- Tidak rutin menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
- Memiliki pasangan seksual yang mengidap HIV.
- Memiliki pasangan seksual yang berisiko tinggi tertular HIV (mereka yang melakukan hubungan seks dengan orang lain tanpa kondom atau memakai narkoba suntik).
- Melakukan seks anal atau vaginal dengan banyak pasangan, apalagi tanpa kondom.
- Mengalami penyakit menular seksual, seperti klamidia, gonore, atau sifilis.
- Melakukan pekerjaan terkait seks
- Melakukan narkoba suntik, berbagi suntikan dengan orang lain, atau sedang melalui pengobatan atas penggunaan obat-obatan terlarang dalam enam bulan terakhir.
Jika Anda berisiko tinggi tertular HIV dan sedang hamil, mencoba untuk hamil, atau menyusui, Anda juga memerlukan PrEP untuk melindungi diri dan bayi dari HIV.
Selain itu, PrEP bisa diberikan kepada orang dewasa tanpa HIV yang memiliki berat badan paling tidak 35 kilogram (kg).
PrEP tidak sama dengan PEP (post-exposure prophylaxis). PEP adalah pengobatan jangka pendek untuk orang yang pernah terpapar HIV dalam 72 jam terakhir.
Sementara itu, PrEP adalah pil harian berkelanjutan untuk orang yang mungkin terkena HIV di masa yang akan datang.
Tetap pakai kondom saat berhubungan seks, meski rutin minum obat pencegah HIV

Meski bertujuan untuk mencegah HIV, PrEP tidak otomatis 100% membuat Anda terbebas dari risiko HIV.
Kemanjuran obat ini diperkirakan hanya sekitar 92% untuk menurunkan risiko Anda tertular HIV.
Demi menjaga efektivitas PrEP, tetap penting bagi Anda dan pasangan untuk selalu mempraktikkan seks aman dengan pakai kondom.
Rutin minum PrEP dan selalu menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan pasangan yang positif HIV akan sangat membantu Anda untuk terhindar dari risiko penularan HIV.
Selain itu, penggunaan kondom dapat memberikan Anda perlindungan dari risiko penyakit menular seksual lainnya, seperti kencing nanah (gonore) atau klamidia.
Pasalnya, minum PrEP saja tidak akan melindungi Anda dari risiko penyakit kelamin. Tak lupa, penting juga menjalani tes HIV dan penyakit kelamin secara rutin bersama-sama.
Bagaimana aturan minum obat ini?

Anda perlu berkonsultasi dengan dokter jika merasa membutuhkan obat pencegah HIV ini.
PrEP hanya dapat diresepkan oleh dokter dan dapat bekerja secara efektif jika diminum sesuai resep.
Jika Anda berencana minum obat PrEP, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:
- Sebelum mulai minum PrEP, Anda harus menjalani tes HIV untuk memastikan Anda tidak tertular virus ini.
- Selama mengonsumsi PrEP, Anda harus melakukan konsultasi ke dokter setiap 3 bulan untuk kunjungan tindak lanjut (follow up), tes HIV, dan isi ulang resep.
- Tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan tentang pemeriksaan dan kunjungan tindak lanjut.
Anda bisa berhenti minum obat pencegah HIV ini dengan beberapa alasan berikut:
- Risiko paparan HIV menurun, misalnya Anda berhenti gonta-ganti pasangan seks atau tidak lagi menggunakan jarum suntik bersama-sama.
- Anda tidak ingin minum obat sesuai resep atau sering melupakannya.
- Anda mengalami efek samping yang mengganggu kesehatan.
- Tes darah menunjukkan tubuh Anda bereaksi secara negatif terhadap PrEP.
Jika Anda merasa harus menghentikan konsumsi obat pencegah HIV, konsultasikan dengan dokter tentang metode pencegahan lainnya.
Sementara itu, jika Anda ingin kembali mengonsumsi PrEP, segera beri tahu dokter. Anda mungkin memerlukan pemeriksaan HIV sebelum mulai minum obat PrEP kembali.
Apa saja efek samping obat pencegah HIV?

PrEP termasuk obat yang minim risiko efek samping sehingga aman untuk dikonsumsi jangka panjang.
Efek samping PrEP yang paling umum adalah sebagai berikut:
Kondisi-kondisi di atas tidak berbahaya dan biasanya membaik dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Bahkan, beberapa orang yang minum obat ini tidak mengalami efek samping sama sekali.
Jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan. Dokter akan memberikan saran dan rekomendasi terbaik untuk kondisi kesehatan Anda.