cara mat1
di sains, emng ada cara mati yang g ngerasa sakit?
Punya pertanyaan seputar kesehatan?
Tanya dokter secara gratis
Posting berbagi
Diskusi Menarik
Terbaru
Populer
Selamat malam.
Saya perempuan berusia kisaran pertengahan 30, namun saya merasa hidup saya sedang berada di titik paling rendah. Tidak hanya sekali-dua kali keinginan mengakhiri hidup sering terlintas di kepala.
Saya tidak mengatakan titik terendah seperti di PHK, bercerai, atau hal serupa yang tampak masuk akan bila dikatakan sebagai hal yang mampu membuat seseorang terpuruk. Ini lebih seperti, saya merasakan kebingungan dan kehilangan arah, bahkan mungkin kehilangan diri sendiri.
Yang saya rasakan:
* Saya mudah sekali tersinggung oleh kritik dan komentar yang sebenarnya mungkin saya layak untuk dihakimi atau diberi kritik, karena memang sepertinya saya salah. Tapi itu bisa menggangu aktivitas saya sehari -hari.
* Saya seperti mudah sekali ke -trigger okeh hal-hal yang sebenarnya sangat kecil dan sepele.
* Saya jadi tidak menyukai semua orang tanpa terkecuali dan melihat mereka sebagai orang-orang jahat.
*
... Lihat LainnyaAku cape, orang tua ku pisah, aku jadi serba salah bingung nanggepin nya, sebelumnya pernah ke psikolog tapi ga ada perubahan rasanya tetep sesek, kepala penuh, pengen mati pengen mati, aku ga berguna, ga berharga, ga ada kebahagiaan kayanya di hidupku, semuanya sama aja, kapan bahagia nya, aku gabisa luapin emosi ku, aku redam semuanya, aku cape ya tuhan cape banget pengen mati ajaa
Kepada Yth. bapak ibu Dokter,
Saya serius ingin bertanya bagaimana cara agar mendapatkan kematian yang instan? Seperti adakah obat yang dengan cepat dapat menghilangkan nyawa. Saya sudah tidak kuat untuk hidup didunia. Saya sudah lelah dari sejak lahir menjadi tumbal hidup dari semua karma dari perbuatan bapak kandung, ibu kandung, dan para saudara orang tua kandung. Karena setiap perbuatan mereka itu selalu saya yang harus membayar ataupun yang menerima konsekuensi akibatnya. Mungkin dengan kematian saya, maka akibat setiap perbuatan mereka itu menimpa diri mereka masing-masing.
Saya menyadari bahwa saya mulai sedikit berubah setelah saya melahirkan anak pertama. Entah mengapa saya menjadi sangat pemarah, mudah emosi, dan kata kata yang keluar dari mulut saya kasar (terutama kepada suami atau org terdekat). Dulu saya bisa menyembunyikan itu, misal lagi kesal atau marah ke orang, saya bisa menyakinkan diri gak usah dipikirin dan biar saja berlalu. Jadi orang jarang menemukan saya pernah marah.
Apalagi setelah bayi saya makin bertambah umur (sekarang usianya 10 bulan), emosi saya serasa meledak ledak, setiap hari bawaannya mau marah, emosi dan kesal. Gak cukup kutahan saja, kadang saya nangis tiba2. Paling parah saya sampe bentak bayi saya, berteriak atau melemparkan barang. Pokoknya kalo marah bawaannya ingin melemparkan sesuatu atau melampiaskannya dengan berteriak, baru saya rasa puas.
Saya sadari, sadarrrrr banget kalo hal itu salah, dan saya sadar itu seharusnya tidak dilakukan oleh orang dewasa normal apalagi seorang ibu. Saya juga sadar k
... Lihat LainnyaAnda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin