak dan mati.
Pendarahan dapat terjadi di dalam otak, di antara otak dan selaput (membran) yang melapisinya, di antara lapisan pelindung otak, atau di antara tengkorak kepala dan lapisan pelindung otak.
Kondisi ini merupakan keadaan medis yang darurat dan memerlukan perawatan sesegera mungkin. Pada beberapa kasus, pasien dengan kondisi ini berakhir dengan kelumpuhan permanen. Namun, tidak sedikit pula pasien yang berhasil pulih dengan sempurna.
Kemungkinan komplikasi dapat meliputi stroke, kehilangan fungsi otak atau efek samping dari obat-obatan atau perawatan. Kematian dapat terjadi dengan cepat, walaupun dengan perawatan medis langsung sekalipun.
Pendarahan yang terjadi pada otak merupakan kondisi yang sangat umum terjadi dan dapat menyerang pasien dari golongan usia berapapun. Namun, kondisi ini lebih sering ditemukan pada pasien dewasa dibanding orang-orang yang berusia lebih muda.
Selain itu, kelainan ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin pria dibanding wanita. Sebanyak 15% kasus stroke berhubungan dengan kondisi pendarahan otak.
Walaupun lebih banyak ditemukan pada orang dewasa, tidak jarang pula pendarahan otak terjadi pada anak-anak dan bayi yang baru lahir. Umumnya, kondisi tersebut disebabkan oleh anomali pembuluh darah atau cedera saat lahir.
Kondisi ini dapat ditangani dengan cara mengenali apa saja faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berdiskusi langsung dengan dokter.
Pendarahan otak adalah kondisi yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Pembagian jenis ini dilakukan berdasarkan lokasi pendarahannya.
Berikut adalah tipe-tipe pendarahan otak yang paling sering ditemukan:
Pendarahan jenis ini termasuk yang paling umum terjadi. Pendarahan intraserebral terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah dan darah mengalir di jaringan-jaringan otak. Pendarahan ini menyebabkan sel-sel otak mati dan beberapa bagian otak gagal berfungsi secara normal.
Umumnya, pendarahan intraserebral disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau kelainan genetik seperti arteriovenous malformation (AVM).
Tipe pendarahan otak ini terjadi di bagian antara otak dan jaringan selaput (membran) yang melapisi otak, atau yang sering disebut sebagai ruang subarachnoid.
Pendarahan yang terjadi dibawah lapisan durameter dan di atas selaput yang melapisi otak. Lapisan durameter merupakan lapisan paling keras dibawah tulang tengkorak
4. Epidural
Perdarahan yang berkembang di bawah tulang tengkorak (berada di atas durameter).
Tanda-tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini biasanya cukup beragam. Gejala yang timbul tergantung pada lokasi pendarahan, tingkat keparahannya, dan seberapa banyak jaringan otak yang terdampak.
Selain itu, gejala-gejala pendarahan otak mungkin akan muncul secara mendadak atau berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Gejala yang paling umum muncul adalah sakit kepala, gangguan penglihatan, serta keseimbangan tubuh yang bermasalah.
Berikut adalah tanda-tanda dan gejala yang paling umum ditemukan pada pasien pendarahan otak:
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Sebaiknya, segera periksakan diri ke dokter secepat mungkin jika Anda telah mengalami tanda-tanda atau gejala di atas. Penanganan yang cepat diharapkan dapat mengurangi komplikasi dan mempercepat pemulihan.
Tubuh masing-masing orang mungkin menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, selalu konsultasikan dengan dokter.
Penyebab terjadinya pendarahan di dalam atau sekitar otak bervariasi, mulai dari adanya cedera kepala, tekanan darah tinggi, hingga masalah kesehatan lainnya.
Berikut adalah beberapa penyebab pendarahan otak:
Cedera merupakan salah satu penyebab utama pendarahan pada otak. Kondisi ini lebih banyak ditemui pada orang-orang yang berusia di bawah 50 tahun.
Tekanan darah tinggi kronis dapat melemahkan dinding pembuluh darah dalam jangka waktu yang panjang. Apabila kondisi ini tidak segera diatasi, darah akan mengumpul di otak dan mengakibatkan munculnya gejala-gejala stroke.
Aneurisma adalah kondisi di mana dinding pembuluh darah yang terdapat di otak melemah dan mengalami pembengkakan. Pembengkakan ini berpotensi pecah dan mengakibatkan pendarahan pada otak, serta munculnya gejala stroke.
Kondisi yang disebut juga dengan arteriovenous malformations (AVM) ini terjadi akibat melemahnya pembuluh darah di dalam dan sekitar otak. Biasanya, kelainan ini muncul saat baru lahir dan hanya terdiagnosis apabila gejala-gejalanya muncul.
Kelainan pada dinding pembuluh darah akibat penuaan dan penyakit tekanan darah tinggi biasa disebut sebagai amyloid angiopathy. Kondisi ini bisa saja dimulai dengan pendarahan ringan, yang kemudian berkembang menjadi pendarahan cukup parah.
Kelainan yang terjadi pada darah seperti hemofilia dan anemia sel sabit dapat memengaruhi produksi trombosit dalam darah. Hal ini dapat berakibat fatal pada pendarahan otak.
Kondisi ini terkait dengan peningkatan pendarahan di dalam tubuh secara menyeluruh.
Pendarahan otak merupakan kondisi kelainan otak yang dapat menyerang setiap orang dari berbagai golongan usia dan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi tersebut.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang memicu munculnya pendarahan di dalam atau sekitar otak:
Pendarahan otak lebih sering ditemukan pada orang-orang berusia dewasa dan lansia, walaupun anak-anak juga memiliki peluang menderita penyakit ini.
Kasus pendarahan otak lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin pria dibanding wanita.
Apabila Anda pernah atau sedang memiliki masalah tekanan darah tinggi, peluang Anda untuk mengalami pendarahan lebih tinggi.
Masalah atau penyakit pada jantung berpotensi memengaruhi tekanan darah. Hal ini tentunya meningkatkan risiko otak Anda mengalami pendarahan.
Stroke dan pendarahan otak adalah dua kondisi yang seringkali berkaitan erat. Sebanyak 15 persen kasus stroke berhubungan dengan pendarahan yang terjadi di dalam otak. Selain itu, sekitar 40 persen kematian akibat stroke juga disebabkan oleh otak yang mengalami pendarahan.
Obat-obatan terlarang seperti kokain yang dikonsumsi secara berlebihan dapat melemahkan pembuluh darah di otak. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan.
Beberapa komplikasi bisa saja timbul akibat pendarahan yang terjadi di otak. Pendarahan mengakibatkan sel-sel di dalam otak gagal berkoordinasi dengan organ tubuh lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh.
Beberapa masalah yang sering muncul akibat otak mengalami pendarahan adalah gangguan pergerakan tubuh, cara berbicara, atau kemampuan mengingat.
Tergantung pada lokasi pendarahan dan tingkat keparahannya, beberapa komplikasi kemungkinan akan menjadi permanen. Beberapa di antaranya adalah:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Apabila Anda mengalami tanda-tanda dan gejala pendarahan otak, segera periksakan diri ke dokter secepat mungkin. Pendarahan yang terdiagnosis dan ditangani sedini mungkin dapat mempercepat proses pemulihan dan efektivitas pengobatan pun lebih tinggi.
Pada proses diagnosis, dokter akan menanyakan apa saja gejala yang dirasakan, masalah-masalah kesehatan yang dialami sebelumnya, pengobatan yang sedang dijalani, serta riwayat penyakit keluarga.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis atau mata, yang dapat menunjukkan adanya pembengkakan pada saraf optik.
Beberapa pemeriksaan tambahan seperti tes pengambilan foto juga akan dilakukan untuk mendapatkan hasil diagnosis yang lebih akurat. Tes-tes tersebut meliputi:
Tes ini dapat membantu memeriksa struktur anatomi di dalam otak. Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya pendarahan di dalam otak. Tes CT scan jenis lainnya, yaitu CT angiography, dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan ke dalam aliran darah. Cairan ini akan menunjukkan kontras saat dipindai, sehingga arteri yang mengalami pendarahan akan terlihat dengan jelas.
Angiogram adalah prosedur yang dilakukan dengan cara memasukkan kateter ke dalam arteri. Kateter ini akan dimasukkan hingga mencapai pembuluh darah pada otak. Apabila kateter telah berada di posisi yang tepat, cairan tertentu akan disuntikkan ke aliran darah, menyerupai prosedur CT angiography.
Prosedur MRI scan dilakukan dengan cara menggunakan medan magnet dan gelombang frekuensi radio untuk memberikan gambaran jelas dari jaringan-jaringan otak Anda.
Beberapa prosedur tertentu seperti lumbar puncture (spinal tap) biasanya tidak dilakukan, karena berbahaya dan dapat memperburuk kondisi pendarahan.
Penanganan dan pengobatan pendarahan otak bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan pulih, mengurangi gejala-gejala yang ada, serta mencegah timbulnya komplikasi.
Apabila penyebab dan lokasi pendarahan telah diketahui, dokter akan melakukan penanganan dengan obat-obatan, perawatan medis, atau operasi. Tujuannya adalah untuk menghentikan pendarahan, menghilangkan penggumpalan darah, serta mengurangi tekanan pada otak.
Pada umumnya, pasien dengan pendarahan yang ringan akan ditangani dengan perawatan medis dan pemberian obat-obatan. Namun, pasien dengan pendarahan yang lebih parah akan ditangani dengan prosedur bedah atau operasi.
Pasien akan dirawat di unit stroke atau ICU agar dapat diawasi dan ditangani secara intensif. Berikut adalah rangkaian perawatan yang mungkin dilakukan oleh dokter:
Tujuan dari operasi adalah untuk menghilangkan penggumpalan darah sebanyak mungkin, serta mengurangi pendarahan. Terdapat dua pilihan metode operasi, yaitu kraniotomi dan stereotactic clot aspiration.
Operasi kraniotomi dilakukan dengan cara membuat lubang pada tengkorang kepala untuk membuang penggumpalan darah. Namun, teknik ini berisiko tinggi, sehingga hanya dilakukan apabila penggumpalan terletak dekat dengan permukaan otak.
Operasi stereotactic clot aspiration adalah teknik yang dilakukan untuk penggumpalan yang terjadi di bagian otak dalam. Prosedur ini menggunakan endoskopi atau jarum yang dimasukkan dengan bantuan alat stereotactic, untuk mendeteksi letak penggumpalan.
Untuk penanganan lebih lanjut, dokter mungkin juga akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan. Tujuannya adalah untuk mengontrol tekanan darah, mencegah kejang, mengurangi rasa sakit, serta membantu pasien yang mengalami kesulitan menelan.
Berikut adalah obat-obatan yang diresepkan dokter:
Perawatan jangka panjang akan diperlukan untuk mengatasi gejala yang disebabkan oleh kerusakan pada otak. Tergantung pada gejala, perawatan dapat meliputi terapi fisik dan terapi berbicara.
Berikut adalah gaya hidup yang dapat membantu Anda mengatasi pendarahan otak:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter spesialis neurologi di rumah sakit khusus otak dan saraf untuk solusi terbaik masalah Anda. Cek fasilitas kesehatan terdekat dari lokasi Anda dan booking layanannya melalui via Hello Sehat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar