Diare dapat menjadi salah satu gejala HIV dan AIDS yang harus diwaspadai.
Pasalnya, ketika Anda mulai terinfeksi HIV, bakteri seperti Mycobacterium avium complex (MAC) atau Cryptosporidium, dapat dengan mudahnya masuk ke dalam tubuh.
Bakteri-bakteri tersebut kemudian menyerang sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Inilah yang menyebabkan penderita HIV mudah mengalami diare.
Gejala HIV ini dapat berlangsung beberapa hari, kemudian sembuh spontan walaupun tanpa pengobatan.
Saat mengalami gejala HIV yang satu ini, penderita sudah mulai dapat menularkan virus ke orang lain yang melakukan kontak erat.
6. Infeksi jamur
Sebenarnya, gejala HIV pada wanita sangat mirip dengan gejala HIV pada pria.
Satu-satunya gejala HIV yang khas pada wanita adalah tubuh yang lebih rentan terserang infeksi jamur.
Infeksi jamur atau ragi adalah kondisi yang dapat dialami oleh orang dengan gejala HIV awal.
Ragi atau jamur adalah mikroorganisme yang secara alami hidup di mulut dan vagina.
Pada kondisi tubuh yang normal dan sehat, jamur dapat tumbuh seimbang dan tidak menyebabkan masalah kesehatan apapun.
Namun saat tubuh terkena virus HIV, sistem kekebalan yang mengatur keseimbangan jamur jadi melemah.
Alhasil, jamur dapat tumbuh menyebar dan menyebabkan masalah kesehatan.
Segera periksakan ke dokter apabila Anda mengalami gejala HIV berupa infeksi jamur pada vagina.
Infeksi ragi ini bisa menjadi tanda awal bahwa tubuh Anda telah terinfeksi dan mengalami gejala HIV.
7. Ruam merah
Pada beberapa orang yang mengalami gejala HIV, kemungkinan di tubuhnya akan terdapat 1-2 bercak ruam merah di kulitnya.
Gejala HIV berupa ruam merah bisa terdapat di seluruh tubuh, misalnya di lengan, dada, dan kaki.
Ruam merah gejala HIV biasanya tidak benjol dan tidak gatal.
Ruam ini biasanya muncul bersamaan dengan demam akibat reaksi peradangan alami tubuh Anda saat melawan infeksi.
Tanda-tanda HIV stadium I

Stadium 1 adalah fase ketika gejala HIV awal sudah mulai hilang atau disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik.
Meski begitu, fase ini belum dikategorikan sebagai AIDS. Pada stadium ini, penderita tidak menunjukkan gejala.
Jika ternyata ada gejala, biasanya hanya berupa pembesaran kelenjar getah bening di berbagai bagian tubuh, misalnya leher, ketiak, dan lipatan paha.
Periode tanpa gejala dapat terjadi selama bertahun-tahun sekitar 5-10 tahun tergantung daya tahan tubuh penderita.
Rata-rata, para penderita HIV (ODHA) akan berada di stadium I selama 7 tahun.
ODHA pun kerap masih tampak normal layaknya orang sehat pada umumnya.
Alhasil, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi virus HIV dan bisa menularkan HIV ke orang lain.
Tanda-tanda HIV stadium II

Pada gejala HIV stadium II, daya tahan tubuh ODHA umumnya sudah mulai turun.
Meski gejala yang muncul masih beragam, gejalnya masih belum khas atau spesifik.
Biasanya, hal ini terjadi pada pasien yang memiliki gaya hidup tidak berisiko tinggi dan masih belum mengetahui bahwa dirinya sudah terinfeksi.
Akibatnya, mereka tidak melakukan pemeriksaan darah dan otomatis tidak memperoleh pengobatan dini untuk mencegah stadium infeksi HIV berikutnya.
Tanda dan gejala HIV stadium II berupa:
- Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab jelas.
- Infeksi saluran pernapasan atas yang sering kambuh, seperti sinusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis media), radang tenggorokan (faringitis).
- Herpes zoster yang berulang dalam 5 tahun.
- Radang pada mulut dan stomatitis (sariawan) yang berulang.
- Gatal pada kulit (papular pruritic eruption).
- Dermatitis seboroik yang ditandai ketombe luas yang tiba-tiba muncul.
- Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar