backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

10 Penyebab Sakit Kepala pada Anak, Waspadai Gejala Penyertanya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 18/01/2024

10 Penyebab Sakit Kepala pada Anak, Waspadai Gejala Penyertanya

Sakit kepala merupakan keluhan yang umum terjadi pada anak-anak. Anak yang mengalami sakit kepala biasanya bukan karena hal serius. Meski begitu, sakit kepala juga bisa disebabkan oleh migrain atau penyakit lainnya seperti tumor otak atau meningitis. Simak terlebih dahulu penyebab, gejala, serta cara mengatasi sakit kepala pada anak di bawah ini.

Penyebab sakit kepala pada anak

kurang zat besi pada anak

Sakit kepala dapat terjadi pada seluruh bagian kepala atau hanya terpusat di satu area kepala. Sakit juga dapat terjadi sekali saja atau berulang kali.

Nah, kemungkinan penyebab sakit kepala pada anak ada banyak. Anak sering sakit kepala mungkin karena kurang tidur, kurang makan serta minum, atau karena sedang terserang infeksi di telinga atau tenggorokan, seperti pilek atau sinusitis.

1. Migrain

Migrain yang terjadi pada anak ada kemungkinan dimulai sejak dini dan menjadi penyebab sakit kepala.

Melansir dari John Hopkins Medicine, diperkirakan hampir 20% remaja mengalami sakit kepala jenis migrain dengan usia rata-rata 7 tahun untuk anak laki-laki serta 10 tahun untuk anak perempuan.

Perlu diingat kembali bahwa setiap anak mungkin mengalami faktor yang berbeda. Salah satunya adalah adanya riwayat keluarga.

2. Sakit kepala tegang

Sakit kepala tegang atau tension headache merupakan jenis sakit kepala yang paling umum terjadi.

Hal yang memicu terjadinya sakit kepala jenis ini pada anak-anak adalah aktivitas fisik yang terlalu melelahkan hingga stres atau konflik emosional.

3. Sakit kepala sebelah

Sakit kepala sebelah atau sakit kepala cluster biasanya dimulai pada anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki.

Jenis sakit kepala ini biasanya terjadi pada waktu tertentu dan dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Tidak hanya itu, sakit kepala sebelah juga bisa muncul kembali setiap tahun atau dua tahun.

4. Tidak sarapan atau makan siang

Anak harus sarapan setiap hari. Bukan hanya untuk memenuhi nutrisinya pada pagi hari sebelum beraktivitas, tetapi juga mencegah dari terjadinya sakit kepala. Makan siang pun juga begitu.

Apabila jarang sarapan dan makan siang ternyata rentan mengalami sakit kepala. Akibatnya, anak malah jadi lemas sepanjang hari dan tidak bisa bebas bermain dengan teman sebayanya.

Kandungan nitrat (sejenis pengawet makanan) pada daging dan sosis ternyata juga dapat menyebabkan sakit kepala pada anak.

Beberapa jenis makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti soda, cokelat, kopi, dan teh juga dapat memberikan efek yang serupa.

5. Dehidrasi

Dehidrasi karena kurang minum atau olahraga berlebihan bisa menyebabkan sakit kepala.

Ketika dehidrasi, otak akan kekurangan pasokan oksigen dan mengakibatkan tekanan berlebihan di kepala sehingga menyebabkan sakit.

Maka dari itu, selalu bekali si Kecil dengan botol air minum supaya ia tidak dehidrasi saat di sekolah. Dengan begitu, anak juga jadi lebih sehat dan terhindar dari risiko nyeri kepala.

6. Stres

Bila anak mengeluhkan sakit kepala saat pulang sekolah, coba tanyakan bagaimana kesehariannya di sekolah.

Bisa jadi anak baru saja dimarahi oleh guru atau bertengkar dengan teman sebayanya hingga menimbulkan stres.

Ya, stres dapat menjadi salah satu penyebab sakit kepala pada anak. Anak dengan depresi pun sering mengeluh sakit kepala, terutama jika mereka sedang sedih atau kesepian.

7. Infeksi

Penyakit pilek, flu, infeksi telinga, dan sinus adalah beberapa penyebab sakit kepala pada anak-anak yang paling umum.

Namun, bila disertai dengan demam dan sensasi kaku pada leher, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi yang serius seperti meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis (radang otak).

8. Cedera kepala

Benjolan atau memar di kepala bisa menyebabkan sakit kepala.

Walaupun sebagian besar cedera kepala tergolong ringan, tetap bawa si Kecil ke dokter jika ia baru saja terjatuh atau terkena pukulan keras di kepala.

Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko perdarahan di kepala anak.

9. Tumor di kepala

Pada kasus yang jarang, tumor atau perdarahan di otak dapat menyebabkan sakit kepala kronis, dan ini bisa terjadi pada anak.

Meski begitu, sakit kepala yang mengarah ke tumor tidak berdiri sendiri, karena biasanya diikuti dengan gejala lainnya, seperti gangguan penglihatan dan sensasi pusing selama berhari-hari.

10. Faktor lainnya

Selain penyebab di atas, ada pula faktor-faktor lain yang membuat anak rentan mengalami nyeri di kepala, di antaranya:

Cara mengatasi sakit kepala pada anak di rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah sebagai pertolongan pertama untuk mengatasi sakit kepala pada anak. Berikut di antaranya.
  • Beristirahat di tempat yang tenang dengan suasana yang cukup gelap.
  • Menghindari pemicu sakit kepala seperti makanan, minuman, atau kurangnya waktu tidur.
  • Melakukan peregangan dan rutin berolahraga.
  • Minta anak banyak minum air putih.
  • Mengonsumsi obat sakit kepala yang aman untuk anak-anak, seperti parasetamol atau ibuprofen.

Kapan harus bawa anak ke dokter?

penyakit mata pada anak

Gejala yang mungkin muncul pada orang yang mengalami sakit di kepala bisa berbeda-beda. Umumnya, jenis sakit yang berbeda memiliki gejala yang juga tak sama.

Biasanya sakit kepala tidak berbahaya dan dapat pulih dengan sendirinya seiring waktu. Namun, beberapa kasus dapat menjadi pertanda dari penyakit yang lebih serius pada anak.

Oleh karena itu, ada beberapa gejala yang bisa Anda jadikan patokan untuk menemui dokter. Segera hubungi dokter jika si Kecil mengalami sakit kepala yang diikuti beberapa kondisi berikut.

1. Sakit kepala disertai demam dan leher kaku

Apabila sakit menyebabkan anak tidak bisa mendongakkan lehernya ke atas atau menurunkannya ke bawah, atau ia juga tidak bisa menggelengkan dan memutar kepalanya, Anda harus segera bawa ke rumah sakit terdekat.

Sakit kepala pada anak yang disertai demam dan leher kaku bisa menjadi pertanda meningitis. Meningitis adalah peradangan selaput otak yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus.

Bayi dan anak-anak sangat rentan terhadap meningitis karena sistem kekebalan tubuh mereka belum mampu melawan infeksi sebaik orang dewasa.

2. Sakit kepala tidak juga berhenti meski sudah minum obat

Sakit kepala umumnya akan mereda setelah minum obat nyeri semacam paracetamol atau ibuprofen dan beristirahat.

Namun jika keluhannya masih saja muncul setelah itu, apalagi malah makin parah, sebaiknya bawa anak ke dokter.

Terlebih jika nyeri disertai dengan gejala lainnya, seperti lemas atau penglihatan kabur, dan kondisi lainnnya yang sampai mengganggu aktivitas anak.

3. Sakit kepala disertai muntah-muntah

Jika sakit kepala disertai dengan sering muntah-muntah tapi tidak menunjukkan gejala lainnya, seperti diare, ini mungkin disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam otak (tekanan intrakranial).

Terlebih jika rasa sakitnya semakin berat dari sebelum-sebelumnya. Segera bawa anak ke dokter jika mengalami kondisi ini.

4. Ketika sakit kepala sampai membangunkan anak dari tidurnya

Ketika sakit kepala terasa sangat hebat sampai-sampai anak terbangun dari tidurnya, ini kemungkinan pertanda disebabkan penyakit serius yang harus segera ditangani.

Sakit kepala juga bisa bertambah buruk ketika anak batuk, bersin, atau memijat kepalanya.

Selain itu, mungkin juga disertai dengan mual dan muntah setiap kali anak mengalami kepala yang sakit.

5. Ketika sakit kepala sering terjadi atau berkali-kali

Jika anak sering sekali mengalaminya (lebih dari dua kali seminggu) atau sakit tersebut sampai membuat mereka kesulitan beraktivitas seperti biasanya, sebaiknya konsultasikan ke dokter mengenai kondisi anak Anda.

Apa yang akan dilakukan dokter?

gejala asma pada anak ke dokter

Dokter akan lebih dulu mencari tahu penyebabnya dengan melakukan beragam pemeriksaan fisik dasar. Dokter mungkin juga akan menanyakan hal-hal berikut pada anak dan juga Anda.

  • Sejak kapan sakit kepala terjadi?
  • Bagian mana yang terasa sakit?
  • Berapa lama rasa sakitnya sudah dirasakan?
  • Apakah pernah mengalami kecelakaan atau trauma di kepala?
  • Apakah sakit kepala ini sampai mengubah pola tidurnya?
  • Adakah posisi tubuh tertentu yang semakin memicu kepala terasa sakit?
  • Apakah ada tanda emosional atau psikologis yang berubah?

Jika dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, dokter akan melakukan MRI atau CT scan pada kepala anak. MRI digunakan untuk melihat kondisi pembuluh darah yang menuju bagian otak.

CT scan membantu mencari keberadaan tumor atau melihat kondisi saraf yang tidak normal dalam kepala, atau untuk melihat ada tidaknya kondisi abnormal pada otak anak.

Penanganan sakit kepala akan tergantung dengan penyebab yang memicunya. Jika semua hasil tes negatif, dokter biasanya akan memberikan obat yang bisa diminum di rumah untuk meredakan sakit kepala.

Jika ada salah satu hasil tes yang mencurigakan, dokter dapat merekomendasikan rencana perawatan selanjutnya sesuai penyebab sakit kepala pada anak.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 18/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan