Mengonsumsi obat merupakan salah satu cara untuk mengatasi sakit kepala yang terus menyerang. Kebanyakan obat sakit kepala dapat Anda beli di apotek tanpa harus resep dokter. Meski demikian, jenis obat pereda nyeri yang Anda gunakan bisa saja berbeda dengan orang lain, tergantung penyebab sakit kepala dan apa gejala lainnya yang muncul. Jenis sakit kepala tertentu juga mungkin membutuhkan obat yang lebih spesifik dari dokter. Berikut daftarnya.
Daftar obat pereda sakit kepala yang dapat dibeli di apotek
Ada banyak pilihan obat untuk menghilangkan sakit kepala. Namun, dikutip dari Mayo Clinic, penting untuk Anda bisa mengenali lebih dulu apa penyebab serta tanda dan gejala sakit kepala yang Anda alami sebelum memilih obatnya.
Perlu diketahui pula, tidak semua obat OTC (on-the-counter/obat bebas nonresep) di apotek bisa meredakan semua kasus sakit kepala. Kadang, sakit kepala akibat kondisi medis tertentu atau yang sudah berlangsung lama butuh penanganan yang berbeda. Namun secara umum, berikut adalah obat yang paling ampuh dan sering digunakan untuk meredakan sakit kepala:
1. Aspirin
Aspirin adalah obat minum golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang mengandung salisilat untuk meredakan nyeri kepala ringan sampai sedang. Biasanya, obat ini digunakan untuk mengatasi jenis sakit kepala tegang (tension headache) dan migrain.
Obat ini bekerja dengan menghalangi aktivitas enzim siklooksigenase-1 (COX-1) yang membentuk hormon prostaglandin, yaitu hormon yang membantu mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak dan memicu peradangan. Dengan minum aspirin, kadar prostaglandin dapat berkurang dalam tubuh dan rasa nyeri pun mereda.
Obat sakit kepala ini biasanya tersedia dalam bentuk tablet yang bisa Anda beli di apotek dengan atau tanpa resep dokter. Terkait dosisnya, orang dewasa bisa mengonsumsi aspirin untuk meredakan sakit kepala sebanyak 300-600 miligram (mg) setiap empat hingga enam jam sekali. Namun, hindari mengonsumsi obat ini lebih dari dua kali seminggu karena dapat menimbulkan nyeri kepala berulang (rebound headache).
2. Ibuprofen
Ibuprofen juga merupakan obat golongan NSAID yang menghalangi kerja enzim siklooksigenase membentuk prostaglandin untuk memicu rasa sakit. Obat jenis ini umumnya digunakan untuk mengatasi tension headache dan migrain.
Dosis ibuprofen yang disarankan untuk meredakan sakit kepala pada orang dewasa adalah 200-400 miligram dalam tiga kali sehari. Sementara dosis untuk anak ditentukan berdasarkan usia dan berat badan anak tersebut. Tanyakan lebih lanjut kepada dokter anak Anda mengenai penggunaan serta dosis ibuprofen sebagai obat sakit kepala pada anak.
Obat ini tersedia dalam bentuk generik atau bermerek yang dapat dibeli di apotek secara bebas, dengan atau tanpa resep dokter. Jenis obat ini pun dapat digunakan bersama aspirin dan naproxen atau obat-obatan analgesik, seperti celecoxib dan diclofenac untuk meredakan sakit.
Namun, jangan gunakan ibuprofen untuk mengatasi sakit kepala pada ibu hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan. Pasalnya, ibuprofen berpotensi memengaruhi perkembangan janin. Untuk lebih jelas, tanyakan pada dokter mengenai obat sakit kepala yang aman untuk ibu hamil.
3. Acetaminophen (paracetamol)
Acetaminophen adalah golongan obat analgesik yang ampuh meredakan sakit kepala ringan hingga sedang, dan tersedia di apotek tanpa harus menyertakan resep dari dokter. Obat ini memiliki nama lain yaitu paracetamol.
Rekomendasi dosis penggunaan acetaminophen untuk dewasa berbeda-beda, tergantung sediaan obat yang Anda gunakan dan berat badan Anda. Namun secara umum, dosis paracetamol tablet untuk meredakan sakit kepala pada orang dewasa, yaitu 1-2 tablet per 500 mg yang diminum tiap 4-6 jam.
Obat ini dianggap bekerja lebih baik dibandingkan ibuprofen dalam mengatasi tension headache dan migrain. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Head and Face Pain menyatakan bahwa acetaminophen dapat bekerja lebih baik mengatasi migrain saat digunakan bersamaan dengan aspirin dan kafein.
4. Indomethacin
Sama dengan ibuprofen dan aspirin, indomethacin juga tergolong sebagai obat golongan NSAID. Indomethacin dapat menjadi pilihan untuk pengobatan cluster headache, meski memerlukan dosis tinggi untuk efektivitasnya.
Selain itu, obat ini juga dapat membantu pengobatan sakit kepala kronis, sakit kepala yang berhubungan dengan stres atau saat beraktivitas, serta mencegah dan mengatasi serangan migrain yang cukup parah.
Namun berbeda dengan tiga obat di atas, indomethacin adalah obat sakit kepala yang bisa Anda beli di apotek dengan menyertakan resep dari dokter. Adapun dosisnya akan ditentukan oleh dokter berdasarkan penyebab dan keparahan gejala.
5. Sumatriptan
Sumatriptan adalah obat golongan selective serotonin receptor agonists yang hanya bisa dibeli dengan resep dari dokter. Obat ini bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah untuk menghentikan sinyal rasa sakit yang dikirim ke otak dan menghalangi pelepasan zat alami pemicu rasa sakit, mual, dan gejala-gejala nyeri lainnya.
Obat ini paling efektif menghentikan migrain pada menit-menit ketika gejala awal mulai terasa, tetapi sakit kepala cluster juga bisa diatasi dengan sumatriptan. Jika gejala migrain membaik dan muncul kembali setelah dua jam menggunakan sumatriptan, Anda boleh mengonsumsi dosis kedua selama Anda mendapatkan izin dari dokter.
Namun, jika gejala tidak membaik meski telah mengonsumsi sumatriptan, jangan menggunakan obat ini kembali tanpa seizin dari dokter. Selalu ikuti instruksi dari dokter mengenai penggunaannya. Pasalnya, jika sumatriptan dikonsumsi secara berlebihan, yaitu lebih dari 10 hari dalam sebulan, sakit kepala Anda bisa semakin memburuk atau mungkin terjadi lebih sering.
6. Naproxen
Naproxen adalah obat lainnya dalam golongan NSAID yang digunakan untuk meredakan nyeri. Obat ini sering digunakan sebagai penghilang sakit kepala ringan hingga sedang, terutama jenis tension headache dan migrain.
Meski memiliki cara kerja yang sama dengan golongan NSAID lain, naproxen tergolong kurang efektif untuk meredakan sakit kepala. Oleh karena itu, obat ini sering digunakan sebagai pendamping dengan obat lainnya. Namun, sama seperti aspirin dan ibuprofen, naproxen pun bisa dibeli bebas di apotik, meski dokter juga bisa meresepkan obat ini untuk kondisi tertentu.
7. Ketorolac
Ketorolac (Toradol) merupakan obat golongan NSAID yang bermanfaat mengatasi sakit kepala sedang hingga berat, termasuk migrain dan tension headache. Obat ini diklaim memiliki kerja yang relatif cepat pada tubuh dengan durasi sekitar enam jam.
Jenis obat ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu injeksi (suntik) dan oral. Ketorolac injeksi disebut lebih efektif dibandingkan oral, karena itu bentuk injeksi sering digunakan untuk pasien di ruang gawat darurat yang mengalami sakit kepala parah. Adapun ketorolac oral biasanya digunakan untuk pasien rawat jalan, tetapi hanya untuk jangka pendek, yaitu sekitar lima hari.
Meski relatif cepat, ketorolac pun bisa menimbulkan berbagai efek samping, seperti mual serta gangguan pada perut dan lambung. Pada jangka panjang, obat ini pun berisiko menimbulkan kerusakan ginjal.
8. Zolmitriptan
Zolmitriptan dapat digunakan untuk mengobati sakit kepala migrain karena membantu meredakan mual, sensitivitas mata terhadap cahaya, serta gejala migrain lainnya. Meski demikian, obat resep dokter ini hanya akan mengobati rasa sakit yang baru terjadi dan tidak bisa mencegah terjadinya sakit kepala atau mengurangi jumlah serangan.
Cara kerjanya adalah dengan mempersempit pembuluh darah di sekitar otak dan mengurangi produksi zat pemicu radang dalam tubuh. Sama seperti sumatriptan, jika gejala membaik setelah mengonsumsi obat ini dan serangan kembali lagi setelah 2 jam, Anda dapat mengonsumsi tabletnya kembali. Namun, jika gejala tidak membaik setelah mengonsumsi obat ini, jangan konsumsi kembali tanpa seizin dokter.
Perlu diketahui pula, zolmitriptan sebaiknya tidak digunakan bila Anda memiliki tekanan darah tinggi, masalah jantung, stroke, atau masalah yang menyebabkan gangguan sirkulasi darah di dalam tubuh. Konsultasikan dengan dokter untuk jenis obat yang tepat.
Jenis obat lainnya untuk mencegah serangan sakit kepala
Selain obat untuk meredakan sakit kepala, beberapa jenis mungkin perlu Anda konsumsi untuk mencegah serangan nyeri pada masa berikutnya. Pemberian obat ini pun bisa berbeda tergantung pada jenis yang dialami serta kondisi masing-masing pasien. Berikut adalah beberapa jenis obat tersebut:
- Obat tekanan darah, seperti beta blockers (metoprolol atau propranolol) dan calcium channel blockers (verapamil), terutama untuk migrain dan cluster headache kronis.
- Antidepresan, seperti tricyclic antidepressants (amitriptyline) untuk mencegah migrain dan tension headache, serta jenis antidepresan lain, seperti venlafaxine dan mirtazapine untuk mencegah serangan tension headache.
- Obat antikejang, seperti valproate dan topiramate untuk mengurangi jumlah serangan migrain serta mencegah sakit kepala tegang dan cluster.
- Kortikosteroid, seperti prednisone untuk mencegah serangan sakit kepala cluster, terutama jika periode sakit kepala Anda baru dimulai atau memiliki periode nyeri yang singat dan dengan remisi yang lama.
Beberapa obat lainnya untuk mencegah serangan sakit kepala mungkin akan diberikan dokter sesuai kondisi Anda. Pastikan Anda selalu memberi tahu mengenai gejala yang Anda alami, berapa lama gejala tersebut berlangsung, dan faktor apa saja yang mungkin menyebabkannya, untuk mendapat jenis pengobatan yang tepat.
[embed-health-tool-bmi]