Sudah 6 tahun sejak saya berusaha menerima diri ketika mengetahui pendengaran saya menurun, dan saat ini saya menggunakan alat bantu dengar untuk berkomunikasi secara verbal.
Karena saya tidak tuli dari lahir, lingkup sosial saya mayoritas terdiri dari teman dengar. Dalam ranah profesional pun, saya sudah terlanjur masuk ke budaya kerja konservatif (kurang ramah disabilitas) dengan sepenuhnya mengandalkan Alat Bantu Dengar. Jadi saya tidak bisa sepenuhnya fokus bersosialisasi dalam komunitas Tuli.
Maka dari itu, selama 6 tahun tersebut saya berusaha bertahan dengan segala bentuk ketidaknyamanan ketika bersosialisasi dengan lingkungan konservatif.
Awalnya saya merasa baik-baik saja dan mengira sudah bisa menerima diri sepenuhnya. Namun tidak jarang saya tiba-tiba menangis, merasa cemas akan nasib saya kedepannnya dengan pendengaran ini.
Cemas mengenai jenjang karir, hubungan interpersonal, dan trauma terhadap tindak