Sebelumnya, teknik napas buatan dari mulut ke mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam prosedur CPR.
Namun, dokter dan ahli sudah tidak lagi merekomendasikan orang biasa untuk melakukan teknik pernapasan buatan ini.
Pasalnya, cara memberikan napas buatan ini tidak efektif jika dilakukan oleh orang tidak pernah mengikuti pelatihan CPR.
Bila orang yang memberikan pertolongan belum pernah mengikuti pelatihan, cara memberikan napas buatan ini ditakutkan justru menimbulkan kesalahan saat menolong.
Hal ini didukung dari temuan dalam beberapa penelitian.
Sebuah riset dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) tahun 2012 menunjukkan dari seluruh korban yang menerima napas buatan CPR, hanya 2% yang akhirnya bisa diselamatkan dan pulih kembali.
Selama ini, teknik napas buatan memang sulit dilakukan sehingga memerlukan latihan yang cukup. Petugas kesehatan terlatih pun seringkali kesulitan melakukannya.
Di samping itu, pemberian napas dari mulut ke mulut berisiko menularkan penyakit, baik dari korban kepada sang penolong maupun sebaliknya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar