Sejumlah gangguan kesehatan bisa membuat Anda tak sadarkan diri dalam waktu lama. Kasus penurunan kesadaran ini menjadi salah satu keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan sesegera mungkin.
Apa itu penurunan kesadaran?
Penurunan kesadaran adalah suatu kondisi saat seseorang kurang atau tidak merespons pada rangsangan apa pun yang diberikan kepadanya.
Penyebab penurunan tingkat kesadaran amat bervariasi, dari cedera kepala, keracunan, efek samping obat atau alkohol, hingga penyakit tertentu, seperti komplikasi diabetes.
Saat kesadaran menurun, seseorang cenderung sulit merespons seperti biasanya. Ia mungkin akan kesusahan untuk mengenali diri dan lingkungan sekitarnya.
Jenis-jenis penurunan kesadaran
Dikutip dari Tufts Medical Center, ada beragam jenis perubahan tingkat kesadaran (altered level of consciousness/ALOC) berdasarkan keparahannya. Berikut pembagiannya.
1. Kebingungan
Kebingungan atau linglung adalah ketidakmampuan untuk berpikir jernih dan cepat seperti biasanya. Anda bisa mengalami disorientasi (hilang arah) serta sulit memerhatikan dan mengambil keputusan.
Selain kondisi tersebut, orang yang mengalami kebingungan juga bisa berbicara melantur, mengalami perubahan emosi, serta lupa terhadap diri dan lingkungan sekitarnya.
2. Delirium
Disorientasi dan kebingungan yang parah bisa menjadi pertanda delirium. Gangguan ini bersifat akut yang artinya muncul secara tiba-tiba, cepat, serta mungkin datang dan pergi.
Pengidap delirium mungkin mengalami delusi dan halusinasi, tanda-tandanya yakni mereka percaya telah merasakan atau melihat hal-hal yang tidak nyata.
3. Letargi
Letargi adalah kondisi penurunan kesadaran yang menyebabkan seseorang merasakan kantuk yang parah, kelelahan luar biasa, dan kurang waspada terhadap lingkungan di sekitar.
Seseorang yang mengalami kondisi ini pada umumnya membutuhkan rangsangan verbal atau sentuhan lembut agar mampu merespons.
4. Stupor
Stupor merupakan tingkat kesadaran saat seseorang merespons secara minimal pada rangsangan yang kuat, seperti cubitan pada jari kaki atau sorotan cahaya senter pada.
Dalam kondisi ini, orang tersebut mungkin tidak bisa berbicara dan mengikuti petunjuk dengan baik. Dia akan tertidur lelap saat rangsangan tak lagi diberikan.
5. Koma
Koma merupakan kondisi penurunan kesadaran yang parah, yakni ketika seseorang tidak sadarkan diri dan tidak bisa memberikan respons apa pun terhadapi lingkungan sekitarnya.
Apabila mengalami koma, Anda terlihat seolah-olah tertidur tetapi tidak bisa dibangunkan sama sekali. Orang koma membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
Tanda dan gejala umum penurunan kesadaran
Seseorang yang mengalami penurunan kesadaran bisa saja mengalami gejala yang berbeda, tergantung keparahan kondisinya.
Adapun tanda dan gejala umum yang terkait dengan menurunnya kesadaran, antara lain:
- kejang,
- pusing hingga pingsan,
- kesulitan berjalan atau sempoyongan,
- keseimbangan tubuh yang buruk,
- detak jantung tidak teratur (aritmia),
- fungsi pencernaan dan saluran kemih menurun,
- denyut nadi cepat,
- tekanan darah rendah,
- berkeringat,
- demam, dan
- kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki.
Selain daftar di atas, mungkin ada gejala lain yang tidak disebutkan. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikan langsung dengan dokter.
Kapan harus periksa ke dokter?
Segera hubungi dokter bila orang di dekat Anda mengalami penurunan kesadaran secara tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Lakukan juga pertolongan pertama bila memungkinkan.
Penurunan kesadaran yang parah, seperti stupor dan koma, merupakan kondisi darurat medis. Segera cari layanan darurat atau datangi IGD rumah sakit agar cepat ditangani.
Pertolongan pertama pada orang dengan penurunan kesadaran
- Baringkan orang tersebut di permukaan datar dan hubungi layanan darurat medis.
- Periksa jalan napas, pernapasan, dan denyut nadi sesering mungkin. Bila ia tidak bernapas, lakukan resusitasi jantung-paru (CPR).
- Jika orang tersebut masih bernapas lancar dan tidak mengalami cedera, angkat kakinya agar lebih tinggi dari posisi jantung.
- Apabila ada tanda-tanda cedera tulang belakang, cukup tinggalkan orang tersebut dalam posisi awal dan jaga ia agar tidak berguling.
- Longgarkan pakaian korban agar tidak menghambat aliran darah, seperti ikat pinggang, dasi, dan pakaian terluarnya.
- Selama melakukan pertolongan pertama, pastikan selalu berada di samping orang tersebut dan jaga tubuhnya tetap hangat sampai bantuan medis tiba.
Penyebab penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran dan otak saling berhubungan erat. Otak manusia membutuhkan oksigen dan glukosa agar mampu berfungsi dengan baik.
Zat-zat yang masuk ke dalam tubuh bisa memengaruhi kimia otak. Sebagai contoh, sejumlah zat pada obat pereda nyeri dan obat penenang bisa menurunkan kesadaran Anda.
Cedera atau penyakit yang merusak sel-sel otak juga bisa memicu gangguan kesadaran. Dalam kondisi parah, ini bisa membuat seseorang mengalami koma.
Faktor yang meningkatkan risiko penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, termasuk penyakit kronis, gangguan pada otak, cedera atau trauma kepala, keracunan, hingga efek obat-obatan.
1. Kondisi umum atau penyakit kronis
Dikutip dari MedlinePlus, beragam kondisi yang bisa menurunkan tingkat kesadaran antara lain:
- kelelahan eksrem,
- kadar gula darah tinggi atau rendah,
- konsentrasi natrium darah tinggi atau rendah,
- penyakit gagal ginjal kronis,
- gagal hati, dan
- gangguan kelenjar tiroid.
2. Gangguan pada jantung dan paru-paru
Masalah kesehatan pada organ jantung dan paru-paru yang dapat menurunkan kesadaran di antaranya:
- irama jantung tidak normal (aritmia),
- tekanan darah rendah (hipotensi) atau tinggi (hipertensi),
- gagal jantung parah,
- penyakit paru-paru, dan
- tubuh kekurangan oksigen.
3. Gangguan atau trauma yang bisa memengaruhi otak
Gangguan atau trauma yang melibatkan otak juga bisa menurunkan kesadaran, seperti:
- demensia,
- penyakit Alzheimer,
- tumor otak,
- epilepsi,
- stroke,
- infeksi otak, seperti meningitis dan ensefalitis
- cedera kepala akibat pukulan atau kecelakaan,
- kecelakaan saat menyelam dan hampir tenggelam,
- serangan panas (heatstroke), dan
- hipotermia akibat penurunan suhu tubuh drastis.
4. Efek zat, obat, atau racun
Obat-obatan dan racun yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran meliputi:
- obat untuk mengobati kejang, depresi, dan psikosis,
- NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif),
- alkohol yang dikonsumsi berlebihan dan jangka panjang, dan
- logam berat, hidrokarbon, serta gas beracun.
Diagnosis penurunan kesadaran
Diagnosis penurunan kesadaran diawali dengan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien pada orang yang mendampinginya.
Setelahnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter dapat menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) untuk memastikan tingkat kesadaran melalui tiga indikator, yakni mata, kemampuan berbicara, dan gerakan tubuh.
Untuk memastikan lebih lanjut, dokter juga melakukan pemeriksaan lain seperti berikut ini.
- Rontgen dada: melihat kondisi jantung dan paru-paru.
- CT-scan atau MRI kepala: melihat kondisi kepala dan otak.
- Elektrokardiogram (EKG): mengukur aktivitas listrik jantung (detak dan ritme jantung) untuk memeriksa fungsi jantung.
- Elektroensefalografi (EEG): mengevaluasi aktivitas otak dengan menggunakan elektroda pada kulit kepala.
- Pemeriksaan darah lengkap: tes darah untuk mengukur komponen darah, seperti hemoglobin rendah yang jadi gejala anemia atau sel darah putih tinggi yang jadi tanda-tanda infeksi.
- Pemeriksaan kadar elektrolit: mengukur kadar elektrolit dalam tubuh, termasuk natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat.
- Tes fungsi hati: menentukan kesehatan organ hati dengan mengukur kadar protein, enzim hati, dan bilirubin dalam darah.
- Uji sampel urine dan darah: pengambilan sampel urine dan darah untuk memeriksa ada tidaknya kadar obat-obatan dan racun dalam tubuh.
Pengobatan penurunan kesadaran
Pasien yang mengalami penurunan kesadaran akan memperoleh pengobatan sesuai penyebab dan tingkat keparahannya.
Apabila kondisi ini disebabkan oleh efek samping obat-obatan, dokter mungkin membatasi atau mengganti resep obat tersebut.
Pada kasus gawat darurat, seperti perdarahan otak akibat kecelakaan, dokter akan melakukan pembedahan dan perawatan intensif untuk menstabilkan kondisi pasien.
Sementara itu, pada kasus yang tidak bisa diobati seperti pengidap penyakit Alzheimer, dokter bisa meresepkan obat dan terapi untuk mengelola gejalanya.
Pencegahan penurunan kesadaran
Secara umum, kondisi ini sulit untuk dicegah. Apabila Anda pernah atau sering mengalami penurunan kesadaran, sebaiknya rutin periksakan diri dengan dokter Anda.
Pengidap epilepsi atau kejang sebaiknya memakai identitas yang menjelaskan kondisi mereka, misalnya dalam bentuk gelang medis. Ini berguna untuk mempercepat penanganan bila gejalanya kambuh.
Semua kasus kehilangan kesadaran perlu ditangani secepatnya. Jika terlambat, kondisi ini dapat memicu komplikasi, seperti koma hingga kerusakan otak.
Kesimpulan
- Penurunan kesadaran bisa jadi tanda masalah kesehatan, termasuk penyakit kronis, gangguan otak, cedera atau trauma kepala, keracunan, hingga efek obat-obatan.
- Perubahan tingkat kesadaran dimulai dari kebingungan, delirim, letargi, stupor, dan koma pada kasus yang cukup parah.
- Segera hubungi layanan darurat medis bila penurunan kesadaran tidak bisa dijelaskan penyebabnya.
[embed-health-tool-bmi]