Ganja akan memaksa bagian otak tersebut untuk melepaskan dopamin dalam kadar yang banyak sehingga pengguna akan merasakan “high” atau teler.
Selain itu, berikut adalah beberapa efek jangka pendek dari narkotika ini.
- Perubahan persepsi waktu.
- Perubahan suasana hati.
- Gerakan tubuh yang terganggu.
- Gangguan memori atau daya ingat.
- Kesulitan berpikir dan memecahkan masalah.
Efek ganja jangka panjang
Ganja menurunkan fungsi otak yang mengatur daya ingat dan fungsi belajar. Efek narkotika tersebut dapat bertahan lama atau bahkan permanen.
Penggunaan ganja dalam jangka panjang dan dosis tinggi dapat menimbulkan dampak berikut ini.
- Iritasi hingga infeksi pada paru-paru akibat paparan asap ganja.
- Peningkatan denyut jantung hingga serangan jantung.
- Kelainan otak dan perilaku bayi pada ibu yang memakai ganja selama kehamilan.
- Gangguan psikosis yang ditandai dengan halusinasi dan delusi.
2. Sabu

Nama lain: meth, metamfetamin, kristal, kapur, es
Sabu atau methamphetamine adalah obat stimulan yang sangat adiktif. Warnanya putih, tidak berbau, terasa pahit, dan berbentuk seperti kristal.
BNN menyebutkan sabu sebagai narkoba peringkat ke-2 yang sering dikonsumsi di Indonesia. Setidaknya 25,7% dari pengguna narkoba menggunakan sabu dan golongan ATS lainnya.
Jenis narkotika ini dapat dikonsumsi dengan cara dimakan, dimasukan ke dalam rokok, diisap, dan dilarutkan dengan air atau alkohol lalu disuntikan ke tubuh.
Merokok atau menyuntikan sabu memberikan efek euforia yang cepat pada otak. Karena efek ini memudar dengan cepat, pengguna sering kali memakainya berulang kali.
Efek sabu jangka pendek
Sabu meningkatkan jumlah dopamin dengan pesat sehingga menghasilkan euforia mendadak. Namun, efek ini cenderung singkat sehingga pengguna akan terus menambah dosisnya.
Sebagai stimulan kuat, konsumsi sabu dalam dosis kecil bisa menimbulkan berbagai efek berikut pada tubuh.
- Peningkatan kewaspadaan.
- Gangguan tidur atau insomnia.
- Euforia dan sikap terburu-buru.
- Denyut jantung cepat dan tidak teratur.
- Penurunan nafsu makan.
- Pola pernapasan lebih cepat.
- Peningkatan tekanan darah dan suhu tubuh (hipertermia).
Efek sabu jangka panjang
Toleransi efek euforia akan muncul jika sabu digunakan berulang kali. Pengguna akan selalu menginginkan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang mereka inginkan.
Ketika tidak mengonsumsi sabu, mereka juga berisiko mengalami gejala depresi, cemas, kelelahan, serta keinginan kuat untuk mengonsumsi obat.
Bahkan, studi yang dimuat dalam Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry (2017) juga menemukan bahwa penggunaan sabu dapat meningkatkan risiko stroke.
Berikut ini ini adalah beberapa efek sabu jangka panjang terhadap fisik dan mental.
- Paranoia, halusinasi, dan aktivitas motorik yang berulang.
- Perubahan struktur dan fungsi otak.
- Menurunnya kemampuan berpikir dan kemampuan motorik.
- Kecanduan.
- Melemahnya konsentrasi.
- Hilang ingatan.
- Perilaku agresif atau kekerasan.
- Gangguan suasana hati.
- Masalah gigi yang parah.
- Menurunnya berat badan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar