backup og meta

11 Langkah Pencegahan HIV/AIDS Sejak Dini, Apa Saja?

HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang dapat menyerang siapa saja di segala kalangan usia. Sampai saat ini, upaya mencegah penularan HIV dan AIDS masih menjadi salah satu isu kesehatan utama di seluruh dunia. Berikut ini berbagai cara pencegahan penularan HIV dan AIDS yang efektif.

11 Langkah Pencegahan HIV/AIDS Sejak Dini, Apa Saja?

Berbagai cara pencegahan HIV dan AIDS

Upaya pencegahan HIV dan AIDS tidaklah semata-mata untuk melindungi diri Anda sendiri.

Mencegah penularan infeksi akan turut melindungi keluarga dan kerabat dekat Anda, serta membantu menekan risiko meluasnya wabah penyebaran penyakit di lingkungan sekitar.

1. Mengetahui setiap jalur penularannya

Bentuk pencegahan HIV AIDS yang paling utama adalah dengan mengetahui cara penularan HIV AIDS. Sayangnya, ada banyak mitos dan teori tentang penyebaran penyakit ini yang ternyata salah kaprah.

Aktivitas seks berisiko, seperti hubungan seks vaginal, seks oral, atau seks anal tanpa kondom, adalah jalur penularan HIV/AIDS yang paling umum.

HIV dapat pula ditularkan melalui kontak darah, selaput lendir maupun luka yang terbuka dengan cairan tubuh, seperti darah, ASI, air mani, atau cairan vagina yang terinfeksi.

Pada intinya, penularan penyakit HIV disebabkan karena adanya pertukaran cairan tubuh antara orang yang terinfeksi dengan orang yang sehat.

2. Hindari kontak langsung dengan cairan yang terinfeksi HIV

Psikoseksual

Menghindari serta mewaspadai berbagai cara penularan HIV ini dapat menjadi langkah pencegahan HIV yang pertama kali harus dilakukan.

Dalam mengupayakan tindak pencegahan HIV dan AIDS, sebaiknya Anda menghindari kontak dengan cairan yang meliputi:

  • Sperma dan cairan pra-ejakulasi
  • Cairan vagina
  • Lendir rektal
  • ASI
  • Cairan ketuban, cairan serebrospinal, dan cairan synovial (biasanya hanya terekspos jika Anda bekerja di bidang medis)

Namun, Anda tidak bisa pernah tahu pasti siapa yang memiliki HIV karena tidak ada stereotip khusus. Di samping itu, beberapa orang bahkan tidak mengetahui jika ia telah terinfeksi HIV.

Untuk mencegah HIV, lebih baik hindarilah menyentuh darah atau cairan tubuh milik orang lain jika memungkinkan.

3. Gunakan Pre-exposure prophylaxis (PrEP) untuk pencegahan HIV

PrEP (pre-exposure prophylaxis) adalah kombinasi dua obat HIV yaitu tenofovir dan emtricitabine yang dijual dengan nama Truvada®.

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, mengonsumsi PrEP merupakan salah satu cara pencegahan HIV AIDS yang efektif bila digunakan secara konsisten.

Obat pencegahan HIV AIDS tersebut diresepkan khusus bagi orang sehat yang berisiko tinggi tertular infeksi HIV. Contohnya, bagi orang yang memiliki pasangan terdiagnosis positif HIV/AIDS.

Anda dianjurkan untuk minum obat PrEP satu kali sehari sebagai cara pencegahan dari pasangan yang positif HIV.

Obat ini mampu melindungi Anda secara maksimal dari HIV yang ditularkan melalui seks anal setelah 7 hari penggunaan.

PrEP juga dapat melindungi secara maksimal dari penularan HIV lewat seks vaginal dan penggunaan jarum suntik setelah 20 hari dikonsumsi.

4. Minum obat Post Exposure Prophylaxis (PEP)

Post exposure prophylaxis atau biasa disingkat dengan PEP adalah bentuk perawatan melalui obat yang bisa dilakukan dalam pencegahan HIV AIDS.

Pencegahan HIV melalui PEP biasanya dilakukan setelah terjadinya tindakan-tindakan yang berisiko menyebabkan HIV.

Contohnya, seseorang yang bekerja di pelayanan kesehatan yang secara tidak sengaja tertusuk jarum suntik bekas pasien HIV, korban pemerkosaan, serta seks tanpa kondom dengan seseorang yang mungkin positif HIV.

Cara mencegah HIV melalui PEP yaitu dengan memberikan obat HIV berupa antiretroviral (ARV) dalam kurun waktu kira-kira 28 hari untuk mencegah atau menghentikan paparan terhadap virus HIV agar tidak menjadi infeksi seumur hidup.

PEP adalah langkah pencegahan HIV yang hanya diberikan pada kondisi darurat medis untuk orang dengan status HIV negatif bukan untuk yang sudah positif.

5. Mewaspadai gejala HIV

Upaya pencegahan HIV AIDS selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan mengenali gejala HIV dan AIDS.

Perlu Anda ketahui bahwa HIV dan AIDS berbeda. AIDS merupakan tahap akhir dari gejala HIV sehingga keduanya bisa memiliki gejala yang berbeda.

Berikut ini beberapa gejala yang muncul karena HIV.

  • Badan pegal-pegal
  • Demam
  • Badan lemas dan tidak bertenaga
  • Sakit tenggorokan
  • Ada luka di sekitar mulut yang mirip sariawan
  • Ruam kemerahan di kulit tapi tidak terasa gatal
  • Diare
  • Kelenjar getah bening bengkak

Ketika gejala HIV sudah berkembang menjadi AIDS, penderitanya akan lebih mudah sakit terserang infeksi karena sistem imun tubuh terus menurun. Berikut ini beberapa gejala awal AIDS  yang biasanya muncul.

  • Sariawan atau muncul lapisan putih tebal di rongga mulut akibat infeksi jamur
  • Berat badan menurun drastis tanpa sebab yang jelas
  • Merasa sangat lelah dan tidak bertenaga
  • Pembengkakan pada kelenjar bening yang ada di tenggorokan, ketiak, atau selangkangan
  • Perdarahan di mulut, hidung, anus, atau vagina secara tiba-tiba
  • Kebas atau sensasi mati rasa di tangan dan kaki
  • Sulit mengendalikan refleks otot.

Berapa lama gejala HIV muncul?

Waktu yang dibutuhkan hingga gejala HIV muncul bisa berbeda-beda pada setiap orang. Namun, umumnya gejala awal HIV muncul dalam 2 sampai 4 minggu setelah seseorang terinfeksi oleh virus HIV.

6. Berbubungan seks yang aman menggunakan kondom

Penggunaan kondom secara benar dan konsisten sangat efektif untuk pencegahan HIV AIDS. Bahkan, pemakaian kondom bisa mengurangi risiko HIV sebesar 90-95 persen.

Namun, sebaiknya pilih kondom berbahan lateks atau poliuretan (latex and polyurethane) yang sudah terbukti ampuh untuk mencegah HIV. 

Untuk pencegahan HIV yang maksimal, sebaiknya kenakan kondom sesaat setelah ereksi, bukan sebelum ejakulasi.

Tak melulu saat penetrasi, kondom juga sebaiknya digunakan saat Anda seks oral atau seks anal. Ingat, HIV bisa ditularkan sebelum terjadi ejakulasi, karena virus bisa terdapat pada cairan praejakulasi.

Selain itu, gantilah kondom dengan yang baru setiap kali Anda akan beralih ke aktivitas seksual lainnya.

7. Saling terbuka dengan pasangan untuk pencegahan HIV

Cara mencegah HIV/AIDS lainnya yang perlu Anda lakukan adalah saling terbuka dengan semua pasangan seks yang terlibat.

Maksudnya, ada baiknya Anda lebih dulu saling terbuka dan menanyakan tentang riwayat kesehatan masing-masing sebelum mulai melakukan hubungan seksual.

Meskipun tidak nyaman dan memalukan, memahami benar tentang seluk beluk masing-masing sangat membantu Anda dalam pencegahan HIV dan AIDS.

Anda juga bisa melakukan tindakan pencegahan HIV secara lebih lanjut dengan mengajak pasangan tes HIV guna memastikan bahwa Anda berdua bebas dari infeksi HIV maupun AIDS.

Dengan begitu, Anda dan pasangan bisa melakukan hubungan intim dengan lebih nyaman dan aman tanpa khawatir tertular HIV/AIDS.

8. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang

Tahukah Anda bahwa konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang lebih berperan penting dalam penularan HIV daripada penggunaan obat melalui suntikan?

Alasannya, karena kedua zat adiktif tersebut dapat memengaruhi fungsi kognitif dalam membuat keputusan. Hal ini memungkinkan seseorang melakukan tindakan di luar kontrol diri.

Contohnya seperti melakukan seks tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi atau berbagai obat dan alat suntik dengan orang yang memiliki HIV.

Itu sebabnya, sebaiknya hindari atau berhenti menggunakan alkohol dan obat-obatan terlarang seperti narkoba sebagai langkah pencegahan HIV.

9. Sunat untuk pencegahan HIV pada laki-laki

Di Indonesia, sunat identik dengan keyakinan agama dan tradisi budaya. Namun, pada kenyataannya, manfaat sunat tidak hanya sebatas itu.

Secara medis, sunat membantu menjaga kebersihan penis dan menurunkan risiko penularan HIV AIDS dan penyakit menular seksual lainnya.

Hal ini karena sunat mengangkat jaringan kulup bagian dalam yang rentan terhadap infeksi HIV dan membantu mengurangi peradangan akibat bakteri di area tersebut.

Prosedur sunat juga dilaporkan dapat mengurangi risiko pria tertular herpes genital dan infeksi HPV yang  diyakini menjadi faktor risiko kanker penis.

Selain sebagai pencegahan HIV, sunat semasa kecil diketahui dapat memberikan perlindungan dari kanker penis yang umunya hanya terjadi di kulit kulup.

10. Jangan pernah berbagi jarum atau alat suntik

Orang yang menggunakan obat intravena (infus) dan sering berbagi jarum atau alat suntik bisa terkena HIV.

Pasalnya, jarum yang tidak steril sehabis dipakai bisa menjadi media penularan HIV dari penderita ke tubuh sehat lainnya.

Bagi Anda yang ingin membuat tato, cara pencegahan HIV dan AIDS terbaik yang bisa dilakukan adalah memastikan bahwa studio tato yang Anda tuju menggunakan peralatan dan body piercing (termasuk tinta) yang steril.

Upaya pencegahan HIV ini juga berlaku bagi petugas kesehatan yang dalam kesehariannya menggunakan jarum suntik dan terpapar darah.

Sebab, tidak sengaja tertusuk jarum suntik bekas pasien dengan HIV atau terpapar darah pasien dengan HIV pada area tubuh sendiri yang mengalami luka juga dapat memungkinkan infeksi terjadi.

11. Konsultasi ke dokter jika Anda hamil

bidan atau dokter kandungan

Penyakit HIV AIDS kerap kali tidak menunjukkan gejala yang berarti sehingga sangat mungkin bagi ibu wanita hamil yang menderita HIV tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi.

Padahal, HIV termasuk penyakit yang dapat diturunkan dari ibu hamil ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.

The American College of Obstetricians and Gynecologist mengungkapkan bahwa wanita hamil yang dengan HIV memiliki peluang 1 banding 4 untuk menularkan infeksi kepada bayinya.

Akibat kurangnya ketidakwaspadaan, tindakan pencegahan HIV akan terlambat dilakukan.

Itu sebabnya, dokter biasanya akan merekomendasikan tes darah sebagai bagian dari pemeriksaan kandungan sekaligus cara pencegahan HIV AIDS.

Dengan begitu, pencegahan HIV kepada anak Anda mungkin untuk dilakukan.

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV/AIDS.  Semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya tindakan pencegahan untuk penyakit ini, semkain besar untuk menekan angka penularannya.

Kesimpulan

Inilah beberapa cara yang bisa dilakuakn untuk mencegah penularan HIV/AIDS.
  • Ketahui jalur penularannya.
  • Hindari kontak langsung dengan cairan yang terinfeksi HIV.
  • Gunakan pre-exposure prophylaxis (PrEP) untuk pencegahan HIV yang tidak disengaja.
  • Minum obat post exposure prophylaxis (PEP).
  • Wasapadai gejala HIV dan AIDS.
  • Berhubungan seks yang aman menggunakan kondom.
  • Saling terbuka dengan pasangan mengenai riwayat seksual dan kesehatan.
  • Hindari alkohol atau obat-obatan terlarang.
  • Sunat untuk pencegahan HIV pada laki-laki.
  • Jangan berbagi jarum atau alat suntik.
  • Konsultasi ke dokter jika sedang hamil dan mencurigai gejala HIV.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

HIV/AIDS – Symptoms and causes. (2024). Mayo Clinic. Retrieved 31 July 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524

Prevention HIV Basics. CDC. (2024). Retrieved 31 July 2025, from https://www.cdc.gov/hiv/basics/prevention.html

HIV and AIDS – Prevention . (2025). NHS. Retrieved 31 July 2025, from https://www.nhs.uk/conditions/hiv-and-aids/prevention/

Post-Exposure Prophylaxis (2025). HIV.gov. Retrieved 31 July 2025, from https://www.hiv.gov/hiv-basics/hiv-prevention/using-hiv-medication-to-reduce-risk/post-exposure-prophylaxis

Emergency HIV Treatment (PEP) Fact Sheet. (2022). Retrieved 31 July 2025, https://www.avert.org/learn-share/hiv-fact-sheets/emergency-treatment

Prodger, J. L., Galiwango, R. M., Tobian, A. A., Park, D., Liu, C. M., & Kaul, R. (2022). How does voluntary medical male circumcision reduce HIV risk?. Current HIV/AIDS Reports19(6), 484-490.

 

Versi Terbaru

31/07/2025

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Zulfa Azza Adhini


Artikel Terkait

Apakah Benar Gonta-ganti Pasangan Menyebabkan HIV?

Penyebab Pasien HIV Mudah Lelah dan Cara Mengatasinya


Ditinjau oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic · Ditulis oleh Risky Candra Swari · Diperbarui 31/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan