6. Infeksi jamur
Sebenarnya, gejala HIV pada wanita sangat mirip dengan gejala HIV pada pria.
Satu-satunya gejala HIV yang khas pada wanita adalah tubuh yang lebih rentan terserang infeksi jamur.
Infeksi jamur atau ragi adalah kondisi yang dapat dialami oleh orang dengan gejala HIV awal.
Ragi atau jamur adalah mikroorganisme yang secara alami hidup di mulut dan vagina.
Pada kondisi tubuh yang normal dan sehat, jamur dapat tumbuh seimbang dan tidak menyebabkan masalah kesehatan apapun.
Namun saat tubuh terkena virus HIV, sistem kekebalan yang mengatur keseimbangan jamur jadi melemah.
Alhasil, jamur dapat tumbuh menyebar dan menyebabkan masalah kesehatan.
Segera periksakan ke dokter apabila Anda mengalami gejala HIV berupa infeksi jamur pada vagina.
Infeksi ragi ini bisa menjadi tanda awal bahwa tubuh Anda telah terinfeksi dan mengalami gejala HIV.
7. Ruam merah
Pada beberapa orang yang mengalami gejala HIV, kemungkinan di tubuhnya akan terdapat 1-2 bercak ruam merah di kulitnya.
Gejala HIV berupa ruam merah bisa terdapat di seluruh tubuh, misalnya di lengan, dada, dan kaki.
Ruam merah gejala HIV biasanya tidak benjol dan tidak gatal.
Ruam ini biasanya muncul bersamaan dengan demam akibat reaksi peradangan alami tubuh Anda saat melawan infeksi.
Tanda-tanda HIV stadium I

Stadium 1 adalah fase ketika gejala HIV awal sudah mulai hilang atau disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik.
Meski begitu, fase ini belum dikategorikan sebagai AIDS. Pada stadium ini, penderita tidak menunjukkan gejala.
Jika ternyata ada gejala, biasanya hanya berupa pembesaran kelenjar getah bening di berbagai bagian tubuh, misalnya leher, ketiak, dan lipatan paha.
Periode tanpa gejala dapat terjadi selama bertahun-tahun sekitar 5-10 tahun tergantung daya tahan tubuh penderita.
Rata-rata, para penderita HIV (ODHA) akan berada di stadium I selama 7 tahun.
ODHA pun kerap masih tampak normal layaknya orang sehat pada umumnya.
Alhasil, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi virus HIV dan bisa menularkan HIV ke orang lain.
Tanda-tanda HIV stadium II

Pada gejala HIV stadium II, daya tahan tubuh ODHA umumnya sudah mulai turun.
Meski gejala yang muncul masih beragam, gejalnya masih belum khas atau spesifik.
Biasanya, hal ini terjadi pada pasien yang memiliki gaya hidup tidak berisiko tinggi dan masih belum mengetahui bahwa dirinya sudah terinfeksi.
Akibatnya, mereka tidak melakukan pemeriksaan darah dan otomatis tidak memperoleh pengobatan dini untuk mencegah stadium infeksi HIV berikutnya.
Tanda dan gejala HIV stadium II berupa:
- Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab jelas.
- Infeksi saluran pernapasan atas yang sering kambuh, seperti sinusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis media), radang tenggorokan (faringitis).
- Herpes zoster yang berulang dalam 5 tahun.
- Radang pada mulut dan stomatitis (sariawan) yang berulang.
- Gatal pada kulit (papular pruritic eruption).
- Dermatitis seboroik yang ditandai ketombe luas yang tiba-tiba muncul.
- Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.
Penurunan berat badan pengidap HIV bisa mencapai kurang dari 10% berat badan sebelumnya.
Padahal, mereka tidak sedang menjalani diet atau pengobatan yang menyebabkan penurunan berat badan.
Tanda-tanda HIV stadium III

Stadium III HIV disebut juga fase simptomatik yang umumnya sudah ditandai dengan adanya gejala-gejala infeksi primer.
Gejala yang timbul pada stadium III ini cukup khas sehingga bisa mengarah pada dugaan diagnosis infeksi HIV/AIDS.
Virus HIV menghancurkan sel CD4 (sel T), yaitu sel darah putih yang bertugas untuk melawan infeksi.
Semakin sedikit sel T CD4 yang Anda miliki, semakin lemah sistem kekebalan tubuh Anda.
Akibatnya, orang dengan HIV akan lebih rentan terhadap berbagai penyakit infeksi.
Penderita biasanya akan merasa lemah dan menghabiskan waktu 50% di tempat tidur.
Namun, diperlukan pemeriksaan darah untuk mengetahui diagnosis dengan tepat.
Rentang waktu dari gejala HIV stadium III hingga mengalami AIDS rata-rata 3 tahun.
Gejala HIV pada stadium III antara lain:
- Penurunan berat badan melebihi 10% dari berat badan sebelumnya tanpa penyebab yang jelas.
- Mencret (diare Kronis) yang tidak jelas penyebabnya dan sudah berlangsung lebih dari 1 bulan.
- Demam terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 1 bulan tanpa penyebab yang jelas.
- Infeksi jamur di mulut (candidiasis oral).
- Oral hairy leukoplakia, yakni munculnya bercak putih pada lidah yang permukaannya kasar, tampak berombak, dan berbulu.
- Tuberkulosis paru yang terdiagnosis 2 tahun terakhir.
- Radang mulut akut nekrotik, gingivitis (radang gusi), serta periodontitis yang berulang dan tidak kunjung sembuh.
- Hasil pemeriksaan darah menunjukkan penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar