Tumor otak sering kali menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, pertumbuhan jaringan abnormal pada organ vital ini bisa memengaruhi fungsi normal tubuh secara keseluruhan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Tumor otak sering kali menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, pertumbuhan jaringan abnormal pada organ vital ini bisa memengaruhi fungsi normal tubuh secara keseluruhan.
Namun, perlu dipahami bahwa penyakit ini tetap dapat disembuhkan. Simak informasi seputar gejala, penyebab, hingga pengobatannya di sini.
Tumor otak adalah jaringan abnormal yang tumbuh pada otak. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali.
Tergantung dari asal sel abnormalnya, tumor otak terbagi atas dua, yakni primer dan sekunder.
Tumor primer berasal dari pertumbuhan sel abnormal dalam otak, sedangkan tumor sekunder merupakan penyebaran sel kanker dari bagian tubuh lain (metastasis).
Jenis tumor ini tidak selalu menyebabkan kanker. Namun, dalam beberapa kasus, jaringan tersebut dapat bersifat ganas sehingga menjadi kanker otak.
Menurut Yayasan Kanker Indonesia, tumor otak lebih berisiko dialami oleh anak-anak berusia 3–12 tahun dan orang dewasa berusia 40–70 tahun.
Meski begitu, penyakit ini dapat terjadi pada usia berapa pun. Dilihat dari jenisnya, tumor sekunder lebih sering terjadi dibandingkan dengan tumor primer pada orang dewasa.
Berdasarkan klasifikasi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis tumor otak yang umumnya terjadi.
Tanda dan gejala dari penyakit tumor otak bisa bervariasi, tergantung pada lokasi, ukuran, dan kecepatan pertumbuhannya (jinak atau ganas).
Secara umum, ciri-ciri penyakit tumor otak pada orang dewasa yang muncul ketika stadium awal hingga akhir adalah sebagai berikut.
Jika Anda memiliki ciri-ciri di atas, terutama bila terjadi secara terus-menerus dan tidak kunjung sembuh, sebaiknya segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Gejala di atas memang mirip dengan penyakit lain yang lebih ringan. Namun, tak ada salahnya untuk memastikan penyebab dari kondisi yang Anda alami dengan dokter.
Tumor otak dapat muncul akibat pertumbuhan sel abnormal pada otak (primer) atau disebabkan oleh penyebaran kanker dari organ tubuh lainnya (sekunder).
Pada jenis primer, sel abnormal dapat berasal dari sel glia, selaput otak, kelenjar pituitari, kelenjar pineal, atau sel dan jaringan lainnya.
Sementara pada tumor sekunder atau metastasis, sel abnormal berasal dari bagian tubuh yang lain, seperti payudara, usus besar, paru-paru, ginjal, dan kulit.
Penyebab tumor otak tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, para peneliti menemukan adanya perubahan pada sel yang normal atau sehat menjadi sel tumor pada pengidapnya.
Perubahan ini disebabkan oleh mutasi DNA. Hal ini membuat sel-sel yang seharusnya tumbuh dan mati justru tetap hidup dan berkembang secara tidak terkendali hingga menjadi tumor.
Beberapa faktor dipercaya dapat meningkatkan risiko tumor otak. Meski demikian, memiliki satu atau lebih faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan mengalaminya.
Berikut adalah faktor-faktor tersebut.
Risiko tumor meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pasalnya, penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa yang lebih tua.
Meski demikian, anak-anak atau orang dewasa yang muda pun dapat mengalami tumor otak.
Jika Anda pernah terkena radiasi ionisasi, seperti terapi radiasi untuk mengatasi kanker atau radiasi dari bom atom, Anda dapat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit ini.
Sebagian kecil penyakit tumor ini terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit sama atau kelainan genetik tertentu.
Beberapa kondisi tersebut ialah neurofibromatosis tipe 1 (NF1) dan tipe 2 (NF2), tuberous sclerosis, sindrom Von Hippel-Lindau, sindrom Li-Fraumeni, dan sindrom Turcot.
Begitu menemukan jaringan abnormal pada otak Anda, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan tentang gejala yang Anda rasakan serta melihat riwayat kesehatan pribadi dan keluarga.
Kemudian, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan neurologis (saraf) dan pemeriksaan lanjutan berikut ini.
Pengobatan untuk tumor otak akan tergantung pada jenis, ukuran, lokasi tumor, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang tersedia.
Operasi adalah cara utama untuk mengobati tumor. Dokter akan mengangkat seluruh atau sebagian jaringan tumor tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Selalu diskusikan dengan dokter untuk mengetahui risiko yang mungkin terjadi setelah operasi. Pasalnya, operasi tumor memiliki beberapa risiko, seperti infeksi dan perdarahan.
Apabila prosedur ini dinilai terlalu berisiko, dokter akan menyediakan pilihan atau alternatif lain yang dianggap lebih aman.
Jika seluruh jaringan tumor sulit diangkat atau pembedahan tidak mungkin dilakukan, cara lain untuk menyembuhkan tumor otak adalah dengan melakukan terapi radiasi.
Terapi radiasi atau radioterapi bisa dilakukan dengan memancarkan radiasi berkekuatan tinggi, seperti sinar X atau proton, untuk membunuh sel tumor.
Sama seperti radioterapi, kemoterapi dapat dilakukan setelah operasi untuk membunuh sisa sel dan jaringan tumor yang tidak terangkat.
Pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan, baik dalam bentuk pil minum atau intravena. Obat kemoterapi yang umum digunakan untuk mengatasi jaringan abnormal pada otak yaitu temozolomide.
Dokter mungkin juga meresepkan beberapa obat-obatan, seperti obat steroid untuk mengurangi pembengkakan di sekitar tumor, obat pereda nyeri, dan obat antikonvulsan (antikejang).
Obat-obatan tersebut bisa diberikan sebelum atau sesudah operasi. Selain ketiga jenis obat ini, obat lain dapat diresepkan untuk membantu mengatasi gejala yang muncul.
Selain pengobatan secara medis, beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan alternatif di bawah ini diyakini dapat membantu mendukung pemulihan pasien.
Penyebab pembentukan jaringan abnormal pada otak memang belum diketahui pasti. Oleh karena itu, tidak ada cara khusus untuk mencegah tumor otak.
Namun, Anda bisa menurunkan peluang terkena penyakit ini dengan mengurangi faktor risikonya, seperti menghindari paparan radiasi yang tidak perlu.
Selain itu, Anda pun perlu tetap menerapkan pola hidup sehat agar badan tetap bugar, contohnya makan makanan bergizi seimbang, rutin olahraga, serta berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar penyakit ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar