Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Definisi epilepsi atau dikenal juga dengan sebutan ayan adalah penyakit kronis yang memiliki ciri khas berupa kejang kambuhan yang seringnya muncul tanpa pencetus. Penyakit terjadi karena adanya gangguan sistem saraf pusat (neurologis) yang menyebabkan kejang atau terkadang hilang kesadaran.
Kejang berbeda dengan penyakit epilepsi. Kejang memang gejala utama dari penyakit epilepsi. Namun, tidak semua orang yang mengalami kejang menderita ayan.
Umumnya, seseorang tidak dianggap mengidap ayan jika ia tidak pernah mengalami dua kali kejang atau lebih dalam waktu 24 jam kejang tanpa alasan jelas. Namun pada pengidap epilepsi, kejang bisa terjadi lebih dari sekali alias berulang di waktu yang sama atau di waktu berbeda.
Bahkan, pada beberapa kasus, epilepsi bisa menyebabkan kejang di saat tidur. Kemungkinan besar ini terjadi karena adanya perubahan fase tubuh dari bangun ke tidur yang memicu aktivitas tidak normal di otak.
Di samping itu, perbedaan kejang dengan epilepsi juga bisa dilihat dari penyebabnya. Kejang biasa terjadi akibat sel-sel saraf bekerja lebih cepat dan dengan kontrol yang kurang dari biasanya. Sementara penyakit epilepsi terjadi ketika ada gangguan pada otak.
Dilansir pada situs Cleveland Clinic, ada 2 klasifikasi utama dari penyakit epilepsi di antaranya adalah:
Jenis ayan ini terjadi di kedua bagian otak yang meliputi epilepsi grand mal yang bisa menyebabkan seseorang hilang kesadaran, mioklonik yang menyebabkan tubuh menyentak singkat, dan klonik yang menimbulkan tubuh menyentak berulang.
Jenis ayan ini hanya terjadi pada bagian otak tertentu sehingga menimbulkan gejala yang mungkin memengaruhi masalah indera, tremor, kejang hanya pada jari atau kaki.
Penyakit epilepsi adalah penyakit yang umum terjadi. Penyakit ini bisa menyerang segala usia, baik itu bayi maupun orang dewasa. Paling sering menyerang anak di bawah usia 2 tahun dan orang dewasa berusia di atas 65 tahun.
Epilepsi adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Itu artinya, seseorang akan memiliki penyakit ini seumur hidupnya. Akan tetapi, beberapa gejalanya dapat dikendalikan dengan beberapa perawatan dokter.
Penyakit ayan terjadi akibat aktivitas abnormal di otak yang dapat memengaruhi proses apa pun yang diatur oleh otak Anda. Dalam banyak kasus, gejala epilepsi berlangsung secara spontan dan singkat.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala penyakit ayan (epilepsi) yang umumnya terjadi, baik pada bayi, anak atau orang dewasa.
Anda harus segera menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala epilepsi berikut ini:
Dalam banyak kasus,penyebab penyakit ayan tidak diketahui. Namun, berikut ini adalah beberapa faktor yang memengaruhi otak dan mungkin menjadi penyebab epilepsi, meliputi:
Meskipun penyebabnya tidak diketahui secara pasti, ilmuwan telah menemukan berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ayan. Berikut ini adalah faktor risiko dari penyakit epilepsi:
Penyakit epilepsi dapat menimbulkan komplikasi, di antaranya adalah:
Selain melihat gejala dan sejarah medis Anda, dokter dapat melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis kondisi Anda. Beberapa tes diagnosis untuk penyakit epilepsi adalah:
Pengobatan untuk penyakit epilepsi difokuskan untuk mengendalikan kejang, walau tidak semua orang dengan kondisi ini memerlukan perawatan.
Terapi obat epilepsi
Banyak obat epilepsi yang tersedia untuk mengontrol kejang, seperti sodium valproate, carbamazepine, lamotrigine, levetiracetam, dan topiramate.
Pilihan obat ini biasanya diresepkan berdasarkan faktor seperti toleransi pasien terhadap efek samping, penyakit lain yang dimiliki, serta metode penyampaian obat.
Walau jenis ayan sangat bervariasi, pada umumnya obat epilepsi dapat mengendalikan kejang pada 70 persen pasien. Namun, terdapat beberapa efek samping dari obat epilepsi yang harus diwaspadai:
Operasi epilepsi
Operasi biasanya dilakukan apabila terapi obat epilepsi sudah tidak mempan lagi. Selain itu, prosedur ini juga dilakukan setelah hasil tes menunjukkan bahwa kejang berasal dari area tertentu pada otak yang tidak mengganggu fungsi vital seperti bicara, bahasa, fungsi motorik, penglihatan atau pendengaran. Dengan operasi, dokter akan mengangkat area di otak yang menyebabkan kejang.
Namun jika kejang berasal dari bagian otak yang tidak dapat diangkat, dokter akan merekomendasi jenis operasi lain di mana ahli bedah akan melakukan beberapa sayatan pada otak. Sayatan tersebut dirancang untuk menghindari menyebarnya kejang ke bagian otak yang lain.
Walau banyak orang yang tetap memerlukan obat epilepsi untuk mencegah kejang setelah operasi yang berhasil, Anda mungkin hanya akan memerlukan lebih sedikit jenis obat epilepsi serta dosisinya.
Pada sedikit kasus, operasi untuk kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti perubahan kemampuan berpikir (kognitif) secara permanen.
Sebanyak 30-40 persen orang dengan ayan berisiko mengalami kejang sewaktu-waktu karena terapi perawatan yang ditawarkan tidak sepenuhnya dapat mengontrol kejang yang mereka alami.
Jika ada kerabat ataupun orang di sekitar Anda yang sewaktu-waktu mengalami kejang ayan atau kejang epileptik tonik-klonik, yaitu kejang yang diikuti oleh kekakuan otot dan kehilangan kesadaran yang membuat orang tersebut berisiko terjatuh, Anda harus mencoba untuk melakukan pertolongan pertama pada pengidap epilepsi ini dengan tisp berikut ini:
Jangan lakukan hal ini ketika melakukan pertolongan pertama
Cari bantuan medis segera, jika Anda mengalami hal-hal berikut ini
Jika kejang terjadi saat orang tersebut berada di kursi roda, kursi penumpang kendaraan, atau kereta dorong anak, biarkan ia tetap terduduk selama keadaan mereka aman dan terjaga oleh sabuk pengaman. Sangga kepalanya sampai kejang selesai.
Terkadang, korban perlu diangkat keluar dari kursi saat kejang selesai, misalnya, jika jalur pernapasannya tersumbat atau mereka butuh tidur. Jika ada makanan, minum, atau muntah, pindahkan orang tersebut dari kursi dan segera baringkan dalam posisi menyamping.
Jika kondisi tidak memungkinkan untuk memindahkan korban, terus berikan dukungan pada kepalanya untuk memastikan kepala tidak terkulai ke belakang, kemudian buang isi mulut mereka saat kejang usai.
Penyakit epilepsi adalah penyakit yang kambuhan. Itu artinya, gejalanya bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Mengatasi penyakit ini tidak hanya dengan pengobatan dokter saja, tapi juga dengan pengobatan di rumah lewat penerapan gaya hidup sehat untuk mencegah epilepsi kambuh, seperti:
Obat epilepsi mengendalikan kejang pada sekiar 70% orang. Anda disarankan untuk mengikuti resep dokter dengan tepat karena kemungkinan cara ini merupakan cara yang paling efektif untuk bertahan dengan ayan.
Anda akan melakukan peninjauan rutin terhadap kondisi dan perawatan ayan Anda. Peninjauan ini harus dilakukan setidaknya sekali setahun, walau Anda mungkin memerlukan peninjauan yang lebih sering jika kondisi Anda tidak terkendali dengan baik.
Anda harus mencari tahu dan tetap melakukan apa yang perlu Anda lakukan setiap hari untuk tetap bugar dan jaga kesehatan fisik serta mental Anda, hindari penyakit atau kecelakaan, serta perhatikan penyakit-penyakit minor dan kondisi kesehatan jangka panjang.
Pada beberapa orang, epilepsi dapat terjadi karena dipicu oleh berbagai hal, di antaranya seperti stres, konsumsi alkohol, atau kurang tidur. Oleh karena itu, pasien harus bisa mengatasi stres yang dihadapi dengan meditasi ata olahraga, menghindari atau membatasi alkohol, serta memperbaiki kualitas tidur.
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya penyakit epilepsi, di antaranya adalah:
Cedera kepala adalah salah satu penyebab dari penyakit ayan. Oleh karena itulah, langkah tepat untuk mencegahnya adalah dengan berhati-hati ketika beraktivitas. Selalu gunakan peralatan keamanan dan keselamatan ketika berkendara, berjalan dengan postur tubuh yang benar dan fokus dengan kondisi sekitar.
Stroke dan penyakit kardiovaskuler dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit epilepsi. Oleh karena itu, Anda harus mengurangi konsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak, rajin olahraga, dan berhenti merokok.
Di samping itu, Anda juga harus rajin mencuci tangan dan mencuci bahan makanan hingga bersih agar terhindar dari berbagai infeksi.
Penyakit epilepsi sangat berisiko pada ibu hamil. Oleh karena sebelum merencanakan kehamilan, lakukan pemeriksaan kesehatan dan konsultasi ke dokter mengenai kesehatan tubuh Anda. Selama Anda hamil juga selalu ikuti gaya hidup sehat yang diarahkan dokter Anda dan rutin mengecek kesehatan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar