Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Delirium adalah gangguan mental serius yang mengakibatkan seseorang mengalami disorientasi atau kebingungan dan berkurangnya kemampuan dalam memerhatikan lingkungan sekitar. Penderitanya kerap tidak dapat berpikir dan mengingat dengan jelas, sehingga mudah teralihkan.
Gangguan ini biasanya terjadi secara tiba-tiba, cepat, dan sementara. Umumnya, penderita delirium bisa merasakan kebingungan dalam beberapa jam atau hari, yang mungkin datang dan pergi.
Terkadang, disorientasi yang timbul kerap sulit dibedakan dengan gejala demensia. Apalagi, kondisi ini juga sering terjadi seiring pertambahan usia.
Namun, perlu dipahami, delirium merupakan kondisi yang lebih serius. Penderitanya pun seringkali membutuhkan perawatan inap di rumah sakit. Meski demikian, gangguan mental ini masih bisa diobati dengan berbagai perawatan medis yang diberikan.
Delirium adalah gangguan kesehatan mental yang umum terjadi pada orang lanjut usia atau lansia, dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang menjalani rawat inap di rumah sakit atau panti jompo.
Dilansir dari Cleveland Clinic, sulit untuk mengetahui berapa banyak orang yang mengalami delirium, karena gangguan ini hanya bersifat sementara. Peneliti memperkirakan, gangguan ini memengaruhi 15-50 persen orang yang menjalani rawat inap di rumah sakit.
Meski demikian, kondisi ini dapat diatasi dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Hubungi dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Tanda-tanda dan gejala kondisi ini umumnya terjadi secara mendadak dan cenderung memburuk dalam beberapa jam atau hari. Terkadang, gejala muncul berfluktuasi sepanjang hari, yang cenderung lebih buruk pada malam hari dan kerap diikuti dengan periode tanpa gejala.
Secara umum, ciri-ciri, tanda-tanda, atau gejala delirium yang khas adalah:
Kondisi ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala, seperti sulit berkonsentrasi dan fokus, terjebak pada suatu ide daripada menanggapi pertanyaan atau percakapan, mudah teralihkan oleh hal-hal yang tidak penting, dan sering melamun.
Gejala ini termasuk memiliki masalah memori atau daya ingat, disorientasi (tidak menyadari waktu, tempat, dan siapa dirinya), kesulitan bicara atau mengingat kata-kata, bicara melantur, sulit memahami ucapan, serta kesulitan untuk membaca dan menulis.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala, seperti di bawah ini:
Beberapa gejala gangguan emosional yang mungkin muncul diantaranya adalah rasa cemas dan takut yang berlebihan atau paranoid, depresi, mudah marah, kegembiraan yang berlebihan (euforia), perubahan suasana hati yang cepat dan tidak terduga, serta kepribadian yang berubah.
Selain itu, beberapa gejala yang terkait dengan fisik pun kerap dialami penderita delirium. Gejala ini termasuk tremor dan kehilangan kontrol terhadap usus atau kandung kemih (inkontinensia urin).
Mungkin ada gejala-gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda mempunyai kekhawatiran mengenai suatu gejala, konsultasikanlah pada dokter Anda.
Penderita delirium mungkin tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kondisi ini. Oleh karena itu, perhatian dan masukan dari orang sekitarnya sangat diperlukan untuk membantu dokter menentukan diagnosis yang tepat.
Sebab itulah, jika Anda melihat kerabat, teman, atau saudara mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menentukan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Ada tiga jenis atau tipe delirium yang mungkin terjadi. Adapun setiap jenis kondisi ini menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis delirium yang dimaksud:
Ini merupakan jenis yang paling mudah dikenali. Pasalnya, perubahan perilaku yang terjadi sangat tampak, seperti kegelisahan (biasanya ditunjukkan dengan mondar mandir), agitasi atau mudah marah, perubahan suasana hati yang cepat, serta halusinasi.
Ini merupakan kebalikan dari hiperaktif, dengan ciri-ciri tidak aktif atau berkurangnya aktivitas motorik, tampak lesu, rasa kantuk yang tidak normal, tampak linglung, atau lambat merespons. Meski demikian, jenis ini lebih sering terjadi, dengan perkiraan kasus mencapai 75 persen dari seluruh penderita delirium.
Sesuai namanya, tipe ini ditandai dengan gejala hiperaktif dan hipoaktif secara bergantian. Seseorang bisa sangat agresif selama satu menit, tetapi kemudian menjadi lesu atau mengantuk pada menit berikutnya.
Delirium adalah kondisi yang terjadi ketika proses pengiriman dan penerimaan sinyal saraf di otak menjadi terganggu. Gangguan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang membuat otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Berikut adalah berbagai faktor yang mungkin menjadi penyebab dari delirium:
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami delirium adalah:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Dokter akan membuat diagnosis berdasarkan gejala yang muncul serta riwayat kesehatan yang Anda miliki. Diagnosis ini akan dipastikan dengan melakukan serangkaian tes, yang umumnya terdiri dari:
Langkah pertama yang dilakukan dokter untuk mengobati delirium adalah menangani kondisi medis yang menjadi penyebab gangguan ini. Sebagai contoh, menghentikan konsumsi obat-obatan tertentu, mengobati infeksi, atau mengatasi malnutrisi yang terjadi.
Seringkali, dengan mengobati penyebabnya tersebut, penderita dapat pulih sepenuhnya dari delirium. Adapun masa pemulihan bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu atau terkadang berbulan-bulan.
Namun, penderita kondisi ini juga kerap membutuhkan prosedur pengobatan lain yang berfokus untuk mengatasi gejala. Adapun pengobatan tersebut biasanya berupa:
Pada kondisi yang parah, seseorang yang menderita delirium mungkin perlu menjalani perawatan inap di rumah sakit. Konsultasikan selalu dengan dokter untuk prosedur penanganan yang tepat.
Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang mungkin dapat membantu Anda atau kerabat yang Anda rawat dalam mengatasi delirium adalah:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar